M

529 55 6
                                    

Hai semuanya makasih sudah mampir.

Happy reading yorobun.
=================================














Gempa sudah sibuk di pagi-pagi buta karena ulah seseorang yang sedang tiduran di kamar Taufan, keringat dingin terus keluar dari tubuhnya.

Tangan yang cantik sedang memeras handuk kecil dan menempelkannya ke atas dahi adiknya, bahkan semua orang sedang berkumpul di satu kamar.

Mereka khawatir karena satu orang yang jarang sakit tapi sekalinya sakit beh, Gempa duduk di ujung kasur melihat kakak dan adik-adiknya.

Ia melihat alat untuk mengukur suhu badan yang tadi ia masukkan ke dalam mulut Blaze, suhu badannya semakin naik padahal tadi ia sudah minum obat.

Taufan yang melihat hal itu langsung menggendong tubuh Blaze di punggungnya dan berjalan menuju garasi, Hali dan Gempa mengikuti Taufan yang sudah ada di garasi.

Gempa duduk di belakang sambil memeluk tubuh Blaze yang sedang menggigil kedinginan dengan pundaknya yang menjadi sandaran kepala Blaze, Taufan sekarang mengambil alih kemudi sedangkan hali berjaga-jaga saja sambil duduk di samping Taufan.

Ice duduk di rumah menjaga kedua adiknya yang ada di rumah, sekarang kita berfokus pada sisi Taufan.

Taufan membawa mobil hali dengan kecepatan tinggi membelah jalan malam untung jalan saat itu sedang sepi jadi perjalanan bisa lancar, Taufan tak henti-henti menyalahkan dirinya sambil mengumpat dalam dirinya.







"Ini bukan salahmu tapi jika kau membuat kita bertemu tuhan lebih cepat itu baru salah mu"






Ucap Hali yang sedang memegang kuat tali pengaman di kursi mobilnya, saking cepatnya mobil yang di kendarai sama Taufan.

Tak lama setelahnya mobil sudah sampai di depan rumah sakit yang terbesar di kota hilir, Taufan lebih dulu turun sambil membawa tubuh Blaze.

Sekarang mereka bertiga sedang duduk di bangku tunggu depan ruangan UGD, Gempa sedang menenangkan kakaknya yang sedang gemetaran kepala Taufan sudah tenggelam dalam pundak Gempa.

Hali mengusap punggung Taufan sambil menunggu dokter keluar dari ruangan, Gempa melihat ke arah Hali.

Hali yang merasa di perhatikan langsung melihat ke arah Gempa dan mengulurkan tangannya mengelus rambut halus milik Gempa dan menurunkan tangannya untuk mengelus pipi Gempa, tak lama setelah menenangkan adiknya Hali mendengar suara pintu di buka.

Mereka bertiga kompak melihat seseorang dengan jas putihnya keluar dari ruang yang sangat di takuti kebanyakan orang, dokter bilang kalau Blaze hanya shock dan sekarang keadaannya lebih baik dari tadi.

Mereka bisa bernafas lega bahkan Taufan sampai meneteskan air matanya, tapi mereka belum di izinkan untuk menjenguk kata dokternya lagi biarkan pasien istirahat besok baru di izinkan untuk menjenguk.

Blaze nanti akan dipindahkan ke ruang inap setelah keadaannya di katakan stabil, Hali menepuk pundak Taufan seakan memberi tau untuk pulang karena mereka masih punya tanggungan di rumah.

Taufan mengganguk sebelum ia pergi ia melihat ke arah Blaze untuk yang terakhir kalinya sebelum pulang ke rumah, mereka bertiga meninggalkan rumah sakit dan segera pulang ke rumah.

Sekarang bukan Taufan yang mengendarai mobil melainkan Hali ia tak mau mobil kesayangannya hancur gara-gara adik nggak ada akhlak kayak Taufan, sedangkan yang duduk di kursi belakang sedang memeluk erat tubuh Gempa sampai ia tertidur di pundaknya.

Sedangkan Gempa sendiri ikut menidurkan kepalanya di kepala kakaknya, Hali yang melihat kedua adiknya yang membuatnya gemas sendiri.

Tak butuh waktu lama mereka bertiga sudah sampai di rumah, Hali bingung antara mau membangunkan atau menggendong satu-persatu.

Back Home Where stories live. Discover now