10. Makan malam

84.7K 7K 19
                                    

"Yang Mulia, Hamba benar-benar tidak tahu bahwa Anda memiliki sisi—"

"Dia terluka." Potong Aarazka dengan cepat tak membiarkan Rezel melanjutkan perkataannya. Wajah flat Aarazka kentara sekali saat ia terlihat khawatir pada Camellia beberapa jam yang lalu. Jangankan orang-orang, bahkan ia sendiri masih tidak percaya akan perilakunya tadi. Entah mengapa, saat mendengar rintihan sakit dan melihat luka dari gadis itu membuat Aarazka merasakan sensasi yang berbeda. Seperti ada sebuah perasaan masa lalu yang kembali hadir di dirinya. Seolah perasaan masa lalu yang telah ia kubur lama-lama kembali bangkit. Itu semua karena Camellia. Entah perasaan apa itu, yang jelas terasa seperti..ia kembali menjadi manusia? Entahlah, ia masih bingung hingga saat ini.

Rezel berusaha menahan kedutan di bibirnya, ia sangat tahu bagaimana watak kaisarnya sendiri. Sebab pengabdiannya terhadap Aarazka bukanlah setahun dua tahun, ketika Aarazka berusia empat tahun, Rezel sudah berusia enam tahun dan telah bertugas untuk menjaga Aarazka. Dari umur empat tahun sampai sekarang, bisa dibilang Rezel adalah kakak terdekat namun bukan keluarga Aarazka. Jadi, Rezel sangat tahu bagaimana tingkah dan sikap Aarazka.

Lagipula tidak ada luka di bagian kaki permaisuri, lantas mengapa harus di gendong? Ck, kaisarnya benar-benar terlalu kaku. Tapi hal tersebut membuat Rezel merasa bahagia. Itu artinya kaisar sedikit mulai melepas kebekuan di hatinya. Setidaknya dengan keberadaan permaisuri Camellia, bisa merubah kepribadian kaku dan dingin dari Kaisar.

Apalagi jika mengingat alasan mengapa kaisar Aarazka bisa sedingin ini dan bahkan dijuluki sebagai seorang tiran seantero Karmel. Kejadian masa lalu yang kelam telah menjadikan sesosok anak kecil yang polos dan ceria tumbuh menjadi pria berdarah dingin dan kejam. Tidak mengenal belas kasihan dan tidak mengenal cinta. Bahkan dengan tega membunuh keluarganya sendiri. Itu semua karena kejadian kelam yang membuatnya trauma.

Tetapi, seakan tidak dapat dipercaya. Pria kejam dan berdarah dingin itu secara tiba-tiba menggendong mesra istrinya masuk ke dalam kamar. Walau memiliki alasan yang kurang masuk akal, setidaknya kaisar bisa sedikit berubah. Berharap kejadian masa lampau itu tidak lagi menghantuinya dan hidup bahagia bersama sang istri. Tentunya harus dengan cinta.

"Tidak ada luka di bagian kaki permaisuri, Yang Mulia." Ucap Rezel menahan tawa. Bilang saja karena khawatir, tidak perlu gengsi seperti itu.

Aarazka mendengus, "aku menyuruhmu untuk bekerja. Mengapa masih di sini?" Kata Aarazka dengan dingin tanpa menoleh. Ia sibuk dengan kegiatannya dalam pemberian tanda tangan dan balasan dari setiap kertas-kertas yang berserakan di mejanya.

Rezel yang awalnya ingin tertawa segera berwajah datar, padahal ia hanya bertanya. Ck, memilih untuk tidak peduli. Rezel pun keluar dari ruang kerja kaisar untuk melakukan pekerjaannya. Biarlah kaisarnya tetap menjadi pria tsundere yang gengsi dalam mengungkapkan perasaannya.

