Sweet Home - 18

3.9K 475 263
                                    

Yang gampang mewek, Nanas saranin siapin tisu.

Oke, happy reading.











Gavriel menghela nafas panjang. Ia mengusap kepala Izer. Pria bersnelli dokter itu menatap salah satu suster yang membantu nya menangani Izer tadi.

Izer sempat sesak nafas dan kejang-kejang tadi. Gavriel dan rekan medis nya langsung menangani Izer.

"Catat tanggal kematian pasien."

"Baik, dok."

Gavriel melepaskan alat-alat medis yang terpasang di tubuh Izer dibantu dengan beberapa suster.

"Kasian ya, Ibu nya pasti terpukul banget." celetuk salah satu suster yang sedang membantu melepaskan infus Izer.

"Iya, aku kasian banget sama Ibu nya. Setiap saat dia pasti nungguin di depan liat kondisi adek ini. Kadang sampai ketiduran." timpal salah satu suster lainnya.

Gavriel hanya diam mendengarkan obrolan dua suster itu.

"Bawa ke ruang jenazah langsung ya." titah Gavriel.

"Baik, dok."

Brankar Izer di dorong keluar dari ruang ICU menuju ruang jenazah sesuai titah Gavriel.

"Gavri, Izer mau dibawa kemana?" tanya Ilea panik saat melihat brankar Izer di dorong keluar.

"Kondisi Izer udah stabil kan? Izer mau di pindah ke ruang rawat kan, Gavri?" lanjut Ilea bertanya kembali.

Gavriel tersenyum paksa. "Tante, maaf ya. Gavriel gagal, Izer udah meninggal."

Ilea menggeleng kuat. "Nggak, nggak mungkin. Kamu cuma bercanda kan, Gavri?"

Gavriel melirik suster yang tadi ia suruh mencatat tanggal kematian pasien nya yang tak lain adalah Izer.

"Pasien atas nama Allthaf Izeri Fernando dinyatakan meninggal dunia. Putra anda sudah meninggal, nyonya." ucap suster itu.

"Izer dibawa ke ruang jenazah, tante." ucap Gavriel memberi tahu.

Ilea langsung berlari kecil menuju ruang jenazah. Wanita itu langsung menerobos masuk dan mendorong suster yang baru saja menutupi seluruh tubuh Izer dengan kain putih.

"Izer hiks bangun nak hiks ini Mama."

"Izer gamau nen sayang? Ayo bangun nak, Izer pasti haus kan?"

Ilea menyingkap kain putih yang menutupi wajah Izer yang sudah memucat. Ilea langsung memeluk anak nya itu dengan erat.

"Izer hiks bangun nak hiks jangan tinggalin Mama hiks bangun nak!"

"Suster, anak saya hiks cuma tidur biasa hiks anak saya belum meninggal hiks ayo bawa ke ruang rawat hiks ayo suster."

"Ibu, yang sabar ya. Adek nya udah gak sakit lagi, adek nya udah gak perlu make alat-alat medis lagi, ikhlaskan ya, bu. Yang tabah ya, saya permisi bu."

Suster itu langsung keluar tak tahan mendengar tangisan pilu Ilea.

"Izer hiks bangun nak! Bangun!"

Ilea mengusap kepala putra nya. Wanita itu terus mengecupi kedua pipi chubby Izer yang terasa dingin.

"Izer bangun sayang hiks bangun nak, katanya sayang sama Mama hiks kalo sayang sama Mama hiks bangun nak."

"Mama butuh Izer hiks Mama butuh Izer disini hiks kenapa Izer ninggalin Mama hiks kenapa?"

Xaiver dan ketiga adiknya baru saja masuk ke dalam ruang jenazah. Keempat kakak beradik itu menatap Ilea kasihan.

Wanita itu terlihat sangat kacau, tangisan pilu nya begitu menyayat hati.

My Sweet Home (S2 BTAC) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang