32. Balas dendam

53.5K 4.2K 256
                                    

semoga hari ini bisa tripel up

penuhin 200 komen 200 vote, langsung up!!!

kalian cepet aku cepet, biar tamat ni cerita. tinggal beberapa bab lagi loh, ga mau liat ending kah?

***

Camellia tiba-tiba merasa sesak, napasnya seolah tercekat begitu saja. Gerakan tangannya yang sedang mengelus rambut Aldric pun berhenti, tubuhnya langsung kaku. Kemudian tak lama, rasa pusing menghantuinya yang membuat gadis itu menutup mata dan pingsan.

Kembali ke dalam kamar permaisuri, di sana masih dihuni oleh tiga pria yang semenjak tadi tak lagi membuka suara. Duke Glitzy yang duduk di tepi kasur putrinya seraya memegang tangan lemah Camellia, serta Atlair dan Aarazka yang masih berdiri dengan pikiran yang meracau entah kemana.

Suasana seperti itu sudah berlangsung sejak tadi, sejak Aarazka mengutarakan kebenaran yang sesungguhnya. Kemudian tak ada lagi pembahasan, sampai beberapa puluh menit terlewati pun masih tetap tak ada yang ingin bersuara.

Dalam keadaan hening itu, terlihat samar-samar bahwa kelopak mata Camellia sedikit bergerak. Duke tidak melihatnya sebab pandangan pria tua itu hanya berpendar pada tangan Camellia sembari menunduk.

Camellia di alam bawah sadarnya telah pingsan, dan saat ini..jiwanya kembali ke raganya dengan masuk secara paksa. Napas Camellia tercekat, ia seolah sedang berada di dalam air. Suara gemuruh dalam air memenuhi pendengarannya, setelah beberapa detik ia merasa sesak seperti tenggelam, kemudian tiba-tiba ia merasa telah keluar dari dalam air itu dengan tiba-tiba!

Camellia sontak menghirup udara sebanyak-banyaknya seolah tak ada lagi hari esok, tenggorokannya panas sebab lamanya ia menahan napas. Tangannya mengepal kuat guna menyalurkan rasa sesaknya saat ini.

Melihat gerakan spontan putrinya membuat Duke Glitzy langsung menoleh pada Camellia, dan benar saja dugaannya. Camellia telah siuman! Hal tersebut adalah hal yang paling Duke Glitzy nantikan, ia dengan lekas membawa Camellia yang sepenuhnya belum sadar itu ke dalam pelukannya sembari menangis.

"Putriku.. kau akhirnya sadar juga, kau membuatku khawatir dan hampir mati setelah mendengar kabar tentangmu, sayang." Ucap Duke Glitzy dengan sendu, suara pria tua itu redup yang berhasil menyadarkan Atlair serta Aarazka dalam ketermenungan.

Kedua pria tampan dan dingin itu serentak menoleh pada Camellia yang berada dalam pelukan ayahnya, sebenarnya mereka juga ingin memeluk Camellia, tetapi sejenak mereka harus menahan rasa itu untuk memberi ruang bagi ayah dan anak tersebut.

Camellia, gadis itu masih berusaha mencari udara dengan layak sebelum ia sadar bahwa ada seseorang yang sedang memeluknya. Merasa lebih baik, saat dadanya sudah tidak sesesak sebelumnya, Camellia menolehkan kepala ke samping dan mendapati seorang pria tua sedang memeluknya.

Camellia tidak tahu pria tua ini siapa, dan mengapa memeluknya dengan begitu erat. Mengingat tentang pelukan, Camellia tiba-tiba teringat akan Aldric. Bagaimana kira-kira nasib Aldric saat ini? Camellia memutuskan setelah ini ia akan langsung ke ruang bawah tanah untuk menolong Aldric. Bagaimanapun caranya!

"Ayah sangat khawatir, apalagi setelah mengetahui bahwa ini bukan pertama kalinya kamu terluka sayang, ayah benar-benar merasa...telah gagal menjadi seorang ayah bagimu." Ucap Duke Glitzy lagi dengan nada sendu dan masih dalam keadaan memeluk Camellia.

Suddenly I became the Empress [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang