42

1.3K 59 5
                                    

Tajam matanya memerhati qyra , makanan dikunyah sambil mata memerhati sibuah hati yang sedang makan .

Senyap saja meja makan itu , tahulah dia yang qyra takut dengan dirinya selepas dimarahi apabila bercakap ketika makan . Terlihat gadis itu menunduk saja ketika makan .

" Sekejap lagi mama nak keluar , pergi gallery kejap . Ada lukisan yang mama beli " ujar datin lia tiba tiba , tumpuan danial terus terhala kepada datin lia

" Mama beli lukisan lagi ? " Datin lia angguk

" Qyra nak balik kan lepasni ? " Soal datin lia kepada qyra , qyra angkat wajah dan tersenyum manis lalu mengangguk .

" Ala....jangan lah balik lagi , saya ada banyak benda nak beborak dengan awak " ujar adrin sedikit sedih , awalnya balik !

" Lain ka- "

" Kitorang kejap lagi nak ke company , jadi takda masalah kalau qyra nak duduk kat sini dengan adrin " ujar danial tiba tiba , kemudian mata terus terhala kearah qyra . Dia tersenyum sinis apabila qyra seperti mengelak melihat wajah dia

" Hah baguslah tu ! Nanti kau orang dah balik dari company barulah qyra balik ya ? " Danial angguk , kemudian yang lain memandang kearah qyra . Menunggu jawapan gadis itu .

" Err.. "

" Qyra taknak ke ? " Soal adrin dengan wajah yang sedikit sedih , qyra sedikit berasa kasihan melihat wajah berharap adrin .

Tiba tiba terasa tangan kirinya yang berada dibawah meja di genggam oleh seseorang , terus pandangannya terhala kearah danial . Dia yakin tangan yang menggenggam tangannya itu adalah tangan danial .

Dia ingin menarik tangan kirinya tetapi kuat danial menggenggam bukan itu sahaja danial malah mengelus tangannya menggunakan ibu jari jejaka itu .

Terhenti kelakuan qyra dari mencuba melepaskan genggaman itu apabila melihat wajah tegang danial . Terasa seperti ingin menangis dia apabila danial sesuka hati memegangnya begini .

" Adel taknak tambah ke ? " Soal datin lia apabila melihat danial yang berhenti daripada makan . Sebelah tangan ditongkatkan menghadap qyra manakala satu lagi dibawah meja .

" tak " itu sahaja balasan yang diberikan dia seakan tidak sedar kerana terlalu ralit memerhati wajah bidadarinya . Makin erat genggaman pada tangan qyra

" Qyra , macam mana ? Duduk dengan adrin atau balik ? "

" Ba- "

" Duduk dengan adrin , lepas kami balik baru qyra akan balik . Mama jangan risau , mama keluar dengan aryan kan ? " Laju danial memotong percakapan qyra , balik ? Hell no ! Kenapa nak cepat cepat ?

" Ha ah dengan aryan , kalau macam tu mama pergi dulu lah kang boleh balik awal " ujar datin lia dan bangun berlalu ke dapur untuk membasuh pinggan .

Jejaka itu semua turut bangun dan mengikut datin lia , qyra ingin bangun tetapi tidak boleh kerana danial memegang tangannya

" Qyra nak tambah lagi ke ? Kalau nak makan lah , akak nak pergi ke dapur tolong mama nanti kalau dah siap makan bawa pinggan ke dapur " ujar adrin bersama senyum manis , qyra ingin membantah dia tidak ingin makan lagi tetapi danial erat menggenggam tangannya . Seperti memberi tahu untuk senyap dan tidak bercakap apa apa

Kini tinggal qyra dan danial saja yang berada di ruang makan itu , senyap . Danial merenung wajah itu dalam seperti hendak memakannya .

" Tengku , lepaskan tangan saya " ujar qyra perlahan , risau jika yang lain dengar . Danial angkat bahu dan makin mengetatkan lagi genggaman

His Love : AdelWhere stories live. Discover now