12 || Panggil aja abang

10 1 0
                                    

Setelah selesai berbuka puasa, sebagian dari mereka ada yang mengobrol mengobrol di area taman rumah dokter Arya, dan sebagian ada yang pergi ke masjid di kompleks tersebut

"Ya, masjid di sini di mana?" tanya salah seorang rekannya.

"Masjid di ujung sana, dari sini lurus, ada pertigaan, belok ke kiri" sahut Arya.

"Ayo ikut solat, Ya?" sahut Alman

"Iya kalian duluan aja, gue mau ke kamar sebentar" sahut Arya

Setelah mereka pada pergi ke masjid

Arya melihat Ananda sedang membantu mbok Iyem untuk mengangkut piring.

Arya pun pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu lalu ia pergi ke kamarnya untuk melaksanakan ibadah solat magrib.

******

Setelah selesai salat magrib

Arya pun kembali ke lantai bawah di sana ia kembali melihat Ananda sedang memainkan ponselnya sendiri.

"Permisi" sahut Arya.

"Eh iya" sahut Ananda tiba-tiba, ia kaget melihat Arya sudah berdiri di depannya.

"Mbak, ayo dimakan kuenya, silahkan masih banyak noh" sahut Arya.

"Iya dok udah kenyang" sahut Ananda.

"Oh iya, boleh saya ikut duduk?" tanya Arya tiba-tiba.

"Oh boleh silahkan dok" sahut Ananda mempersilahkan.

Lalu Arya duduk sampingan dengan Ananda.

"Oh iya tadi ke sini naik apa?" tanya Arya memulai topik pembicaraan.

"Anu, tadi saya dibonceng dengan Alman dok"

"Ouh iya, maaf jangan panggil dok dong hehe, panggil mas atau abang saja" sahut Arya

"Ouh iya bang" sahut Ananda.

"Oh iya gimana kamu masih sakit?"

"Udah engga bang, saya minumin obatnya terus, eh sembuh" sahut Ananda.

"Oh Alhamdulillah, oh iya makasi ya bang dulu udah bantu saya" sahut Ananda.

"Sama sama mbakk, itu semua udah tugas saya selaku dokter ke pasien" sahut Arya.

Tiba tiba Alman keluar dari rumah Arya melihat adik sepupunya itu tengah mengobrol dengan sahabat SMA-nya

"Cie udah duduk berduaan aja nihh" tiba tiba Alman datang

"Buset lu keluar tiba tiba aja lu, bilang dulu kek, gue kaget" sahut Arya.

"Wkekeke udah lanjutin terus obrolannya pak dokter" sahut Alman meledek.

"Ah bangke lu" sahut Alman sambil melempar bungkus rokok kosong sambil tertawa.

Alman pun masuk lagi ke dalam rumahnya.

"Maaf yaa emang tuh Alman suka bercanda" sahut Arya kepada Ananda.

"Iya udah biasa bang, di rumah aja dia ngeselin" sahut Ananda.

"Hahaha" tawa mereka berdua.

"Iya Alman memang begitu dari SMA, dulu kita akrab banget dari SMA, pokoknya Alman tu sahabat dah lebih dari teman, orangnya seru dan bisa jaga rahasia pula" sahut Arya menceritakan pertemanannya.

"Ahh padahal klo di rumah mah dia usil tau bang, dia pernah pas dia lagi mabok kan yaa, eh dia ke rumah saya, motong ayam bapak saya, alm bapak saya ke belakang melihat ayamnya sudah dipotong, terus Alman bilang katanya ayamnya mati kejepit pintu, alm bapak saya marah dong masa iya kejepit pintu tapi yang berdarah dari gorokan dilehernya" cerita ananda kepada Arya.

"Ya emang begitu anaknya, rada rada, dia juga udah mabok dari SMA, tapi dia hampir ga pernah bikin kaasus, cuma pernah dia iseng ke toilet di sekolah, dia memasukan petasan ke dalam toilet yang ada orangnya, pas keluar malah guru BK" cerita Arya

"Hahaha" ananda tertawa melihat tingkah sepupunya itu.

"Oh iya kalau boleh tau, bapakmu meninggal kenapa?" tanya Arya.

"Itu bang, bapak meninggal karena menjadi korban tabrak lari 1 bulan yang lalu" sahut Ananda.

"Ouh gitu, berarti belum lama dong, ya?" sahut Arya

"Iya begitu bang," sahut Ananda.

"Ouh iyaa turut berduka ya" sahut Arya.

"Iya makasi bang" sahut Ananda

"Rumah Abang bagus, ada tamannya, dan luas banget," puji Ananda.

"Ini bukan rumah saya, ini rumah ortu, hehe mana ada dokter baru lulus, udah punya rumah" sahut Arya merendah.

"Ih tapi bagus bang, aku suka aja, oh iya bapaknya ke mana bang?" sahut Ananda.

"Papah ku pelayaran, dia jarang pulang, nanti pulang sehabis lebaran 2 Minggu" sahut Arya.

"Oh, lama juga ya" sahut Ananda

"Iya, papah ku emang begitu dari aku kecil, aku lebih sering berdua di rumah ini dengan mamahku, dan art ku mbok Iyem" sahut Arya.

Antara Cinta & Rahasia Where stories live. Discover now