Kangen

149 15 0
                                    

Tidak kuasa menahan Air mata seluruh Adik asli mafia lantas menangis.

"Hiks, ka-kakak Gempa! Kak Ha-Hali?
Aku kangen ka-kakak-k, Huwaaa!!!"

Thron lebih dulu berteriak, alangkah rindunya dia dengan kakaknya, lantas berlari menerjang Gempa kedalam pelukannya, Gempa yang dipeluk pun tidak merasa keberatan dan mengelus lembut surai Thron.

"M-maafin kakak yah dek? Kakak salah ngebiarin kamu Ama si brengsek itu" lirih Gempa.

Thron menggeleng kuat "gak! Bukan salah kakak!! Tapi salah Thron hiks maaf!!"

Entahlah meskipun mereka adik kakak kembar tapi tubuh mereka berbeda jauh tapi tak diurungkan juga wajah mereka sama, berbeda sifat.

Ketiganya masih diam ditempat membuat Fang merasa bingung 'kenapa mereka malah pada bengong?' Begitu isi batin Fang.

"Hiks, Hwaaaaaa! Thron kau bohong! Nyatanya kau nangis tiap malam sesenggukan" Kini Blaze menangis Bombay, salah lebih tepatnya menangis Cepu.

"E-enggak k-kok T-thron gak nangis"

Hali menarik tangan Blaze kearah pelukannya, menepuk punggungnya dengan pelan lantaran Blaze menangis semakin kencang.

Tin Tinn..

Mobil Toyota Alphard terparkir dengan sempurna dipekarangan Mansion, seorang pemuda turun dengan tidak sabaran dari mobil, memakai baju jas berwarna biru Dongker tidak berdasi.

Berlari memeluk kedua insan yang masih belum dipeluk siapapun, dengan bersamaan dipeluknya dari belakang.

"Hallo, Adek-adek kakak yang comell!!" Sang kakak kedua mereka tiba-tiba muncul dengan suara ceria.

"K-kak Ta- Taufan?"

"Huh! Dasar, ketinggalan dua nih! Masa gak diajak pelukan sih??, Kalian berdua kaku sekali sama adik sendiri" semprot Taufan kepada Hali dan Gempa.

Mereka berdua lantas ke trigger apa yang diucapkan Taufan barusan.

"Oh iya! Ice Solar ayo sini" Setelah sadar apa yang diucapkan Taufan Gempa langsung cepat menangkup Ice dan Solar dalam dekapannya.

"Hiks.. hiks.. Solar rindu kakak"

"Ja-jangan tinggalin Ice lagi yah"

"Iya, Kakak akan melindungi kalian buat selama-lamanya" Kata Gempa tulus dari dalam hati.

"Hiks.. huaaa!! Kak Taufann!!"
Sontak Taufan kaget tiba-tiba Blaze  melompat ke arahnya dengan sigap Taufan pun menangkap agar tidak terjatuh.

"Walah, Blaze toh, haha, udah besar aja kamu tong!" Kata Taufan tidak kuat menahan tawa.

"Apaan sih kaa, orang kangen juga" Ucap Blaze masang muka cemberut.

"Haha, bercanda Lo Blazee, ihh makin gemess!, Mau ku potong pipinya" Ujar Taufan agak rada-rada gimana gitu.

"Ih, jangan dong!" Blaze rada sedikit merinding walau itu cuma candaan.

Sedang asik bercanda-canda Gurau, ternyata ada seorang pemuda yang telah dicuekkan keberadaannya.

"Kalian tidak ingin masuk?" Kata Halilintar yang sudah kepalang badmood.

"Yaudah Blaze Tolong Ajak adek-adek mu istirahat dikamar, Kakak masih ada kerjaan" Lembut Gempa.

"Gamau, is Kak Gem mah masih kangen juga!" Gempa terkekeh geli melihat tingkah laku Blaze. Ah dia merindukan momen saat ini situasi saat adik-adik nya manja bersamanya.

Yah meskipun situasi apapun hatinya telah mati dia selalu merasa hidup jika berada didekat keluarga.

"Solar sana geser sempit, hus-hus" Ucap Ice mengusir Solar bak ngusir ayam.

"Kau ajalah yang geser! Kan kau Gendut makanya enggak muat" Kata Solar tidak mau mengalah. Membuat urat nadi di perempatan wajah Ice terlihat.

"T-tolong Thron kejepit!" Sesak Thron Terjebak antara Ice dan Solar yang sedang beradu argument. Lantas Thron pun mundur secara perlahan menjauhi perang antar mulut.

"Kak Hali Ngambek haha! Ngakak banget, kacian gak diladeni adeknya" Ucap Taufan Mengolok-olok Hali. Blaze yang disampingnyapun juga ikut tertawa.

"Taufan! Sekali lagi ku lempar kau ke langit ketujuh!"

"Dasar Tsundere"

"Huh! Diam!"

"Kak Taufann!!" Lagi dan lagi Thron melompat kearah nya sama seperti Blaze, Namun kali ini dia tidak kaget, Taufan menggendong Thron dengan wajah berseri-seri tanpa beban layaknya anak kecil.

"Thronn, haha kau bertambah besar tapi masih tetap ringan haha"

"Hehehe mungkin Thron kurang gizi"

"Bwahaha apa maksud mu?"

Thron terdiam sejenak kemudian menggeleng pelan.
"Bukan apa-apa kok hehe"

Sekilas mata Taufan sempat menajam dengan ekspresi sulit dijelaskan, detik kemudian wajahnya kembali normal seperti biasa.

"Owh, hum! Kakak mengerti" Jelas Taufan mengangguk mantap.

"Loh kak Hali kemana?, Kak Hali!!"

"Sudahlah, kalian tidak ingin bertemu dengan ku, lebih baik aku pergi" Dengan langkah gontai Hali hendak masuk sedalam Mansion Akan tetapi..

Tab! Tab! Tab! Grebb!!

Dari arah belakang keempat adiknya berlari menaiki tangga menuju Halilintar kemudian mendekap tubuh kekar milik Halilintar dari belakang.

Merasa ketrigger dengan perkataan kakak pertamanya seolah dia akan pergi meninggalkan mereka, padahal semuanya sudah berkumpul, kehilangan satu orang kesayangan mereka membuat mereka sesak tidak ingin merasakan kehilangan lagi. Tidak untuk kedua kalinya.

"Hiks.. hwaaa!! Kak Hali jangan tinggali kami lagii!"

"Hiks.. kami juga rindu kak Hali"

"Hum! Hum!"

"Hwaaaaaa! Jangan tinggalin Thronn!!"

Langkah Hali langsung berhenti, dia hanya berdiam diri saja menatap datar, sesekali melirik ke belakang setelah merasa bajunya sudah basah. Padahal didalam Hati Hali sudah berbunga-bunga.

"Huu! Manusia kaku!, Ada yak manusia seperti itu didunia ini?"
Ucap Taufan menatap datar.

"Kak Taufan hentikan itu" Gempa tersenyum lelah pada sang kakak.

Jangan lupa Vote!

║⁠ㄏBBB Mafia Story乁⁠║Where stories live. Discover now