55. Penyemangat

30.4K 2.6K 71
                                    

Keadaan istana sangat berantakan, setiap detiknya pasti suara tuntutan keras dari luar pasti terdengar. Para kaum pengkhianat yang tidak menyukai Aarazka, seketika mengambil kesempatan emas yang ada saat mengetahui bahwa kaisar sedang koma—terbaring tak sadarkan diri di atas tempat tidur.

Kesempatan itu semakin diperkuat saat rapat kekaisaran yang akan di lakukan dua hari lagi, sebenarnya rapat itu sudah di atur jadwalnya jauh-jauh hari oleh Rezel. Sebab rapat antar kaisar adalah rapat paripurna yang sangat jarang sekali terjadi, umumnya yang dibahas adalah tingkat kemajuan dan saling membicarakan kerjasama antar kekaisaran.

Akan tetapi sangat disayangkan, tepat dua hari lagi rapat itu akan dimulai, berita tentang kaisar yang terluka menyebar dengan begitu cepat dan berakhir dengan keadaan saat ini.

Kondisi Camellia yang juga masih terluka dipaksa harus kuat sebab wewenangnya merupakan tertinggi saat ini. Hanya saja.. Camellia terlalu takut dan masih belum percaya akan berita yang masih ia dengar. Bahkan saat ini gadis itu sama sekali belum mengerti akan tugasnya, tentang apa yang harus ia lakukan dan apa yang harus ia perintahkan. Camellia terlalu sibuk menangisi segala hal yang sudah tak dapat diubah lagi. .

Di dalam kamarnya, Camellia terus menangis sesenggukan dengan Aldric yang sudah memeluknya dari samping untuk menenangkan gadis itu. Hatinya terlalu sakit dan tidak menerima fakta itu, sebenarnya apa yang terjadi kemarin sore!?

Di sela-sela tangisannya yang menyayat hati, suara pintu yang dibuka dari luar terdengar. Namun hanya Aldric saja yang menoleh ke sumber suara dengan tangan yang masih memeluk Camellia, sedangkan gadis itu sama sekali tidak mendengar apalagi menoleh. Sebab pikiran dan hatinya sedang dilanda oleh rasa bersalah yang sangat besar.

Aldric segera melepas pelukannya dengan cepat sebelum ayah dari Camellia, Duke Glitzy melihatnya. Ia hanya tidak ingin ada kesalahpahaman, Aldric juga segera berdiri dari duduknya dan mengangguk sekilas kala netranya dan Duke Glitzy bertemu.

Duke Glitzy membalas sapaan Duke Zenas dengan anggukan pula, lalu kemudian perhatiannya teralihkan pada Camellia yang masih menangis di tempat dengan punggung yang menyender di sisi tempat tidur.

Duke Glitzy terdiam sejenak, melihat keadaan putrinya membuat Duke Glitzy bersedih dan menunduk. Kemudian ia meraih jari lentik putrinya dan duduk di sisi tempat tidur.

Camellia diam tak menanggapi perlakuan ayahnya, bahkan gadis itu sama sekali tidak menunjukkan raut wajah terkejut melihat kedatangan sang ayah. Sepertinya Camellia benar-benar telah terlarut dalam kesedihan.

"Dengar putriku," ucap Duke Glitzy dengan pelan dan suara serak seperti kebanyakan suara pria tua, pandangannya juga menatap lurus pada Camellia. Ia memperhatikan dengan jelas bagaimana sedihnya Camellia saat ini, Duke Glitzy dapat melihatnya walau Camellia tidak mengatakannya. Justru itu terlihat sangat jelas dari pandangan kosong dan bersalah gadis itu, Duke Glitzy merasa turut bersedih.

"Apapun yang terjadi, jangan pernah menyalahkan dirimu sendiri sayang. Sebab kamu tidak salah, dialah yang memilih untuk menyelamatkanmu dan mempertaruhkan nyawanya." Ucap Duke Glitzy dengan suara menenangkan, suara kamar yang sepi dengan suara isakan tangis Camellia sebagai pengisinya, ucapan Duke Glitzy terdengar begitu jelas.

