Terpisah

244 15 2
                                    

Bug!!

Bug!!

Bug!!

"Berhenti."
Dua laki-laki berbaju rapi itu menghentikan kegiatan mereka ketika mendengar suara serak pria dari belakang.

"G- Gem? Gem Tolong gue. Gue bukan p-penghianat." Sentak lelaki yang
diikat itu lirih.

Nama Pria tersebut adalah Gempa, Pria berparas Tampan nan rupawan.

Gempa menatap datar lelaki dihadapannya ini, tapi didetik kemudian dia tersenyum manis dan bertepuk tangan beberapa kali hingga datang beberapa Maid dengan makanan daging yang menggiurkan.

"Sun kamu mau makan yang mana?, Enak semua loh" kekeh Gempa.

Sun menatap satu-satu daging itu.
"D-daging siapa i-itu?" Gempa tersenyum bahagia.

"Emm pinter banget sih, daging ini punya mama kamu, ini ayah kamu, terus terus yang ini punya adik kamu!, Gimana? Enakloh" Tawa kecil Gempa.

Sun menggeleng-geleng tidak percaya.
"G-gak!! Gak mungkin!!" Tangis Sun.

Gempa mengerut bingung.

"Kok gak percaya sih?, Yaudah ini masih ada kepalanya." Ucap Gempa sambil mengambil karung dan membukanya.

Sun tampak semakin histeris dan menangis kencang.

Gempa dengan santai melempar tiga buah kepala manusia itu dihadapan Sun yang menangis.

"Tenang aja, aku pakai mereka pakai kapak tajam kok, jadi cuman sebentar sakitnya, hehe"

Sun menatap Gempa tajam.

"Dasar manusia psikopat!! Gila!! Banjingan!! Kenapa Lo bunuh keluarga gue bangsat!!"

Gempa tersenyum simirk "pake nanya otak Lo masih berfungsi kan?" Tanya santai Gempa.

"Udahlah enek gue liat muka Lo"

"002 tembak dia!"

'Dor!!'

"001 buang dia kelaut ke atau apalah, sebelum mayat itu membusuk, jangan sampai lantai ini jadi bau busuk" Santai Gempa beranjak pergi keluar dari ruang bawah Tanah rumah Mansion miliknya.

"Hm"

• • •
Brakk!!
"Cuman Segini!! Hah!!? Mana uang sisanya!! Pasti kamu jajan kan Blaze!?!" Pemuda yang dibentak itu menunduk takut.

"Paman uang itu buat bayar sekolah Blaze sama adek-adek Blaze yang udah nunggak selama tiga bulan" lirih Blaze.
Laki-laki Dihadapan Blaze ini mengelut kesal dengan rahang mengeras dia beranjak mendekat dan menggenggam dua bahu Blaze.

"Dasar tidak berguna!!! Kau dan adik-adik mu mau aku jual hah!!?, Dasar kurang ajar, kalian itu cuma beban disini! Kerja aja gak becus, dan seenaknya mengambil uang nya yang sudah menjadi hak ku, kalian tau kalian itu benalu dirumah ini, KALIAN DENGARKAN, KALIAN SEMUA AKAN KU JUAL, jadi siapkan diri kalian." Laki-laki itu beranjak melewati Blaze.

Blaze menatap kosong hadapan nya putus asa dalam hidupnya 'Kakak... Tolong bantu Blaze.'

Air mata turun dari mata bernetra merah iris itu dengan perasaan sesak.

"Kakak, sudah ku bilang itu ide yang buruk" Seorang pemuda muncul dari balik kursi sofa tempat dia bersembunyi tadi, matanya tertuju ke lantai entah apa yang menarik dari lantai tersebut, lalu dia bungkam tidak bersuara lagi, masih terdengar suara isakan kecil kalau dia memilih menangis dalam diam.

"Hiks.. kita akan di jual, hikss.. aku tidak mau mati hiks..aku rindu kakakk, setidaknya sebelum aku mati aku mau kita kumpul bersama lagi." Kata anak laki-laki meracau tidak jelas, sambil memeluk adiknya dengan erat yang dipeluk hanya diam saja,sambil memeluk kakaknya tidak kalah erat.

.
Baru Prolog ^^

Jangan lupa Vote!

║⁠ㄏBBB Mafia Story乁⁠║Where stories live. Discover now