Kilas balik

182 17 2
                                    

Flash back on . . .

"Kak Hali hiks hiks hiks tolong Solar Huwaaa!!? Solar takut."

Rengek pemuda kecil itu sambil memeluk tubuhnya sendiri menunduk takut didepan tokoh dengan orang berlalu lalang orang-orang asing Bagi Solar.

"Eh? Dek ikut Abang yuk? Abang bantu cari keluarga adek."
Seorang pria dewasa datang menghampiri Solar sambil berjongkok mensejajarkan tubuhnya.

"Hiks-hiks, ka-kata kak Hali aku gak boleh ikut orang a-asing." Lirih Solar.
Pria itu menceletuk tidak senang dan mulai menarik paksa Solar yang disaksikan acuh dan tidak peduli dari orang-orang sekitar.

Dari kejauhan tampak seorang pemuda kecil menggenggam dua buah eskrim menatap datar tapi detik kemudian dia menarik sebuah senjata api dan menarik cepat pelatuknya. Dia Halilintar membuang eskrimnya dengan begitu saja melontarkan peluru dari senjata api.

'Dor!!!?'

Sasaran yang pas dibelakang tekuk leher pria dewasa menyebabkan Banyak teriakan histeris dari wanita beberapa dari kejauhan dan yang terdekat.

Laki-laki. Pria dewasa itu mati mengenaskan. Dengan mulut dan mata terbuka.

Hali menghampiri sang adiknya dengan pelan dan mengusap pelan rambut Solar. Solar kecil mengadah kepalanya dengan mata dibanjiri air mata dan hidung merah penuh dengan ingus.

"K-kak H-hali... Hiks, hiks, Solar takut.
Ta-tadi ada suara be-berisik kak."

Hali menatap Solar dan duduk lalu menyodorkan eskrim.

"Gapapa, Hali bakal jaga Solar selama-lamanya, jadi Solar jangan takut." Ucap Hali tersenyum tipis.

Solar mengangguk tapi detik kemudian dia kembali menangis dengan tangan yang menggenggam eskrim.

'Dasar Solar cengeng ' Batin kecil Hali.

Flash back Off . . .

Pemuda yang berada diatas kursi keberhasilan nya yang mewah itu menggeleng-geleng kepalanya memikirkan masa lalunya bersama salah satu adiknya.
Hali memijit pelipisnya pusing.

"Blaze.. Ice.. Thron.. Solar..?? Kalian dimana sih!?, Atau jangan bilang??" Hali termenung menatap kosong layar Laptop miliknya.

Hali menekan nomor tombol di ponsel apel merah berdigit itu dengan cepat.

"Woi? Apaan tumben nelfon gue Paktua?" Hali menatap ponselnya dengan malas tapi ah sudahlah.

"Cari data tentang adik-adik ku Fang, siang ini harus ada, jika perlu bawa langsung mereka kemari." Ucap Hali sedang kan laki-laki diseberang sana melotot kaget baru kali ini Tuan muda es bisa berkata enam belas hingga berbentuk kalimat.

'Tanda-tanda kiamat gak seh?' Batin Fang.

"Eh?! Siap Tuan saya akan berusaha"

Tuttt . . .

Hali menutup panggilannya secara sepihak. Menghela nafas kasar.

Hali beranjak menatap Datar layar di hadapannya dan tiba-tiba mengambil pulpen di ujung meja miliknya yang di lempar begitu saja. Clek

"Tu– Jlebb!! alat tulis menancap cepat.

Hali menatap datar seorang laki-laki berbadan besar dengan pakaian hitam datang.

"What??" Alias Hali terangkat tanda tanya.

"Appa, Huh! Nyaris aja" Ucap Bodyguard berbadan besar namun agak gempal.

Hali dengan pasrah mendudukkan kembali kekursi mewahnya, menghela nafas panjang.

"Gopal, ada apa?" Ujar Hali memijat pelipisnya.

"Tuan Halilintar anda mendapat panggilan ke Mansion Tu– 'Ekhem' Hitam biru, temui Dia diruang bawah Tanah, hanya informasi itu yang saya dapat sampaikan Tuan"

"Hm, kosongkan jadwal ku"

"Siap Tuan!"

Hali menaiki lift dan bergegas turun menaiki mobil Lamborghini berwarna hitam miliknya dengan cepat.

'Aku tidak tau rencana apa lagi yang dia miliki, menarik' Batin Hali sebelum menjalankan mobilnya.

Hali memasuki Mansion Hitam biru bertingkat lima itu.

Ruang bawah Tanah ada didasar rumah yang jauh kedalam hingga kedap suara di tambah dikelilingi tembok kaca berisi bunga beracun dipenuhi kupu-kupu mematikan. Diatas langit-langit digantungnya manusia layaknya kepompong, dengan pakaian bagus tapi darah segar selalu menetes karna udara disini terbuat dari karbon mati dari inti bumi hingga seperti difermentasi agar segar.

Bagi Hali ini adalah karya yang paling membanggakan dari emas, ingatkan dia untuk mengapresiasi kan karya buatan Adiknya.

.
Jangan lupa Vote!

║⁠ㄏBBB Mafia Story乁⁠║Where stories live. Discover now