17. Masuk Ruang BK

24 6 0
                                    

Hai ketemu lagi kita_🧡

Kira-kira di antara Giovano sama El Bara
Ayara bakalan pilih siapa ya?🤔

HAPPY READING AND ENJOY_

17. Masuk Ruang BK

Di ruangan ber cat putih, di atas jendela ada 3 pentilasi agar udara segar bisa masuk ke dalam ruangan, tepat ruangan ini ruangan yang paling di takuti oleh para siswa-siswi karena kalau sekalinya masuk ke sini akan mendapatkan poin. Bukan hanya itu saja jika masuk ke ruangan BK akan berhadapan dengan guru konseling yang terkenal sangat galak, rambutnya di gelung, bibirnya begitu sangat merah dan berbadan gemuk nama guru itu adalah Diah Nafauziah. Atau kerap di sebut Bu Diah.

Tak hanya ada Bu Diah di ruangan ini, melainkan saat ini juga ada Bu Neti Patmawati selaku guru Matematika sekaligus menjabat sebagai guru kesiswaan, di sebelah kiri berhadapan dengan bu Neti ada pak Bagus Nugroho selaku guru Bahasa indonesia dan sebagai guru konseling namun pak Bagus tidak terlalu tegas seperti Bu Diah.

"Kenapa kalian bisa masuk ruangan BK?" Tanya Bu Diah dengan nada santai tapi tatapan matanya menyeramkan, ibu setengah paruh baya itu membuka buku besar yang tertera di dalamnya ada deretan nama siswa maupun siswi yang melanggar aturan dan lain sebagainya.

"JAWAB!!!!" Bentak Bu Diah membuat kedua laki-laki yang ada di hadapannya langsung mengerjap, pak Bagus pun sempat di buat kaget bila mendengar suara cempreng Bu Diah menusuk gendang telingannya.

"Jangan teriak-teriak lah Bu, kasian anak-anaknya mau ngejawab gak jadi karena ibu ngebentak mereka." Ucap pak Bagus merasa iba kepada Gio dan El, tetapi yang namanya melanggar aturan sekolah patut di tegasi.

"Kesal saya, pak. Gak di jawab perkataan saya." Sahut Bu Diah menatap Gio dan El yang masih diam. "Saya nanya, gak di jawab, kalian tuli?"

"Kita... masuk sini ya karena kita salah, bu." Jawab El dengan tubuh yang bergemetar merasa takut pada Bu Diah di tambah lagi di bagian wajahnya terasa nyut-nyuttan.

"Udah tau salah malah nyari masalah, mau jadi jagoan?"

Gio yang sejak dari tadi diam, ia angkat bicara. "El yang mulai duluan, bu."

El menoleh pada Gio mendengkus kasar. "Lo yang duluan mukulin gue!" Sargasnya tak terima, di tuduh mentah-mentah apalagi saat ini di sekitaran mereka ada guru yang memantaunya. "Tapi kalo lo gak duluan, gue gak bakalan mukul duluan." Kekeh Gio menatap El dengan tatapan mata yang menusuk.

"Lo yang duluan!"

"Lo!"

"Lo!"

"Lo!"

"Elo!"

"Ya elo."

Brak

"UDAH DIEMMMMMMM!" Teriak Bu Diah dadanya naik turun. Pak Bagus hanya mengusap kepalanya, beginilah jika ada yang masuk ruang BK suasana yang tadinya sepi dan sunyi bakalan berubah jika ada orang yang melanggar aturan sekolah. "Teriakan maut itu, membuat kupingku tengiang-ngiang mendengarnya." Batin pak Bagus menghela nafasnya sejenak.

"Di lapangan berantem, di sini juga kalian berantem, mau gelut lagi? Mau pukul-pukulan lagi?" Gio dan El kompak menunduk tak berani menatap manik mata bu Diah, apalagi saat ini ibu setengah paruh baya itu sedang tersulut emosi. "Kalian itu sebenarnya ngerebutin apa sih? Sampe-sampe wajah kalian bonyok-bonyok kayak gitu, ngerebutin cewek? Jadi kalian berantem gitu?"

O B S E S I [On Going✔️]Where stories live. Discover now