Selang beberapa detik setelah kepergian Rezel, tangannya yang awalnya sibuk memberi tanda tangan dengan lihai langsung terhenti. Pandangannya menyapu ke depan dengan pikiran yang mengarah pada Camellia. Iris matanya yang berwarna emerald dengan lekukan mata yang tajam, seolah sedang memikirkan sesuatu dengan serius.

Ia masih bingung dengan sikapnya, mengapa pula ia harus repot-repot mengkhawatirkan gadis itu. Bahkan jika pun terluka, mengapa ia harus peduli? Tidak biasanya ia memiliki rasa seperti ini, apakah ini yang namanya simpati? Ya, mungkin saja. Ini pasti hanya rasa simpati saat melihatnya terluka. Bukan..ekhem, cinta 'kan?

Ck! Mana mungkin bisa ia mencintai gadis yang bahkan baru kemarin mereka berbicara secara kontak langsung. Tidak mungkin rasa cinta muncul dengan begitu mudahnya, ya..ia yakin sekali bahwa rasa kepeduliannya terhadap Camellia hanyalah rasa simpati. Tidak lebih.

***

Di kediaman selatan, tepatnya di dalam kamar permaisuri. Camellia sudah bersiap-siap untuk makan malam bersama. Tadi ia juga sudah memberi arahan pada Canute agar memberitahukan pada kaisar bahwa mereka akan makan malam bersama. Sempat juga Canute bertanya padanya perihal kejadian tadi siang, saat Aarazka menggendongnya dan membawa ia masuk ke kamar.

Camellia hanya menjawab seadanya, ia berkata bahwa kakinya sedikit terkilir dan menyuruh kaisar untuk membawanya. Canute percaya saja atas kebohongan Camellia. Walau ia sedikit merasa bersalah karena telah berbohong pada Canute. Tapi mau bagaimana lagi, mana mungkin ia mengatakan bahwa Aarazka menggendongnya hanya karena khawatir. Nyatanya yang terluka tangannya bukan kakinya.

Eh, tunggu. Seolah teringat sesuatu, Camellia mengangkat tangan kanannya dan melihat perban di tangannya dengan instens. Lalu tak lama sebuah ide menarik muncul di kepalanya.

"Berpura-pura tanganku masih sakit dan menyuruh Aarazka untuk menyuapiku, hehe." Gumamnya dengan mantap, dengan begitu ia bisa semakin mudah menarik perhatian Aarazka.

Idenya tidaklah buruk karena memang tangannya masih sakit, walau sebenarnya masih bisa ditahan hanya untuk sekedar menggenggam sendok. Tapi bukan Camellia namanya jika tidak mencari kesempatan dalam kesempitan.

"Yang Mulia, kaisar setuju akan ajakan Anda." Terdengar suara Canute dari luar pintu, dengan segera Camellia berlalu dan berjalan menuju ruang makan.

Pakaian yang gadis itu kenakan terbilang sederhana, hanya berwarna biru sedikit polos karena ada beberapa motif mawar di bagian dada gaunnya. Rambutnya diikat setengah dengan pengait polos berwarna merah di rambutnya. Terlebih tubuhnya yang ramping dan tingginya yang semampai, kesan cantik dan anggun terlihat secara bersamaan.

Tak butuh waktu lama baginya untuk tiba di ruang makan, ia melihat sebuah meja panjang yang menjulang dan di atasnya terisi segala macam makanan yang menggugah selera. Kursinya masih kosong yang artinya Aarazka belum tiba.

Camellia memilih duduk di kursi sebelah yang dekat dengan kursi Aarazka nanti, dengan begitu Aarazka bisa dengan mudah menyuapinya.

Tak butuh waktu yang lama untuk menunggu, orang yang paling ditunggu pun akhirnya tiba dan mengambil posisi duduk di dekat Camellia.

"Kukira kau takkan datang."

"Aku akan selalu datang, jika kau mengundangku."

***

Tbc

28 Juli 2023

Suddenly I became the Empress [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang