Chapter 5

957 144 26
                                    

.  .  .

"Dasar anak tak tau diri. Mengapa kau tidak ikut mati saja dengan kedua orang tua mu itu hah? Mengapa kau masih terus saja menyiksaku? Mengapa?" teriak Yu Ziyuan melayangkan kembali beberapa tamparan keras.

Plak!

Plak!

Plak!

"Bibi hiks... Hiks... Apa salahku? Mengapa bibi melakukan ini padaku hiks" Xiao Zhan terisak.

"Salahmu karena kau mirip dengan ibumu!" serunya kembali memukul Xiao Zhan.

Tiba-tiba pintu apartemen Xiao Zhan terbuka lebar Xiao Feng Mian melangkah masuk lalu memeluk Xiao Zhan.

"Kau tidak apa apa nak?" tanya nya lembut mengusap darah di sudut bibir Xiao Zhan.

Kemudian ia menatap istrinya tajam. Lalu membantu Xiao Zhan bangun dan mendudukkannya di sofa.

Ia beralih menatap Yu Ziyuan "Apa yang kau lakukan Ziyuan? Mengapa kau memukulnya?!" serunya marah.

"Kenapa? Apa dia lebih berharga dari putramu? Oh aku tau apa karena dia putra dari Cangse Sanren sehingga kau lebih menyayanginya daripada putramu sendiri!" seru Ziyuan.

"Apa maksud mu? Apa kau berpikiran aku masih mencintai ibu nya Xiao Zhan? Yuan dengarkan aku, aku hanya melakukan tugas yang di berikan oleh kakak ku sebelum ia meninggal kau juga tau itu. Chang Ze menitipkan Xiao Zhan pada kita meminta kita merawatnya seperti anak sendiri" ucap Feng Mian.

"Xiao Zhan, Zhuo Cheng, dan Xuan Lu aku tidak pernah membeda-bedakan mereka, aku menyayangi mereka sama rata" lanjut nya lagi.

"Bohong! Aku yakin kau masih mencintai wanita itu" ucapnya lalu beranjak pergi dari apartemen Xiao Zhan.

Saat melewati Xiao Zhan ia menatap pemuda itu dengan tatapan penuh kebencian.

Changse Sanren dan Yu Ziyuan adalah sahabat, Sanren tau jika sahabatnya Ziyuan menyukai Xiao Chang Ze. Namun ternyata pria yang di sukainya di jodohkan dengan sahabatnya Chengse Sanren.

Changse Sanren awalnya menolak karena tak ingin mengkhianati kepercayaan sahabatnya. Setelah mengetahui mereka dijodohan sejak mereka  didalam kandungan, Sanren tak memiliki alasan apapun untuk menolak. Karena sebenarnya ia juga menyukai Xiao Chang Ze. Namun ia mengalah demi sahabatnya Yu Ziyuan.

Ziyuan yang mengetahui perjodohan itu marah besar pada Sanren dan memutuskan persahabatan mereka. Ia menganggap Sanren merebut pria yang di sukainya. Bahkan ia tak mau mendengarkan penjelasan dari sahabat satu-satunya itu.

Dua tahun sejak kejadian itu, Ziyuan kembali jatuh hati pada seorang pria yang dijodohkan dengannya bernama Xiao Feng Mian, yang ternyata adik dari Xiao Chang Ze.
Namun, ternyata Feng Mian juga menyukai kakak iparnya Changse Sanren secara diam-diam.

Ziyuan yang mengetahui itu semakin membenci mantan sahabatnya itu karena selalu merebut pria yang di sukainya.

Hingga saat ini kebenciannya terhadap Sanren berpindah kepada Xiao Zhan karena wajah pemuda itu terlihat sangat mirip dengan Ibunya.

Feng Mian berjalan mendekati Xiao Zhan sambil membawa kotak obat.

Ia mulai membersihkan luka di wajah Xiao Zhan serta mengobatinya.

"Zhanzhan paman minta maaf atas apa yang di lakukan oleh bibi mu padamu" ucap Feng Mian iba.

Anak yang tak tahu apa apa itu menjadi korban kebenciannya terhadap sahabatnya.

"Tidak apa apa paman, tapi yang Zhan bingung kenapa bibi sangat membenci Zhanzhan dan ibu Zhanzhan?" tanya Xiao Zhan.

"Ceritanya panjang nak. Semua berawal dari perjodohan antara ayah dan ibu mu" ucap Feng Mian mengusap wajah lebam Xiao Zhan.

Ia membenarkan posisi duduknya lalu mulai bercerita.

