15

1.9K 199 20
                                    

Akey terdiam tanpa bergeming sedikitpun, tatapan matanya yang kosong membuatnya seperti kehilangan jiwa. Terlebih dengan penampilannya yang berantakan belum lagi tangannya yang terikat.

" Hey aku harus memanggilmu apa " tanya Wanda sekedar berbasa-basi namun tidak mendapatkan respon apapun.

" Anjir tu bocil serem bener dah trauma nih anak orang " Panggu masih terbayang-bayang dengan cara sadis Geyo.

" Diam Panggu lebih baik lo ambi p3k " kesalnya mendengar celetukan Panggu yang tidak ada habisnya.

" Jadi ikatannya mau di lepas " tanya Arja yang bersikap agak dewasa.

" Nanti, gue mau obatin dulu setelah itu terserah lo "

Wanda mengambil kotak p3k yang Panggu bawa dengan segera mengobati luka Akey. Wanda mengernyitkan dahi saat Akey tidak memberikan respon apapun.

Setiap luka yang Wanda sentuh tidak di reaksi apapun olehnya. Seakan tenggelam dalam pikirannya dan tidak tahu cara kembali.

" Mungkin ini sedikit sulit " Ucap Wanda menepuk bahu Arja sesaat setelah mengobati luka itu.

" Hem "

Arja masih tidak beranjak dari tempatnya, masih setia memperhatikan Akey yang bahkan seperti tidak bernafas.

Bohong jika ia bilang anak itu baik-baik saja, yang menjadi pertanyaannya adalah kenapa tidak ada yang sadar sebelumnya kecuali satu orang.

Arja menghela nafas panjang kemudian melangkah menuju tempat Akey membeku.

" Akey " panggilnya tidak mendapatkan respon apapun.

Kembali Arja dibuat harus menghela nafas, ia tidak yakin pergerakan maupun katanya di dengar oleh Akey.

Tak menyerah Arja duduh di samping Akey yang masih terikat.

" Kau tahu aku punya cerita membosankan " ucapnya sembari perlahan-lahan melepaskan ikatan di tangan Akey.

" Awal mula aku masuk geng Zeffons sebelumnya karena terpaksa menjadi babu mereka " masih tidak ada respon apapun dari akey.

" Aku hanya anak yang tidak tahu arah, seorang anak yang di besarkan oleh wanita kuat sendiri di dunia yang berat ini "

" Ibuku singgel peren aku bahkan tidak tahu seperti apa ayahku tapi yang ku tahu wajahnya sama persis sepertiku "

" Kami tidak kekurangan apapun... Kecuali ibuku yang agak sedikit gila. Seorang wanita tangguh di luar_ monster di rumah, yang membuatku penasaran adalah kenapa aku masih di biarkan hidup hingga sekarang "

Arja terus bercerita tentang masa lalunya yang sedari kecil terus terluka. Karena wajahnya yang mirip ayah membuat ibunya tidak bisa menahan amarah yang meluap.

Baik luka fisik maupun mental ia berikan sekedar untuk menenangkan diri dan balas dendam pada pria yang tak mau bertanggung jawab itu.

Banyak pertanyaan di benaknya mengapa ibunya itu membiarkannya hidup, memangkah di pantas mati, kenapa tidak bunuh saja dia, semua pertanyaan itu berputar di kepalanya.

Namun semua pertanyaan itu sirna saat melihat tatapan lembut dan senyum menawan ibunya itu saat di luar rumah membuatnya bertahan dan menanti semua itu kembai.

Ia yang tenggelam dalam kebohongan yang indah dan terhanyut tanpa arah.

Arja tersadar telah berapa banyak kisahnya yang ia ceritakan. Ia melirik Akey tidak berharap ceritanya mampun menggerakkan anak itu.

Nyatanya Akey balik melirik Arja yang berhenti bercerita. Ada kilatan keingintahuan di matanya membuat Arja tersenyum penuh semangat.

" Jadi ya gue agak nakal dulu kerjaan tiap hari tauran melukai seperti saat aku di lukai, sampai gue ketemu Daylen dan kalah telat. Gue di seret ke basecamp nya terus di jadiin babu emang anjing sih "

Figuran Adu DombaWhere stories live. Discover now