03

7.2K 457 2
                                    

Jaemin memeluk tubuh bunda, ayah dan Jaehyun bergantian. Hari ini ia akan tinggal dirumah Jeno begitu dengan balita yang ada di gendongannya.

"Harus nurut sama Jeno, jangan lupa bantu mama buat masak atau apapun itu yang bisa kamu bantu. Ngerti, Nana?" Jaemin mengangguk.

"Jangan lupa sama rumah." Jaemin mendelik tajam ke Jaehyun.

"Awas kalau kangen sama gue."

"Gak akan." Jaemin mengangkat bahu.

"Kalau begitu Jeno sama Nana berangkat dulu, bun, ayah, bang." Pamit Jeno, ketiganya mengangguk.

"Hati-hati sayang." Ucap bunda.

"Nanti kalau udah sampai jangan lupa kabarin ayah."

"Oke ayah, Nana berangkat dulu ya."

Jeno dan Jaemin berjalan menuju mobil dan masuk, tak lama mobil itu melaju meninggalkan kediaman keluarga Jaemin.

Dalam perjalanan hanya ada keheningan didalamnya, keduanya sama sama sibuk dengan kegiatan masing-masing. Jeno yang fokus mengendarai mobil dan Jaemin yang sibuk mengusap pipi si kecil.

Ah, sampai lupa. Mereka sudah memberi nama. Jino Adiguna namanya. Mereka memakai Marga Jeno.

"Perlengkapan Jino ada yang kurang gak, na?" Tanya Jeno.

"Ada, terakhir kita beli kemarin. Itu juga sedikit, nanti sore juga habis." Jawab Jaemin.

"Nanti mampir ke supermarket dulu." Jaemin mengangguk.

"Jen?" Panggil Jaemin, Jeno berdehem pelan.

"Gue takut deh, takut anak sekolah tau tentang ini."

"Gak perlu takut, selagi gak ada yang tau kita aman."

Jaemin menghela nafas pelan mendengarnya, "Masalahnya Jen, berita kita masuk ke tv. Tadi pagi gue gak sengaja denger."

"Masuk tv?" Jaemin mengangguk.

"Iya.  gue gak sengaja liat juga, pas ayah liat berita. tapi liat  gue dateng ayah langsung matiin tv." Jeno diam, kenapa kejadian ini aneh sejak awal.

"Gak ada foto kita, kan?"

"Ada, Jen. Tapi di blur sedikit, itu juga pas kita pake seragam." Jeno melirik kearah Jaemin sekilas.

"Seragam? Orang itu tau dari mana tentang kita?"

"Gue gak tau, Jen. Ini aneh banget gak, sih?"

"Iya, kaya udah di rencanain." Jaemin mengangguk.

"Lo turun buat beli perlengkapan Jino, gua tunggu di luar. Ini" Jeno memberikan kartu pada Jaemin.

"Gue jajan boleh?"

"Boleh." Jaemin memekik senang.

"Okee, ayo turun terus gendong Jino." Jeno mengangguk, keduanya turun.

"Kalau lama berarti rame, kalau Jino nangis  —nih susu nya." Jeno menerima botol susu yang Jaemin berikan.

"Iya." Jeno menatap punggung Jaemin yang menjauh.

.

"Lo bisa rapihin baju sama barang-barang lo, terserah mau di taruh dimana aja." Jaemin mengangguk, pemuda manis itu segera merapihkan barang-barang nya.

Ini kamar Jeno, cukup luas dan rapih untuk kamar dominan seperti Jeno. 

Ditengah merapihkan pakaian Jaemin dikejutkan dengan tangisan Jino, balita itu menangis dengan kencang membuatnya segera bangkit namun langkahnya terhenti saat suara Jeno terdengar.

accident | nomin [✓]Where stories live. Discover now