Chapter 1

6.4K 371 34
                                    

Hinata tersenyum saat dirinya mencoba sekuat tenaga menahan diri untuk tidak menangis dengan keras saat pria yang begitu ia cintai hampir sepanjang hidupnya menolak perasaannya. Perasaan yang telah Hinata pendam selama ini dan setelah sekian lama pada akhirnya Hinata memilih untuk berani dengan mengungkapkan tentang perasaannya dan berakhir mendapatkan penolakan dari sang pujaan hati.

Hinata tau, ia sudah menebaknya namun entah kenapa hal ini terasa begitu sakit walaupun Hinata sudah tau bahwa perasaannya akan berakhir seperti ini.

Sampai kapanpun Hinata sadar diri bahwa ia tidak akan mampu menggantikan sosok itu di hati pria bersurai kuning itu.

Kedua tangan Hinata meremas kuat ujung jaket yang ia kenakan saat manik amethys indahnya yang terlihat berkaca itu menatap lekat kearah manik sapphire yang mungkin untuk kedepannya tidak sanggup lagi Hinata lihat.

"A-aku.. mengerti Naruto-kun." Lirih Hinata pelan

Hinata masih mencoba menutupi seluruh kesedihannya dengan senyum lembut yang menghiasi wajahnya namun hal itu tidak membuat pria bersurai kuning didepannya buta bahwa ia sangat menyadari jika gadis didepannya sedang menahan tangis.

"Hinata.."

Dia Uzumaki Naruto, si jinchuriki yang kini terkenal sebagai sang pahlawan perang karena aksi heroik-nya saat menyelamatkan dunia sekaligus cinta pertama dari sang Heires Hyuga yang tidak lain dan tidak bukan adalah Hyuga Hinata.

Naruto menatap sendu wajah cantik gadis didepannya, bukan maksudnya menyakiti perasaan gadis selembut dan sebaik Hinata namun Naruto bukanlah pria naif yang akan menerima perasaan Hinata disaat sosok lain sudah memenuhi hatinya.

Memang benar, selama ini Naruto menyadari bahwa Hinata menyukainya. Tidak, mungkin lebih tepatnya mencintainya namun Naruto memilih berpura-pura bodoh dengan bersikap tidak mengerti terhadap perasaan Hinata.

Satu-satunya alasan kenapa Naruto memilih bersikap bodoh dan mengabaikan perasaan Hinata karena Naruto sadar bahwa ia tidak akan bisa membalas perasaan gadis itu.

Bahkan saat gadis itu menyatakan perasaannya untuk pertama kalinya saat penyerangan Pain Naruto masih mengingatnya dengan jelas namun seperti yang ia katakan tadi Naruto tidak akan bisa membalas perasaan Hinata membuat ia memilih untuk melupakannya dan bersikap tidak ada yang terjadi.

Tapi melihat bagaimana Hinata yang kembali mengungkapkan perasaan itu kepadanya Naruto sadar bahwa ia tidak bisa lagi kabur saat ia harus memberikan jawaban yang sebenarnya terhadap apa yang ia rasakan selama ini.

Mungkin penolakannya akan membuat Hinata sakit hati namun itu lebih baik dibandingkan Naruto menerima perasaan Hinata disaat hatinya masih terpaku pada gadis musim semi.

"Hinata.. maafkan–"

"A-aku mengerti Naruto-kun. K-kau tidak p-perlu meminta maaf padaku." Hinata berseru cepat memotong perkataan pria bersurai kuning itu berhasil membuat Naruto membungkam mulutnya

Manik sapphire-nya masih menatap sendu Hinata, ia mencoba mengambil langkah mendekat saat Naruto tidak kuasa melihat bagaimana cairan bening yang mulai keluar dari manik indah itu.

Satu tangannya mencoba meraih pundak Hinata namun Naruto tertegun ditempatnya saat Hinata memundurkan tubuhnya. Kepala gadis itu kini tertunduk mencoba menyembunyikan tangisnya darinya namun Naruto bisa melihat bagaimana bahu mungil itu yang mulai bergetar.

"H-hinata.." Untuk pertama kali dalam hidupnya Naruto memanggil nama Hinata dengan suara terbata

Hinata menggigit bibirnya kuat mencoba menahan Isak tangisnya namun sialnya terasa begitu sulit saat air matanya yang tidak bisa lagi ia tahan keluar dengan deras.

Passionate Nightmare Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang