6. Mendapat komplain-an

10 4 0
                                    

Sore hari itu dokter Arya kembali memasuki ruang dokter untuk absensi sebelum ia pulang.

Di sana tidak ada dokter lain sama sekali, hanya ia sendiri di dalam ruangan itu.

"Tumben sepi banget nih ruangan, apa mereka pada rapat, ya?" tanya Arya dalam batinnya.

Arya pun absen seperti biasa.

Kemudian dia melepaskan jas putih dokternya dan ia lipat.

Tiba-tiba seseorang masuk tanpa permisi.

Brughh bunyi pintu yang dibuka paksa.

Arya pun menoleh ke arah sumber suara tersebut.

Di sana sudah ada berdiri seorang bapak-bapak.

"Di mana dokter umum poli 1?" tanya orang itu dengan terlihat emosi.

"Sabar pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Arya dengan baik-baik.

"Ke mana dokter umum poli 1?" sahut orang itu dengan nada ketusnya.

"Dokter umum poli 1 sedang rapat, Pak. ada yang mau Bapak bicarakan atau disampaikan? Boleh lewat saya dulu, nanti saya sampaikan ke beliaunya, Pak. Silahkan duduk dulu" sahut Arya masih dengan nada sopan menghadapi orang tersebut.

"Ga perlu, pokoknya saya minta rumah sakit ini ditutup, karena dokter umum poli 1 itu udah membuat istri saya hampir kenapa-kenapa dengan memberi resep obat yang ternyata itu salah obat" sahut orang itu.

"Baik, pak. Silahkan duduk dulu pak, sembari menunggu dokternya selesai rapat, kita selesaikan masalah bapak dengan baik-baik" sahut dokter Arya. 

"Denger yah kalian sebagai dokter harusnya yang bener, jangan bego, salah ngasih resep, apa kalian sengaja? Mentang-mentang istri saya memakai BPJS begitu?" bentak orang itu.

"Mohon tenang ya, pak. Sabar, mohon ditunggu. Saya akan coba kontak  dokter-dokter yang lain terlebih dahulu" sahut Arya dengan menenangkan orang itu.

Arya pun menelpon salah satu dokter yang ikut rapat tersebut yaitu dokter Cut Tari yang mengaktifkan ponselnya

"Sore, dok Tari, tolong sampaikan kepada dokter yang lain, ada keadaan darurat di ruang dokter," sahut dokter Arya.

"Ada apa ya? Baik nanti saya sampaikan kepada dokter yang lainnya" sahut Tari.

Tak lama sekitar kurang lebih lima menit, lima dokter pun masuk ke ruang dokter.

"Maaf, ada apa ya?" tanya salah seorang dokter.

"Ini siapa dokter poli umum 1 siang hari ini?" tanya bapak itu dengan emosi.

"Sabar ya, pak. Tenang dan Bapak tolong jelaskan ke kami, ada masalah apa?" tanya Angga.

"Ini siang tadi istri saya salah obat, kalian dokter gimana sih, bego banget ga fokus, bisa-bisanya hal ini terjadi, pokoknya temui saya dengan pemilik rumah sakit ini daripada rumah sakit ini saya tuntut dan saya viralkan" ancam orang itu.

"Baik pak, kami minta maaf ya pak, atas kecerobohan ini. Dan nanti saya akan mencoba menelfon direktur rumah sakit ini" sahut Puji salah satu dokter yang ada di ruang tersebut.

Tak lama kemudian direktur rumah sakit itu pun datang dan bapak itu menjelaskan kejadiannya masih dengan nada yang emosi.

Akhirnya Rani pun selaku dokter yang menangani bapak tersebut dipanggil untuk menyelesaikan masalah ini.

Ternyata inti masalahnya ada pada bagian apoteker.

Dia salah membaca resep yang diberikan dokter Rani siang ini. Akhirnya direktur rumah sakit ini pun lebih memilih jalur damai kepada bapak itu dan meminta bukti bukti terkait. Setelah itu rumah sakit mengganti rugi biaya dengan uang damai.

Setelah itu Arya yang tak ingin tahu menahu tentang masalah itu pun lebih memilih untuk pulang karena dia lebih punya masalah sendiri ketimbang memikirkan masalah yang terjadi hari ini bahkan ia tidak terlibat.

"Angga, saya balik dlu ya" sahut Arya pamit kepada  Angga.

"Iye hati hati lu, Ya," sahut Angga

Arya pun keluar dari rumah sakit. Ia menuju ke arah parkiran untuk mengambil mobilnya kemudian ia memasuki mobilnya dan berjalan keluar dari luar rumah sakit tersebut sambil meyetel lagu favoritnya.

Ia melupakan masalah itu meski masalah itu besar, akan tetapi ia mencoba melupakannya dan lebih memilih melakukan kesibukan lain untuk menutupi masalah yang ada.

Hari itu Arya melewati jalanan di mana tempat ia menabrak seorang bapak beberapa hari yang lalu. Ia merasa menyesal karena meninggalkan korbannya itu.
Bahkan, semenjak hari itu ia selalu dihantui rasa bersalah oleh sikapnya dulu. Ia berharap ia dapat melupakannya. Namun, semua itu sifatnya sementara ketika ia berada dalam kesibukan. Saat dia sudah dalam mode santai, kejadian bayangan itu kembali menghampirinya.

Sesampainya di rumah tidak ada satupun orang di dalam sana. Bahkan mamahnya pun tidak ada.

Ia memarkirkan mobilnya di garasi dan langsung keluar membawa jas putih dan tasnya ke dalam rumah
Ia langsung masuk ke dalam kamarnya karena lelahnya hari ini.

Setelah 15 menit beristirahat, ia kembali membuka laptopnya untuk mempelajari hal-hal baru tentang dunia kesehatan dan macam-macam informasi.

Ia pun teringat dengan kejadian tadi siang tentang pasien bernama Ananda
Gadis itu sangat cantik, kulit hitam manis disertai hijab yang tertutup rapih, sangat anggun dilihatnya, Arya yang sampai sekarang hampir belum pernah berpacaran itu pun takjub setelah melihat pasien bernama Ananda. Meski ia sering melihat pasien muda di rumah sakit. Namun, baru kali ini ia terpesona dengan pasiennya sendiri.

Gadis itu sangat membuat hatinya bahagia dan melupakan hal buruknya sejenak yang larut dalam perasaan yang indah.

****

Antara Cinta & Rahasia Where stories live. Discover now