"Sadarlah akan posisimu putriku, sekarang kamu bukan lagi putri dari seorang Duke, kamu bukan lagi Camellia Valorie de Glitzy. Posisimu sekarang adalah posisi yang paling diincar oleh banyak wanita di luar sana, posisimu adalah yang tertinggi saat ini. Setiap perintah yang kamu ucapkan adalah sebuah titah mutlak, tidak ada yang berani membantahnya.

Ayah tahu kamu sedih, ayah tahu kamu tidak terima akan kematian Grand Duke..."

Duke Glitzy sejenak menarik napasnya dengan berat ketika mengucapkan kalimat itu, sejujurnya ia masih tidak percaya akan berita yang mengatakan bahwa Grand Duke Harvey meninggal dunia. Justru ia merasa itu hanya sekedar gosip omong kosong yang sangat mustahil, bagaimana mungkin seorang Atlair Cavvian de Harvey meninggal hanya karena pasukan kelas teri? Duke Glitzy ingin tertawa mendengarnya tetapi tidak ketika ia.. ketika dirinya yang melihat secara langsung dengan mata kepalanya sendiri bagaimana tubuh kaku Grand Duke yang telah tergeletak tak berdaya tanpa nyawa. Tak lupa dengan darah dan beberapa anak panah lainnya yang sudah menancap menembus jantungnya.

Duke Glitzy hampir mati di tempat, merasa sangat tidak percaya akan apa yang sudah ia lihat. Tetapi ketika mengetahui penyebab Atlair terluka, Duke Glitzy merasa sangat-sangat berterimakasih yang sebanyak-banyaknya pada sang Grand Duke. Sebab dirinya harus rela mempertaruhkan nyawa hanya demi menyelamatkan putrinya.

Bahkan saat itu, ketika Duke Glitzy yang melihat langsung Atlair yang sedang terbaring tak bernyawa, sebagai bentuk rasa terimakasih yang mungkin tak akan pernah bisa ia balas kembali, Duke Glitzy melepas jubahnya dan juga pedangnya lalu berlutut menunduk layaknya seorang kesatria yang bersimpuh pada tuannya. Para pasukan dari kerajaan Glitzy pun ikut menunduk ketika melihat rajanya yang telah menundukkan kepala pada Grand Duke.

Duke Glitzy berharap, agar kelak di masa rasa terimakasihnya terbayarkan dengan mendoakan Atlair... semoga bisa hidup bahagia bersama Camellia sebagai dua orang suami istri. Kelak di masa depan, semoga cinta Atlair terbalaskan dan tidak berakhir tragis seperti di masa ini. Duke Glitzy sampai menitikkan air mata merasa sangat berterimakasih yang tak terhingga pada sang penyelamat putrinya.

"Tetapi ketahuilah hal yang pasti nak! Kekaisaran sedang berada di ujung tombak, dan yang sedang memegang tombak itu adalah dirimu. Sekarang semuanya hanya tergantung padamu Camellia, semuanya terserah padamu. Jika kamu ingin melempar tombak itu ke jurang, maka kekaisaran ini akan terjatuh dan runtuh. Tetapi jika kamu mengarahkan ujung tombak itu pada mereka yang telah berani melukai dan membelot pada kekaisaran, maka kekaisaran akan tetap kokoh dengan tumbangnya para musuh.

Kini semuanya berada di tanganmu.. jangan terlalu berlarut dalam kesedihan, ayah yang akan memandumu untuk mengikuti rapat dua hari lagi. Persiapkan diri dan kesiapanmu, kamu harus bisa meyakinkan orang-orang di luar sana, bahwa kekaisaran ini sama sekali tidak sedang sekarat. Bahwa kaisar tidak sedang terluka, kabarkan pada mereka semua bahwa kekaisaran tetap baik-baik saja seperti biasanya, kamu harus bisa putriku. Ada aku yang akan membimbingmu, hm?" Terang Duke Glitzy dengan suara tegas meyakinkan dan juga menyemangatkan. Tak lupa ia yang menghapus air mata di pipi putrinya lalu memeluk gadis itu dengan lembut.

***

R.I.P FOR ATLAIR CAVVIAN DE HARVEY

mari berdoa untuk Aarazka agar tidak menyusul Atlair😭

Tbc

19 September 2023

Suddenly I became the Empress [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now