32

902 31 1
                                    

Sedikit tersentak badan adrin apabila danial tiba tiba berada dihadapan pintu biliknya . Kus semangat !

Adrin melihat danial kemudian dia menjeling jejaka itu dan terus mengatur langkah untuk turun aras bawah .

" Adrin.. " kedengaran sayup sayup suara garau danial sedang mamanggilnya . Dia menoleh dan berhenti ditengah tengah tangga , kening di jongketkan seakan bertanya . Kenapa ?

Danial diam , dia ingin bertanya sesuatu tapi rasa segan pula . Dia menggosok belakang lehernya , macam mana kalau dia tanya dan adrin akan salah faham walaupun itu kenyataannya .

Adrin mengerutkan dahi . Sedikit pelik dengan tingkah danial yang seperti orang tidak keruan ini . Sejak dia bercerita tentang apa yang berlaku dia airport semalam terus danial jadi pelik . Dalam 1 hari kalau boleh nak membuntuti dia saja , bila ditanya katanya takda apa .

Dia malas ingin membuang masa lantas dia laju turun dari tangga itu , danial apa lagi . Terus dia mengikuti langlah adrin , sampai saja dibawah terlihat luth , iman dab datin lia sedang melihat tv .

Adrin ingin melangkah kearah mereka tetapi terhenti kerana lengannya dipegang oleh danial . Adrin menoleh dan mendengus , dari semalam lagi macam ni .

" Adel nak apa ni ? Dari semalam lagi asyik ikut akak je " soal adrin garang , bukannya dia ingin marah tapi bila perangai danial menjadi pelik sebegini siapa saja tak naik angin ?

Danial diam sedikit berkira kira ingin bertanya , tiba tiba rasa berpeluh . Adrin mengerutkan lagi dahinya , dia ingin menoleh tetapi danial sekali lagi memegang lengannya . Menahan dirinya untuk tidak pergi .

" Apa dia adel ! " Naik seoktaf nada yang digunakan oleh adrin dan ianya membuatkan yang lain menoleh kearah mereka . Danial melihat kedalam mata adrin , adrin sedikit gentar melihat pandangan tajam adiknya itu .

" Cuba adel cakap apa yang adel nak , ini daritadi macam ni . Mana akak tak marah " danial menggaru keningnya , terasa janggal pula sedangkan soalan yang ingin ditanya biasa saja .

" Em...bila kau nak bawa budak yang nama qyra tu kerumah " soal danial senada tetapi dalam hati sudah gementar . Tidak tahu kenapa dia rasa begitu . Adrin mencubit lengan danial , dari semalam ikut ikut dia ini saja yang nak ditanya ?

" Kenapa tak cakap je dari tadi ? Ini tak asyik nak membontot je " adrin jeling tajam , kecik besar kecik besar je . Danial senyum , senyum yang agak manis sehingga menampakkan lesung pipitnya .

" Akak ada mesej dia , akak cakap nak ajak dia ke rumah ni datang makan tanda terima kasih . Nanti akak call semula , dia kata okey . Itu je " jelas adrin , danial mengangguk faham .

" Wah , orang ajak terus saja dia nak datang . Dia kenal tak akak siapa ? " Soal hyder yang baru turun dari tangga . Adrin memandang hyder dan mengangguk .

Hyder tersenyum sinis , kalau tengku yang ajak siapa saja taknak kan ? Adrin yang melihat senyuman sinis hyder sudah dapat mengagak apa yang difikirkan oleh jejaka itu .

" Ja- " baru adrin ingin menjelaskan lagi tentang sebahagian ceritanya tetapi danial sudah memotong .

" Kau bawa dia kerumah ni ? " Adrin memandang danial pula dan dia mengangguk .

" Tapi kalau kau orang tak selesa akak ajak dia makan diluar je takpe- "

" Bawa saja dia kesini " ujar danial , adrin seperti tak percaya .

" Serius ni ? Tapi korang ? "

" Minggu ni kitorang balik malam , jadi waktu dia datang tu takdalah kitorang jumpa dia " ujar danial lagi , melihat wajah curiga adrin terus dia berdehem .

His Love : AdelDonde viven las historias. Descúbrelo ahora