Manja

126 11 2
                                    

"Kak Taufan!!!" Blaze dengan baju tidur berlari mendekati Taufan.

Tanpa aba-aba loncat ke Taufan, beruntung Taufan dapat mendapatkannya. "Belum tidur hm?"

Blaze hanya mengerucut bibirnya kedepan. "Blaze kangen tau!! Kak! Blaze kepengen mangga!" Rengek Blaze, Taufan hanya ya tersenyum manis. "Yaudah kakak pesan dulu." Blaze menggeleng kuat sambil turun dari gendongan. Taufan hanya mengerucut bingung.

"Blaze mau kakak Taufan yang ambil mangganya, di belakang mansion tuh ada yang kuning, Ayo kak!!" Rengek Blaze dengan mata berkaca-kaca.

Sontak bodyguard dan maid yang tertunduk melotot kaget. Wah Tuan Taufan Azze Alex diperintah? Mafia kelas kakap kini tunduk pada saudaranya.

"Baiklah ayo!" Semangat Taufan.
Blaze hanya terkekeh melihat Kakak nya yang lebih semangat.

Mereka berdua keluar mansion menuju taman belakang mansion milik Taufan dengan senyuman tidak pernah luntur jangan lupa juga mereka pegangan tangan tarik-ditarik
Gembira.

"Yang itu!!" Taufan mengedarkan pandangannya ke arah mata dan telunjuk Blaze.

"Yaudah kakak panggil Mariposs buat am-"

"Ih kakak aja yang ambil! Bukan orang lain!!" Bentak Blaze sambil membalikkan badannya kearah lain, ngambek? Taufan hanya tertawa kecil. "Yaudah, kalo udah dapet kamu tangkep yah?" Ucap Taufan sambil melepas sepatunya. Blaze berbalik lalu mengangguk antusias sambil mengadah tangan.

Taufan dengan lincah menahan Dan naik-naik dahan tanpa takut terjatuh dan melihat kebawah. Pohon mangga itu dengan tinggi 8 m badan ber diameter dinaiki pisau di pinggang ramping Taufan.

"Yang ini?!"

"Bukan!!"

"Yang ini!?"

"Is, bukan!! Itu yang kiri!!!"

'Crak!!?
Bug!'

Blaze menangkap mangga yang jatuh ke dalam tanah Hoodie hitam milik kakaknya dan mencium-cium bau harum mangga ditangannya.

Taufan tersenyum manis lalu meloncat begitu saja dari pohon itu.

'Brakk!'

Blaze melongo melihat saudaranya yang tanpa beban meloncat dari ketinggian.

"What? Gak patah tu tangkai kaki?"
Taufan tertawa kecil menyadari wajah polos adiknya.

"Tulang kaki say bukan tangkai! Yaudah mana buah mangganya? Kakak bukain?"

Blaze menyodorkan buah ditangannya dan duduk di bangku kayu jati kualitas tinggi.

Taufan dengan teliti menusuk tengah-tengah ujung mangga lalu diputar mengeluarkan biji besar mangga dan menguliti kulit buah tersebut tanpa melukai tangan.

Bahkan Blaze sampai menganga tidak percaya saudaranya selalu punya kejutan. Taufan menyodorkan hasil karya nya pada sang adik lalu duduk disebelah menatap cara adiknya makan tanpa menggangu.

"Enak gak?" Taufan menatap Blaze yang makan dengan lahapnya.

"Enak banget kak!" Blaze tidak berhenti memasukan buah mangga kedalam mulutnya.

"Hehe, kalau begitu ayo kita ambil buah banyak-banyak!" Kata Taufan berdiri dari duduknya menggulung bajunya hingga ke siku.

"Hehe, Ayo!" Ucap Blaze yang tidak kalah antusiasnya.

Setelah memakan banyak buah mangga, Blaze tertidur di paha kakaknya, sambil mengigaukan sesuatu, sang kakak tidak menghiraukannya dan malah mengelus lembut rambut adiknya.

"Paman.. jangan siksa mereka.. hiks.. Blaze yang salah, maafkan Blaze.." kata Blaze mengigau.

'Ck,ck,ck awas aja pak tua, gue cincang badan Lo karna buat adek gue nangis!' Batin Taufan geram.

Setelah itu Taufan menghelah nafas kasar lalu beranjak pelan dari tempat duduk setelah itu baru dia menggendong Blaze ala bridal style menuju kamarnya.

.

"Tidur yang tenang adik ku, mimpimu akan indah setelah ini"

'Cup'

Taufan mencium kening Blaze lalu memasang kan selimut padanya.
Mengusap sebentar pucuk kepala Blaze, lalu pergi keluar kamar menutup pintu dengan perlahan.

Jangan lupa Vote!

║⁠ㄏBBB Mafia Story乁⁠║Where stories live. Discover now