Sweet Home - 29

4.3K 447 88
                                    

"Pelan pelan jalan nya."

Ilea mengangguk pelan. Kedua bayi nya kali ini terasa lebih berat dibanding dengan kakak-kakak nya.

"Tunggu...aku gak tahan."

Zareon mengusap perut buncit istrinya. Bayi di dalam sana langsung merespon dengan cepat memberikan tendangan kuat dari dalam.

"Sakit...jangan dipegang dulu." larang Ilea.

"Udah, ayo jalan lagi." lanjut Ilea.

Zareon kembali menuntun Ilea ke ruang kerja nya. Entah kenapa Ilea ingin ikut dengan nya ke kantor.

Ia pun tak bisa menolak dan akhirnya Ilea pun ikut dengan nya ke kantor.

"Zack mana?" tanya Ilea saat sudah duduk di sofa ruang kerja.

Wanita hamil itu merasa aneh melihat ruang kerja di sebelah ruangan Zareon kosong.

"Zack sakit." jawab Zareon.

"Mau minum?" tawar Zareon.

Ilea langsung mengangguk. Wanita hamil itu terlihat kelelahan. Padahal hanya berjalan dari koridor lantai paling atas menuju ruang kerja Zareon sudah membuat nya ngos-ngosan.

Perut nya semakin besar dan bayi nya pun semakin terasa berat dan aktif. Apalagi saat Zareon menyentuh perut nya dan mengajak si bayi mengobrol, tendangan kuat pasti dirasakan Ilea.

"Capek banget ya? Maaf ya sayang."

"Gapapa. Sini duduk."

Zareon langsung duduk di samping istrinya itu. Sebotol air mineral yang ia berikan ke Ilea tadi sudah habis tak bersisa.

Tangan besar milik pria itu mengelus perut Ilea. Bayi-bayi di dalam sana yang semula diam langsung bergerak heboh begitu tahu disentuh oleh sang Ayah.

"Ayo...tendang sana, tendang sini. Seneng banget ya dipegang Papa?" monolog Ilea sambil menatap tonjolan tonjolan kecil di perut nya.

"Sakit?" tanya Zareon.

"Sakit, tapi gapapa." jawab Ilea.

Rasanya memang sakit namun ia suka saat Zareon mengusap lembut perut nya.

Tangan yang semula mengusap perut buncit itu perlahan naik meremas salah satu dari dua benda kenyal kesukaan Zareon itu.

Zareon mendekatkan wajah nya dan langsung melumat bibir pink Ilea itu. Ilea pun membalas lumatan suami nya.

"Ehm, permisi pak!"

Ilea tersentak dan langsung mendorong Zareon menjauh. Lumatan mereka terlepas dan langsung menciptakan benang saliva antara bibir keduanya.

"Mauren? Ada apa?" tanya Zareon.

"Maaf sebelumnya kalau mengganggu pak. Meeting pagi ini akan segera dimulai." jawab Mauren.

Zareon mengumpat pelan. Ia tadi lupa menutup pintu ruang kerja nya. Jika tadi ia menutup pintu, kegiatan nya dengan Ilea pasti tak akan terganggu.

"Melon, aku tinggal sebentar ya."

Ilea tak merespon ucapan Zareon. Ia menatap Mauren intens. Wajah wanita itu memerah dan mungkin karena gairah sehabis melihat Zareon dengan nya berciuman.

Nafsu wanita saat hamil lebih besar dikarenakan meningkatnya hormon progesteron dan estrogen yang cukup drastis.

Ilea tentu paham karena ini  bukanlah kehamilan nya yang pertama.

"Shh..awww! Biru, perut aku sakit."

Ilea memegang perut nya dengan ekspresi wajah yang ia buat kesakitan.

My Sweet Home (S2 BTAC) Onde histórias criam vida. Descubra agora