Say something..

118 18 2
                                    

Awas ada typo.

Now playing: we'll be okay, for today - Arash Buana, Anya Taroreh






























Hari pertama setelah Serdian mendeklarasikan pertemanan pada Yarfa. Pemuda dengan tubuh semampai itu tengah menunggu teman barunya di perpustakaan.

Ya, Serdian sampai rela menunggu selama 10 menit hanya demi Yarfa.

Dan, yang ia cari akhirnya datang.

"Yarfa." Panggilnya.

Yang dipanggil terdiam membeku ditempat. Tak menyangka akan bertemu dengan manusia aneh itu lagi. Yarfa berniat berbalik badan sebelum Serdian memanggilnya lagi.

"Yarfa, bukunya ketinggalan." Tutur Serdian.

Yarfa menoleh kebelakang dengan raut wajah kebingungan. "Buku yang kemarin." Serdian menyodorkan buku yang kemarin lupa Yarfa kembalikan pada tempatnya.

Dengan ragu-ragu, Yarfa menerima buku tersebut dari Serdian. Kemudian, hening melanda mereka berdua.

Yarfa sibuk menelisik tiap inci buku yang ia pegang, takut pemuda gila di depannya merusaknya.

Sementara Serdian bingung harus bagaimana.

"Bukunya ga rusak kok." Tuturnya mencoba menjelaskan.

Yarfa menatapnya sebentar, kemudian berbalik dan berniat untuk pergi.

"Fa," panggil Serdian. Yarfa berhenti lalu berbalik lagi dengan satu alis yang terangkat, seakan bertanya ada apa. "At least, say something.."

Yarfa yang semula menatap Serdian eye to eye, kini menundukkan kepalanya. Ia menggeleng lalu berjalan menjauhi pemuda dengan rambut soft pink itu.

Serdian diam, ia menatap kepergian Yarfa dengan tatapan sendu.

"How long have you been like this?"

—————

Waktu istirahat telah tiba, saatnya mengisi perut dengan amunisi untuk dapat menghadapi pelajaran ekonomi. Serdian dan Harfa sedang menuju ke kantin untuk mengisi amunisi.

"Huh, tumben banget kantin nggak serame biasanya." Seru Harfa.

Serdian menepuk bibir Harfa lumayan keras. Kata-kata keramat malah terucap, sialan emang tiang Bogor ini.

"Bacot lu. Udah buruan jajan, gue laper." Sewot Serdian.

"Iya iya. Galak bener lu sutet Jatinegara."

Keduanya bergegas untuk membeli makanan, sebelum kantin dipadati oleh banyaknya manusia. Setelah selesai, kedua insan itu mencari tempat yang nyaman untuk berbincang dan menikmati makanan mereka.

"Di tengah apa di pojok?" Tanya Harfa.

"Jangan di kantin," Serdian menyadari banyaknya anak-anak yang mulai memenuhi kantin. Ia memutuskan mengajak Harfa untuk makan di kelas Danielle, sekalian nyari gebetan. "Ke kelas Danielle aja, sekalian gibah." Sambungnya.

Harfa menurut saja, lagipula siapa yang akan menolak ke kelas Danielle? Kelas yang paling enak diantara kelas yang lain, sudahlah dekat dengan kantin, guru-gurunya juga jarang masuk kelas. Nikmat dunia.

Para manusia kelebihan kalsium itu berjalan menuju ke kelas Danielle.

"Danielle!!"

Teriakan Serdian mengundang atensi seluruh murid yang berada di kelas, termasuk yang namanya dipanggil tadi, Danielle.

Accident Where stories live. Discover now