3. EXTRA PART GARIS WAKTU

95 9 0
                                    

EXTRA PART GARIS WAKTU :
SEDIKIT CERITA TENTANG RAFA & GADISNYA

Mobil yang dikendarai oleh Rafa kini sudah mulai menepi disebuah kios kecil sederhana namun sangat ramai dengan pengunjung. Vania tertegun, jadi ini tempat favorite laki-laki itu?

Vania memperhatikan Rafa yang sibuk melepaskan sabuk pengaman. Ia memperhatikan lekuk wajah Rafa yang sangat mirip dengan Dafa. Setiap melihatnya, rasa sakit itu kembali muncul dibenaknya. Pasalnya, mereka berdua memiliki paras yang sangat mirip.

Rafa menoleh karena merasa diperhatikan, “Kenapa? Ganteng banget ya gue? Sampe nggak bosen-bosen lo lihat?” tanya Rafa dengan rasa pedenya.

Vania merubah wajahnya masam. “Kamu? Ganteng?” Vania mengulang kembali pertanyaan Rafa. “Gantengan juga bekantan yang ada di kebun binatang!” protesnya.

“Ih?” Rafa bergidik, “Cantik-cantik suka bekantan. Dasar aneh!”

Vania membulatkan matanya. Sebelum sebuah pukulan mendarat, Rafa terlebih dulu keluar dari mobilnya. Hal itu membuat Vania mendengus. Segera Vania keluar dari mobil lalu mengikuti Rafa yang mulai masuk ke dalam kios.

Sebelum masuk ke dalam kios, Vania membaca papan nama untuk menu. Disana terdapat banyak menu hotdog. Hotdog? Apakah Rafa sangat menyukai hotdog?

Vania memperhatikan Rafa yang sedang memesan. Bukan Rafa yang terlebih dulu menyapa, tapi pelayan disana yang heboh dengan kehadirannya.

“Eh, Kak Rafa ya? Kemana aja, Kak?” tanya pelayan kios itu dengan senyum yang menampilkan deretan giginya.

“Udah lama banget gak kesini. Kami merasa kehilangan banget, Kak. Biasanya Kakak hampir setiap hari ke sini,” ujar pelayan yang lain.

Vania memperhatikan Rafa yang hanya tersenyum untuk merespon semua sambutan-sambutan itu. Banyak sekali pelayan yang bertanya-tanya. Mengapa Rafa tiba-tiba saja menghilang tanpa ada jejak?

“Ah iya, Kak Rafa. Kak Elyara kemana?”

Terlihat jelas perubahan raut wajah Rafa. Semula baik-baik saja menjadi kusut seperti sedang menyembunyikan sesuatu. Tapi meskipun begitu, Rafa tetap terlihat kembali ceria seperti biasanya.

“Ada. Lagi istirahat,” Itulah jawaban Rafa. Senyuman tipis ia ukir dibibir tebalnya. Senyuman terpaksa. Tidak ada kehangatan disana. Sangat berbeda dengan pancaran matanya.

“Pesanannya seperti biasa, Kak?”

Vania kembali tertegun. Sepertinya memang Rafa sering kali berkunjung ke kios sederhana ini. Sampai pelayan disana akrab dan hafal apa yang selalu dipesan dan dengan siapa ia datang.

“Pesanan saya seperti biasa ya, Kak. Satu lagi saya pesan hotdog double cheese, jangan pake tomat, jangan pake saos tomat. Timunnya banyakin, selada jangan terlalu banyak, kematangan sosis medium.” urai Rafa membuat Vania mengerutkan keningnya.

Bagaimana Rafa tau apa yang ia suka dan ia tak suka? Ini sangat aneh! Pikiran Vania mulai bercabang oleh berbagai macam pertanyaan. Apakah Rafa menyelidikinya? Apakah Rafa menguntit? Apakah Rafa intel?

“Hei!”

Tepukan tangan satu kali di depan Vania berhasil menyadarkan dari lamunan. Rafa mengejutkannya. "Apa sih?"

GARIS WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang