Di culik

131 13 0
                                    

Company grub Haliean.

Perusahaan besar yang mencangkup banyak saham karena keterlibatan pesawat dalam segala hal. Baik dalam dan luar negara.

Perusahaan ini bahkan mengalahkan perusahaan ternama nomor 1 dalam dunia jangka waktu beberapa hari karna pulangnya Hali. Uang triliunan bahkan jika saat ini Hali hilang dalam 50 tahun sekalipun hartanya tidak akan habis difoya-foya dan dihamburkan disepanjang jalan raya. Tidak ada rasa gembira kecuali bersama dengan adik-adiknya.

Hali menatap datar layar dan dokumen diatas meja dan kursinya. Tempat penghasil uang. Menyebalkan.

Tring!?
Tring!?
Tutt..

"Halo?"

"Why? Are you looking for brother?"
Sontak mata elang Hali melotot mendengar suara diseberang sana.

"Apa?! Apa yang lo mau!?! Moon? Jawab bangsat!?" Yang dibentak hanya tersenyum tipis.

"It's fine, gue gak butuh apa-apa selain adik Lo yang polos itu".

Jawaban diseberang sana berhasil membuat nafas Hali kian memburu.
Apa lagi ini? Sosok laki-laki yang hampir membunuh Halilintar lima tahun yang lalu tanpa beban meminta adik kecil miliknya.

"Jangan mimpi Anjing! Jangan masukin adik gue kedalam masalah kita!" Sentak Hali.

"Kita? Itu urusan lo dong! Jangan samain gue Ama lo babi! Dan yah gue udah dapat apa yang gue mau jadi jangan lupa" Sontak bertambah kagetlah Hali dengan firasat tidak benar. "Ha?" Menyadari kebingungan lawan, Pria bernama Moon itu melepas penutup mulut sandera nya yang telah menangis.

"Hiks, hiks k-kak Ha-Hali, sakit k-kak! Tolong Th-thron hiks!"

Hali menutup mulut tidak percaya. "Gimana? Bagus kan, mainan calon mayat gue?" Mata Hali menutup mencoba menetralkan detak jantungnya yang tidak beraturan, apakah dia selalu menyakiti adiknya? Hingga begini?

"Mau apa Lo?"

"Good! Peka banget sih sahabat gue, gak ada sih, gue cuma mau 50% saham perusahaan Lo atas nama gue terus tiket pesawat karna banyak polisi yang buat gue gak bisa kemana-mana secara bebas lah, dan jangan lupa uang tembusannya, Lean!"

Tut...

Degup jantung mulai tidak beraturan dengan kepala menunduk tapi tidak urung pula senyuman simirk berbahaya itu tertarik.
'begini cara main mu? Baik kita akan bermain puas. Hadiah ku sangatlah menarik!' Batin Hali.

Sementara itu ditempat yang lain...

Ais sial hari ini jadwal sekolah Solar pakai baju olahraga dan jadwal sekolah Gempa pakaian bebas. Gempa dengan pakaian olahraga Hoodie coklat tua dan Solar mengenakan kemeja abu-abu dan celana sepatu menampilkan kaki dan tubuh kecil miliknya.

Dan benar saja Solar disarankan oleh bawahan eh? Sahabatnya, baru benar! Tanah dan Kristal, Gempa meninggalkan mereka begitu saja, sedangkan Solar masih diutak-atik oleh mereka, Gempa menghelah nafas malas. Tapi ini demi prioritas adiknya yang akan jadi menarik untuk koleksinya. Detik kemudian Gempa sudah di motor Kawasaki ZX24RR keluaran terbaru uang dibeli karna eee... Tangan kurang kerjaan. Toh jika tidak ingat garasinya mau buat dimana mungkin sudah dibeli pabrik motornya.

Brumm!
Brumm!!
Brumm!!

Motor Kawasaki itu berhenti dengan sang pemilik yang biasa memajang muka datar dan dingin. Saat Gempa membuka helm full miliknya telinga indah itu menangkap beberapa ocehan yang dianggap bumbu panas pagi hari.

"Baiklah, ayo selesaikan" gumam pelan Gempa.

Dengan santai melihat orang-orang yang menatapnya bingung, tertawa kecil, jijik, dan entahlah.

"Solar!!? Lo terlambat kan? Bersihin tuh toilet seluruh sekolah nih!" Ucap pemuda itu sambil menyodorkan pel dan juga ember. Tepat dihadapannya Gempa menghentikan langkah kakinya lalu menatap Senja dari atas hingga ke bawah.

"Kenapa gak Lo aja yang bersihin? Nanti gue bayarin lebih banyak dari harga diri Lo tuh!" Senyum Gempa.

"Heh!? jaga mulut Lo gue bukan gigolo yang Lo bilang kek gitu!!" Bentak Senja sambil menarik kerah baju Gempa.

"Yang bilang Lo gigolo siapa? Kalo mau ngaku jangan disini dong!? Kan malu nanti" kekeh Gempa memiringkan kepalanya.

Sontak jawaban Gempa membuat Senja naik pembuluh darah. Tangan Senja terangkat berniat kasar mencoba memukul Gempa, wajah Gempa yang dia anggap Solar.

'Blamm!'

Bukan-bukan Gempa yang terpukul dihadapan siswa-siswi saat ini tapi Senja dan bukan Gempa pelakunya.

Dia... Surya laki-laki tampan diatas rata-rata ini sedang berguna sebagai siswa prestasi menjabat menjadi perwakilan guru serta ketua osis.

"Sur-Surya, kenapa bisa lo bisa ada disini?!" Sahut Senja memegang pipinya memerah, Surya hanya diam memerhatikan Gempa datar.

"Siapa Lo?" Dingin Surya bertanya pada Gempa.

Jangan lupa Vote!

║⁠ㄏBBB Mafia Story乁⁠║Where stories live. Discover now