"Dulu ibumu dan bibi mu adalah dua sahabat yang tak terpisahkan. Ziyuan menyukai Xiao Chang Ze ayahmu dan ibu mu tau itu. Sampai suatu hari keluarga paman datang melamar Ibumu sebagai menantu pertama keluarga kami. Ibumu awalnya menolak karena tidak ingin mengkhianati bibi mu, walaupun sebenarnya ia juga mencintai ayahmu. Setelah di jelaskan ibumu akhirnya menyetujui perjodohan tersebut dan menerima lamaran keluarga kami.
Ibumu yang tak enak hati berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepada bibi mu. Tapi karena dia sudah terlanjur kecewa dan sakit hati akhirnya bibi mu memutuskan persahabatan mereka tanpa mau mendengarkan penjelasan dari ibumu. Setelah dua tahun paman di jodohkan dengan wanita pilihan ibumu Ziyuan. Meskipun persahabatan mereka telah berakhir tapi ibumu tak pernah menyerah, ia sengaja mengatur perjodohan itu agar ia bisa menjelaskan yang sebenarnya dan tidak terjadi kesalah pahaman diantara mereka lagi" Feng Mian bercerita panjang lebar.

"Seharusnya sudah tidak ada kesalahpahaman lagi-kan paman, tapi kenapa bibi mengatakan kalau paman mencintai ibuku?" Xiao Zhan akhirnya mengatakannya. ucapan yang keluar dari mulut bibi-nya tadi terngiang-ngiang di kepalanya.

"Itulah letak permasalahannya, saat itu paman juga mencintai ibumu, bibi mu yg mengetahui hal itu semakin membenci Ibumu dan beranggapan jika ibumu selalu merebut yang ia sukai. Setelah sekian lama hidup bersama paman tidak menyangka jika bibi mu masih beranggapan bahwa paman masih mencintai Ibumu" ucap Feng Mian mengusap wajahnya kasar.

Xiao Zhan mengusap punggung tegap sang paman lalu berucap.

"Paman harus menjelaskan yang sebenarnya ke bibi agar bibi tidak salah paham lagi" ucap Xiao Zhan lembut.

"Terima kasih nak. Kau memang mirip dengan ibumu baik dan hangat. Tidak seperti ayahmu" ucap Feng Mian.

"Ayah? Kenapa dengan ayahku paman?" tanya Xiao Zhan penasaran karena ia sama sekali tidak tahu seperti apa watak dari ayahnya.

"Tidak ada" ucapnya lembut mengusap surai hitam Xiao Zhan.

"Paman katakan ayah Zhanzhan orang nya seperti apa? Dan dimana ayah dimakamkan hanya makam ibu saja yang Zhanzhan ketahui" ucap Xiao Zhan memohon.

"Hah... Baiklah, mungkin sudah saatnya kau harus tau" ucapnya.

"Ayahmu adalah seorang pemimpin dunia bawah yang terkenal kejam dan sadis. Namun ia sangat menyayangimu dan juga ibumu. Saat kecelakaan itu terjadi kami hanya menemukan ibumu saja di dalam mobil dengan posisi terbalik di tepi jurang dalam keadaan terbakar hangus hingga mayat ibumu tidak dapat dikenali. Ayahmu kita tidak menemukannya. Bahkan kita sudah mengerahkan tim SAR untuk mencari keberadaan ayahmu namun hasilnya nihil, saat ini posisi dunia bawah di pegang oleh orang kepercayaan ayahmu" ucap Xiao Feng Mian memberitahukan yang sebenarnya.

"Berarti ada kemungkinan ayah masih hidup!" seru Xiao Zhan senang.

"Entahlah, paman juga tidak tahu!" serunya.

"Sekali lagi paman minta maaf atas nama bibi mu" ucap Feng Mian lagi.

"Ehmm... Iya paman" ucap Xiao Zhan mengembangkan senyum manisnya.

Sementara itu di suatu tempat di negara berbeda. Sepasang wanita dan pria paruh baya berdiri menatap sebuah pigura gambar seseorang yang sudah lama mereka rindukan.

Perlahan tangan si wanita terulur mengusap pigura tersebut. Wajah seorang pemuda berparas cantik dan manis serta terdapat mole kecil di bawah bibirnya.

"Kau sudah besar nak? Tunggulah sebentar lagi kami akan segera menjemput serta merebutmu dari tangan orang-orang licik itu!" serunya sendu. Setetes air mata mengalir keluar menuruni pipi tirusya.

________________

T
B
C

All by Fate [ Yizhan ] ✅✅Where stories live. Discover now