Chapter 8

970 140 29
                                    

. . .

Kediaman Xiao...

"APA?!! Bagaimana bisa anak itu bersama Tuan Wang?" geram Feng Mian saat bawahannya datang melapor.

"Kita juga tidak tau bagaimana bisa Tuan Wang datang dan menembaki salah satu dari kita" jawab satunya.

"Benar Tuan, Tuan Wang tiba tiba datang dan menyelamatkan Xiao Zhan" timpal satunya lagi.

"Aghh,, ini semua gara gara kau!!" tunjuk nya pada istrinya yang duduk di sofa ruangannya.

"Apa? Aku?" tunjuk Ziyuan pada dirinya.

"Ya! Kau!! Jika saja kau tidak menyakitinya dia tidak akan pergi, sekarang Xiao Zhan di tangan Tuan Wang akan sangat sulit bagi kita untuk mendapatkannya kembali" ucap Feng Mian frustasi.

"Kau sendiri tau bukan jika kedua orang tua Xiao Zhan masih hidup. Kita membutuhkan anak itu sebagai senjata untuk melumpuhkan kedua orang tuanya!" seru Feng Mian.

"Tenanglah, kita masih memiliki A-cheng aku akan membujuk anak itu agar mau membantu kita membawa Xiao Zhan kembali ke rumah ini" ucap Ziyuan menyeringai licik.

Kali ini dia akan meminta bantuan putranya untuk membawa Xiao Zhan pergi dari kediaman pria bermarga Wang itu.

"Aku akan menemuinya" ucapnya lalu melenggang pergi dari ruang kerja suaminya.

Ziyuan hendak melangka menuju kamar Zhuocheng, namun pergerakannya terhenti saat melihat putranya itu berada di ruang keluarga yg sedang fokus pada laptopnya.

"A-cheng..." panggil Ziyuan pada putranya.

"Ya, bu ada apa?" tanya Zhuocheng masih fokus pada laptop di hadapannya.

"Ibu ingin kau membujuk Zhanzhan agar mau kembali ke rumah ini lagi, ibu menyesal karena telah menyakitinya dan membuat anak malang itu pergi" ucap Ziyuan dengan wajah sedih yg di buat buat.

Pergerakan tangan Zhuocheng berhenti lalu menoleh menatap ibunya.

"Tidak bisa bu, Zhanzhan pergi karena kemauannya sendiri dan aku tidak bisa memaksanya kembali ke rumah ini" jawab Zhuocheng.

"Kenapa tidak ibu saja yang pergi ke apartemen-nya dan menemuinya?" ucap Zhuocheng lagi kembali fokus pada laptopnya.

"Sudah, tapi Zhanzhan tidak ada di apartemen nya" jawab Ziyuan.

"Mungkin dia sedang bekerja" ucap Zhuocheng.

"Cihh... Dasar pembohong jangan pikir aku tidak tau rencana busuk kalian. Lebih baik Zhanzhan tinggal dengan Tuan Wang daripada harus tinggal di rumah ini" Zhuocheng membatin sambil menyeringai tipis.

Beberapa saat lalu Zhuocheng yang melihat pintu ruang kerja ayahnya sedikit terbuka pun mencoba mengintip dan menguping pembicaraan kedua orang tuanya.

Setelah dirasa cukup mendapat informasi, Zhuocheng beranjak pergi dari sana lalu menghubungi seseorang.

"A-cheng ibu mohon ban---

Ucapan Ziyuan saat ponsel putranya berdering menandakan sebuah panggilan masuk.

Zhuocheng segera mengangkat panggilan tersebut dan mendengar apa yang di katakan seseorang dari seberang sana.

"Benarkah?!" serunya senang.

"...."

"Baiklah, aku berangkat sekarang!" serunya.

Mematikan sambungan telepon lalu mengemasi laptopnya.

"Maaf Bu, aku tidak bisa membantumu. Kekasih ku baru saja tiba dan ingin aku menjemputnya di bandara" ucap Zhuocheng melenggang pergi dari ruang keluarga tanpa menunggu jawaban dari wanita itu.

