The right way..

72 11 1
                                    

Awas ada typo.

Now playing: Walking in the Wind - One Direction






































"Jangan bikin janji, aku takut."

Perkataan Yarfa mampu membuat Serdian terdiam, ia menunduk, mengamati wajah Yarfa yang menatapnya dengan sedih.

Perlahan, Serdian melonggarkan pelukannya, membuat Yarfa sedikit terkejut. Serdian berdiri tepat di hadapan Yarfa, tak mempedulikan tatapan ketakutan dari si manis. Jemari Yarfa terlihat sedikit bergetar, apakah Serdian akan meninggalkan dirinya?

Seperti yang lain.

"Ser, kamu kenapa?"

Suaranya terdengar lirih dan pilu, Yarfa memalingkan wajahnya, menghalau air mata yang akan kembali membasahi pipinya. Tak mempedulikan tatapan Serdian pada dirinya.

"Fa,"

Lagi, pelukan hangat kembali Yarfa terima, kali ini bahkan lebih erat dibanding sebelumnya. Si manis menerimanya, membiarkan tubuhnya dipenuhi oleh kehangatan dari Serdian.

"Itu bukan janji, itu pernyataan."

Serdian menatap wajah Yarfa, mengamati netra cantik milik si manis. Menyelam lebih dalam demi mencari sebuah mutiara yang tersimpan dalam gelapnya dunia Yarfa.

Tangannya mengelus pipi si manis, tersenyum lebar tuk hantarkan kehangatan. Yarfa menunduk, tak kuasa menerima perlakuan hangat dari Serdian.

"Tapi, itu mirip kayak janji."

"No, it's not a promise. Itu pernyataan, aku akan selalu ada di samping kamu, sampai maut memisahkan kita. Ketika kamu hancur karena dunia yang terlalu kejam, kembali padaku, biarkan aku memelukmu hingga duniamu terasa lebih hangat,"

Serdian membenahi poni Yarfa, membayangkan bagaimana cantiknya si manis saat poninya tersibak angin.

"Kadang, hidup nggak harus soal kepergian yang menyakitkan, tapi juga kedatangan orang-orang yang bisa membuat kamu menjadi lebih kuat."

Kembali ia pandangi obsidian si manis yang sedikit membiaskan cahaya lampu. Menawan sekali.

"Fa, biarin aku jadi salah satu orang yang bisa buat kamu jadi lebih kuat. Anggap aku rumah mu, pulang kapan saja kalau kau mau. Biar aku hapus kepedihan mu, agar dunia tak melihat sosok yang lemah. Mereka hanya akan melihat Yarfa yang kuat, yang mampu bertahan dari dunia yang kejam."

Lelehan air mata tak mampu terbendung, Yarfa tertawa, mengapa ia jadi begitu emosional?

Kali ini, Serdian berhasil membuat Yarfa termangu. Tak menyangka akan perlakuan dadakan yang diberikan.

Kecupan hangat di kening.

"Boleh ya, biarin aku jadi rumah pelarian mu, saat kamu jenuh dengan semuanya, masih ada aku disini. Jangan merasa kalau kamu seorang diri."

Accident Where stories live. Discover now