22. Bahagia, hanya sekejap.

16 4 0
                                    

Halaman 22. Bahagia, hanya sekejap.

       Cowok memakai jaket coklat menghentikkam motor yang di kendarai olehnya, ponselnya berbunyi dengan segera Gio membuka helm full face hitam kemudian di taruh di kaca spion. Gio berdecak, merogoh ponselnya cepat.

"Iya, hallo ma." Jawab Gio datar setelah mendengar suara di sebrang sana.

"Iya, Gio sekarang lagi di jalan."

"Awas aja ya kamu, kalau keluyurang! Harus langsung pulang."

"Iya-" perkataan Gio terhenti di saat ia melihat seorang cewek keluar dari bangunan bar tua, cewek itu berlari menuju parkiran yang banyak sekali deretan motor. "Ayara?" Tayanya dalam hati.

"Gio kamu denger mama?!"

"Gio dengerin mama!"

Gio mengabaikan sang ibu, walaupun ibunya sedang berteriak-teriak tidak jelas di sebrang sana, ia mematikan telepon kemudian menelaah gadis itu, memastikan bahwa itu Ayara yang di maksud atau bukan.

-

Ayara berlari secepat mungkin, sesekali ia menengok ke belakang ingin melihat dan memastikan bahwa para anak geng motor Galezra tidak lagi mengejarnya. "Gawat! Mereka ngejar aku lagi..." Setelah berhasil menyalip beberapa motor ninja yang sudah terparkir, kini Ayara celingak-celinguk mencari kendaraan yang lewat di jalan raya. Ternyata kendarasaan sejenis angkutan umum, taxi, atau ojek, sama sekali tak ada.

Ayara tak sengaja melirik kearah kanan, senyumannya mengambang di saat di sisi jalan terlihat ada seorang cowok. Segera Ayara menghampiri cowok itu dengan raut wajahnya yang berseri-seri.

"Gio," panggil Ayara setelah sampai di samping cowok itu. "Lo," Sahut Gio menatap sekeliling. "Ngapain lo malem-malem di sini? Eh, lo itu cewek. Gak pantes lo keluyuran malem-malem apalagi di bar."

"Nanti aku ceritain, pokoknya sekarang aku mau nebeng sama kamu, boleh? Aku takut, takut banget..." Resah Ayara begitu sangat panik, sementara Gio wajahnya mengernyit. "Lo dateng ke sini sendirian, terus minta pulang bareng gue?" Ayara manggut-manggut, pandangannya beralih sekejap. "Kenapa lo minta pulang sama gue? Harusnya sama orang yang udah seneng-seneng sama lo."

Kedua alis Ayara berpaut. "Maksudnya?"

"Lo habis dari bar, itu artinya, lo cewek jalang. Bukanya cewek jalang banyak simpenan om-om nya?"

Kedua tangan Ayara mengepal kuat. "Bisa gak sih kamu gak usah ngatain aku? Kalo kamu gak niat bantuin aku, ya udah. Gak usah ngehina aku segala!" Cerca Ayara sinis, padahal saat ini suasananya lagi genting, bisa-bisanya Gio mencomoohnya.

"WOY, JANGAN KABUR LO!!" Teriak Leon membuat Ayara menoleh ke belakang melihat segerombolan laki-laki memakai jaket hitam bergambar sayap di pergelangan tangannya. Begitupun dengan Gio manik matanya beralih tak menatap cewek yang ada di sampingnya.

"Tuh, kan. Kamu sih!" Kesal Ayara uring-uringan, ia menatap jalan raya. Namun,sama sekali tak ada kendaran taxi maupun ojek yang lewat. Gio menarik tangan Ayara sehingga cewek itu tersentak kaget. "Buruan naik,"

"Emangnya, gak papa?" Tanya Ayara sedikit memastikan, Gio menghela nafasnya sejenak. "Buruan, gue bilang lo naik sekarang, emangnya lo mau di kejar-kejar sama mereka?" Ayara menggeleng, kemudian ia hendak menaiki motor scoppy vario, setelah Ayara duduk, Gio melirik sekilas seraya berkata. "Pegangan."

Ayara mengangguk paham, lalu tangannya melingkar memeluk tubuh cowok itu dari belakang. Tanpa aba-aba Gio mengegas motornya dengan kecepatan tinggi. Para anggota geng motor di sana mendesah pelan di saat melihat punggung cewek itu yang semakin lama semakin menjauh. Padahal sedikit lagi, mereka bakalan membawa cewek itu di paksa masuk ke dalam bar.

O B S E S I [On Going✔️]Där berättelser lever. Upptäck nu