Sementara itu di kediaman Wang, Xiao Zhan berkeliling Mansion dengan di temani oleh Yibo.

Sudah tiga hari Xiao Zhan tinggal di kediaman pria itu serta berbagi kamar, pakaian dan lainnya.

Seperti saat ini Xiao Zhan memakai kemeja putih milik Yibo yang kebesaran sebatas paha, hingga menampilkan paha seputih susu serta kaki jenjangnya.

Membuat siapapun yang melihatnya seketika meneguk ludah kasar.

Yibo menatap tajam pada para bawahannya karena berani menatap miliknya. Salahkan saja dirinya yang tak mengizinkan Xiao Zhan kembali ke apartemen-nya untuk mengemasi barang barangnya.

Merasa jengah saat miliknya di tatap orang lain sedemikian rupa, Yibo menggendong Xiao Zhan membawanya kembali masuk kedalam mansion.

Xiao Zhan yang terkejut dengan perlakuan Yibo yang tiba tiba menggendongnya berteriak kencang.

"YAKK,, PAK TUA TURUNKAN AKU" teriak Xiao Zhan kencang di telinga Yibo. Membuat pria itu meringis.

"Diam! Atau aku akan menjatuhkanmu!" ancam Yibo.

Seketika Xiao Zhan terdiam dan berpegangan erat pada bahu Yibo.

Yibo yang melihat itu merasa gemas "Zhan..." panggilnya.

Chup

Yibo mengecup bibir Xiao Zhan sekilas. Xiao Zhan? Jangan tanyakan pemuda itu membeku di tempat, jantungnya lagi lagi berpacu dengan cepat.

Xiao Zhan menutupi wajahnya yang memerah dengan kedua tangannya.

"Apa kau malu?!" seru Yibo.

Xiao Zhan menggeleng sebagai jawaban.

"Lalu mengapa kau menutupi wajahmu?" tanya Yibo lagi menggoda Xiao Zhan.

Xiao Zhan tidak menjawab "Turunkan aku" pintanya pada Yibo.

"Tidak" jawab Yibo kembali melanjutkan langkahnya.

Xiao Zhan menurunkan tangannya menatap Yibo kesal dengan bibir yang di majukan beberapa senti.

"Apa kau ingin aku menciummu lagi?" ucap Yibo menaikkan alisnya menggoda Xiao Zhan.

Xiao Zhan segera menutupi mulutnya dengan kedua tangannya.

Yibo yang melihat itu terkekeh kecil.

"Apa yang kau tertawakan?!" seru Xiao Zhan cemberut.

"Tidak ada" jawab Yibo lalu mendudukkan pemuda itu di sofa ruang tengah kediamannya.

Xiao Zhan mengalihkan pandangannya tak mau menatap pria di hadapannya itu.

"Apa kau masih marah?" tanya Yibo lembut.

"Tidak" Xiao Zhan masih setia menatap kearah lain.

"Maaf" ucap Yibo.

Satu kata namun membuat seluruh orang yang berada di ruangan itu cengo.

Para maid dan bawahan Yibo di buat terkejut dengan sikap bos-nya itu.

Selama mereka bekerja dengan pria Wang itu, mereka tak pernah mendengarkan Yibo mengucapkan kata 'maaf' dan 'terima kasih'.

Ini pertama kalinya mereka mendengar bos mereka mengatakan kata 'maaf' pada seorang pemuda yang baru tiga hari tinggal dengan bos mereka itu.

Xiao Zhan menoleh kearah Yibo lalu mengangguk dan tersenyum manis.

Yibo langsung memeluk Xiao Zhan membuat pemuda itu terkejut. Detik berikutnya ia membalas pelukan Yibo.

"Jadilah milikku... Aku mencintaimu... Xiao Zhan!" seru Yibo pelan.

Ada yg di tembak nih gaes... 🤭🤭
Kira2 apa yah jawaban Xiao Zhan🤔🤔

_____________

T
B
C

All by Fate [ Yizhan ] ✅✅Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt