26

806 94 12
                                    


Entah sudah berapa lama mereka berjalan, yang mereka tau kedua kakinya sudah kelelahan. Dari kajauhan merak melihat sebuah warung, keduanya berjalan dengan semanga ke sana.

Begitu sampai Geyo dengan semangat memesan makanan dan minuman sedangkan Akey hanya memasan minuman.

" enaknya mie indo favoritku " senangnya.

" jadi kau benar-benar kabur untuk mie instan "

" ava autuh u galas " balas Geyo dengan mie yang penuh di mulutnya.

" Gak jelas "

Akey tidak melanjutkannya, ia lebih memilih menikmati es segar yang melalui tenggorokannya.

Mereka saling diam, sibuk dengan pikiran masing-masing. Seperti Geyo yang  berpikir keras hinga mengernyitkan dahinya.

" kalau di postingan anggota Black Diemons, mereka lagi cari Akey. Kalau gini sih berarti masih sejalan ama yang di buka cuma kayaknya timingnya aja yang beda "

Geyo melirik Akey sekilas, menjatuhkan dagunya di meja. Sebenarnya dia khawatir endinga yang dia susun tidak bisa terjadi karena aturan atau takdir yang mengikat Akey. Bagaimanapun ia mengubahnya semuanya akan kembali mengikuti jalan takdir.

Tapi bagaimana jika ada kejadian besar atau sebuah pengorbanan apakah takdir bisa di ubah. Seperti orang yang mendonorkan hatinya untuk kehidupan yang seharusnya berakhir dengan mengorbankan kehidupannya yang seharusnya berlanjut. Atau orang yang mendonorkan salah satu ginjalnya untuk berbagi kehidupan dengan orang lain.

Di lain sisi Akey juga sedang tenggelam dalam pikirannya. Bukan tentang masa lalu tapi masa depan, seperti rencana apa yang ia lakukan kedepannya. Tidak mungkin jika ia harus tinggal di kostnya Geyo. Dia butuh pekerjaan yang bisa menambah tabungannya dan kelansungan hidupnya ke depan.

Saat keduanya asik dengan pikiran masing-masing, sebuah mobil mewah berhengi tepat di depan warung, saat Akey menyadarinya raut wajahnya berubah kesal.

" weh anggota Black Diemons mana nih atau bodygardnya Damelos " antusias Geyo di balik wajah kesalnya.

Seorang pria turun dari mobil dengan muka judesnya mendekat ke arah mereka.

" ikut " perintah ya sambil menarik kasar tangan Akey.

Geyo reflek menghadang begitu juga pemilik warung yang khawatir melihat salah satu pelanggannya di tarik kasar.

" Den jangan kasar gitu coba bicara baik-baik dulu " bujuk pemilik warung.

" iya siapa dah lu tiba-tiba narik temen gue " tambah Geyo.

Pria itu nelayangkantataoan tajam yang menusuk membuat Geyo dan pemilin warung sedikit goyah.

Di keluarkannya tiga lembar uang merah dan meletakkannya kasar di meja.

" woy gaksopan banget sama orang tua, kaya minim akhlak " ngegas Geyo tidak terima, 3 lembar buat bayar mie sama es teh bisa ngitug rugi tuh.

" Dia teman mu " tanyanya

" Kenapa kau peduli " jawab Akey judes.

Geyo mencoba mengingat apa dia pernah melihat pria itu. Sikapnya terlalau berani untuk seorang bodygard. Seingatnya dia juga tidak melihat orang itu saat di area balapan, jadi siapa dia?

" Hey kau temannya " tanyanya judes.

" haaa? " jawabnya ngeselin.

" kau juga masuk " tambahnya kesal.

Ck, Geyo berdecak kesal kemudian masuk ke dalam mobil dan menutupnya keras. Akey dan pria itu mengernyitka dahi bingung.

" Dia benar temanmu " tanyanya lagi.

Figuran Adu DombaWhere stories live. Discover now