Sim Jaeyun

702 85 4
                                    

Sim Jaeyun atau biasanya dipanggil dengan Jake, lelaki tampan yang menjadi incaran para wanita dan juga laki-laki di kampus.

Jake tidak pernah menanggapi mereka, Ia selalu sendirian, enggan untuk memulai komunikasi bahkan dengan teman sekelasnya.

Terkadang Ia berkomunikasi hanya untuk tugas kelompok saja dan itu pun tidak ada basa-basi nya sama sekali.

Orang-orang di kampus beranggapan bahwa mendekati Jake seperti sebuah tantangan yang seru.

Bahkan ada yang taruhan siapa yang bisa meluluhkan hati Jake akan mendapatkan hadiah yang lumayan jika di nominalkan.

Namun semuanya kecewa ketika satu hari ada kakak tingkat yang menembak Jake terang-terangan di tengah ramai nya kampus, Jake mengatakan bahwa Ia sudah mempunyai pacar.

Mereka yang tadi nya gencar mengejar Jake menjadi mulai mundur perlahan-lahan.

Meskipun tidak mengetahui siapa kekasih Jake yang sebenarnya, mereka semua yakin bahwa orang yang mendapatkan Jake tentu saja bukan orang biasa.

Jake terkadang terkekeh pelan ketika mendengar pendapat mereka, mereka tidak tau apapun tentang Jake dan kekasihnya yang merupakan seorang pekerja paruh waktu di restoran makanan chinese dan toserba.








"Aku baru tau kamu merokok"

Jake membalikkan badan nya mendengar ada seseorang yang berbicara. Ia tidak mengenalnya namun orang yang tengah mengajak Jake berbincang ini cukup tampan.

"Eh? Tidak apa-apa kan kalau aku mengajakmu untuk sekedar berbincang? Atau pacar kamu akan marah?"

Jake mengerutkan kening nya, Oke lelaki di depan nya ini hanya cukup tampan. Sisanya minus di mata Jake.

Mata Jake menatap lurus ke buku yang tengah di pegang oleh lelaki yang duduk di depan nya ini.

Melihat nama yang tertulis di cover buku, sedikit susah namun Jake berhasil membaca nya. Heeseung, nama yang keren.

"Kenalin nama aku Heeseung, kamu Jake kan? Semua orang selalu membicarakanmu. Aku penasaran tentang dirimu dan ketika melihat mu–wow!"

Jake langsung menaikkan sebelah alisnya bingung menatap ekspresi Heeseung sampai akhirnya Heeseung kembali berbicara, "kamu cantik" lanjutnya.

"Thanks, Tapi aku lelaki" Jake berniat untuk mematikan rokoknya lalu pergi dari sana sebelum Ia mendengar Heeseung kembali membuka suaranya, "aku bisa jadi teman kamu kalau kamu mau nangis"

Jake membalikkan badan nya menatap Heeseung dengan bingung, "maksudnya?" Tanya Jake tidak mengerti.

"Oh maaf, aku melihatmu menangis sesegukan kemarin. Jadi aku ingin menawarkan untuk menjadi teman mu saat kamu ingin menangis"

Heeseung tampak mengotak-atik handphone nya sebelum handphon3 Jake berdering dengan keras, "itu nomor telpon ku, jika ingin menangis silahkan hubungin aku" ucap Heeseung sebelum Ia akhirnya pergi meninggalkan Jake yang mengerutkan keningnya tak suka.

"Gila!"
















Jake menarik nafas nya kuat-kuat, berusaha untuk menahan semua air mata nya yang sudah siap untuk keluar. Ia merasa sesak.

Balkon apartemen nya menjadi tempat saat Jake menyalakan pemantiknya untuk menghidupkan rokok di dalam apitan jari nya.

"Sial!" Jake mengumpat, pemantik nya enggan menyala sepertinya kehabisan gas.

Jake menyalakan handphone nya, berniat untuk mencari sesuatu yang bisa menghilangkan rasa sesaknya.

Namun satu notifikasi mengalihkan perhatian nya. Ia membuka notifikasi tersebut, membaca pesan yang sudah terkirim dari tadi siang.

Heeseung
Jake ingat! Jika ingin menangis panggil aku, aku akan datang ke tempatmu.
03.52 PM

Entah tangan Jake yang salah atau Jake yang memang menginginkan nya.

Jake memanggil Heeseung sesuai dengan apa yang Heeseung tawarkan.

Hingga pada malam itu, Jake membiarkan pintu apartemen itu terbuka untuk Heeseung dan juga pintu hati nya yang ikutan terbuka membuat Heeseung dengan mudah masuk meski sudah tau bahwa ada orang lain disana.

Heeseung menyaksikan bagaimana Jake menangis dengan keras malam itu karena Sunghoon, pacarnya.

Heeseung sampai bersumpah bahwa Ia akan memisahkan Jake dengan Sunghoon bajingan. Namun tanpa sadar, Heeseung juga ikutan menjadi bajingan.

Kasar, tidak suka dibantah, selalu membuat Jake merasa tertekan. Itu yang Jake simpulkan setelah membiarkan Heeseung menjadi kekasih gelapnya selama dua bulan.

Jake terjebak di dua kekasihnya yang bajingan, Namun Jake sendiri juga bajingan. Jika satu saja sudah menyakitkan kenapa Ia malah menambah satu lagi?

Jika sudah tau dua-dua nya menyakitkan kenapa Ia tidak ingin melepaskan salah satu atau dua-duanya?

Kenapa malah menyakiti perasaan sendiri dan orang lain?

Heeseung selalu menyadarkan posisi nya yang menjadi orang ketiga dan apabila Sunghoon mengetahui Jake berselingkuh di belakang nya tentu saja lelaki itu juga akan sakit hati.

Semua masalah ini berpusat pada Jake. Ia tidak berani memilih salah satu dari mereka dan membuat bom waktu yang sewaktu-waktu akan meledak dengan sendiri nya.












☆author note :
bentar, ini masih ngasih tau karakter dalam cerita ini biar kalian paham baca nya ;)

08 Oktober 2023

Break Up With Your Boyfriend, I'm Bored.Where stories live. Discover now