23. Camping

19 4 0
                                    

Halaman 23. Camping.

"Ayo anak-anak, segera masuk ke dalam bus. Karena sebentar lagi kita akan berangkat."

Ayara mengusap keringat yang membasahi kening dan pipinya, rasanya sangat berat ia menggendong tas ransel yang begitu sangat besar. Ia berjalan kearah bus yang sejak dari tadi nangkring. Hari ini, bertepatan pada hari sabtu, SMA perwira mengadakan acara camping setiap setahun sekali, maka tak heran lagi sekarang di depan gerbang lumayan banyak murid satu persatu memasuki bus parawisata, begitupula dengan Ayara, ia sempat kesiangan datangnya. "Untung, masih ke buru." Ayara menghela nafasnya, kemudian ia ikut mengantri hendak memasuki bus.

"Ayo masuk Ayara, di bus ini masih ada kursi yang kosong." Ucap ibu berparas muda memberitahu, baju yang di kenakan ibu itu adalah baju olahraga khusus untuk guru. Ayara mengangguk, menatap bu Sulis. "Iya bu,"

Ayara angkat kaki hendak memasuki bus secepatnya, secara perlahan cewek itu berjalan sembari celingak-celinguk mencari tempat duduk yang kosong. Di saat ia berjalan melewati tempat duduk yang Gio duduki, lantas cowok itu berbicara. "Duduk di sini." Katanya menengok menatap Ayara, dengan wajah datarnya.

Ayara tentunya sumringah, kapan lagi Gio mengajaknya untuk duduk di sebelahnya! Segera ia melangkah menuju tempat duduk yang ada di sebelah kanan. "Makas-"

"AWAS! LO!" Agnes mendorong tubuh Ayara sehingga pada saat itu tubuh Ayara sedikit terpental, barusan Agnes menyerobot ingin duduk di samping cowok itu membuat Ayara cepat-cepat mengurungkan niat. Ia berdalih muka, kedua bola matanya memutar malas.

Gio tak bisa berkata, ia hanya meratapi punggung Ayara yang semakin lama semakin menjauh.

"Ra, duduk di sini." Laura melambaikan tangannya kemudian secepatnya Ayara menghampiri cewek itu, spontan Ayara mendudukan bokongnya. "Untung, masih ada tempat duduk yang kosong." Lega Ayara meletakkan tas ranselnya.

"Gue kira, lo gak bakalan ikut camping tau." Kata Laura mengalihkan pandangannya menatap wajah Ayara dari samping. "Aku kesiangan."

Sementara di belakang kursi yang di duduki oleh Ayara dan Laura, di belakangnya ada 3 cowok laki-laki, yaitu Zaki, Satria dan Baim. Mereka duduk bertiga karena kehabisan tempat duduk kosong. "Bang geseran dikit, gue gak bisa duduk."

"Geseran, geseran! Lo gak liat ini udah sempit kek gini?!" Cetus Satria sebal. "Ini tuh sempit gara-gara tubuh lo yang gendut." Hardik Zaki ia juga merasa jengah, untungnya dia duduk berada di dekat jandela, masih kebagian duduk lah. Kalau Baim jangan di tanya.

"Gue kalo jatuh, gimana?" Kata Baim mulai resah duluan, padahal bus nya masih belum maju. "Pegang perut gue aja." Baim mengangkat tangan, mengacungkan jempolnya. "Edi bagus."

"BAIK ANAK-ANAK, SEKARANG KITA AKAN BERANGKAT. PASTIKAN KALIAN DUDUK DENGAN BENAR AGAR TIDAK TERJADI APA-APA, BUS-NYA TIDAK AKAN BERHENTI KECUALI JIKA NANTI SUDAH SAMPAI TUJUAN, MAKANYA KALIAN BAWA MAKANAN BUAT MENGGANJAL PERUT. " Kata bu Sulis mewanti-wanti para muridnya.

"IYA BU!" Sahut para murid semangat, kali ini wajahnya nampak berseri-seri, wajar saja, karena sebentar lagi akan jalan-jalan dan camping di tengah hutan. Bisa di bilang, kalo gak ikut rugi, karena di adakanya setiap satu tahun sekali. Bu Sulis hendak duduk di bangku yang paling depan di dekat sopir. Bus yang sudah mereka tunggangi akhirnya melaju dengan kecepatan sedang, sehingga para murid sekilas bersorak ria kemudian hening kembali.

"Lo udah siap, Im?" Tanya Satria pada Baim sehingga cowok itu langsung menoleh kearah sang empu yang barusan berbicara. "Iya bang,"

"Gue hitung dari sekarang." Baim manggut-manggut semangat. Satria menghela nafasnya seraya berkata. "Satu, dua, tiga..."

Hai finito le parti pubblicate.

⏰ Ultimo aggiornamento: Aug 14, 2023 ⏰

Aggiungi questa storia alla tua Biblioteca per ricevere una notifica quando verrà pubblicata la prossima parte!

O B S E S I [On Going✔️]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora