Cry

418 55 6
                                    

Sesuai dengan apa yang Heeseung bilang saat acara pertunangan mereka, Heeseung menemani Jake di apartemen milik Jake. 

Tidak ada penolakan dari Jake, bagaimanapun juga memang Jake menginginkan Heeseung malam ini.

Heeseung yang di cap kasar padanya adalah satu-satunya orang yang bisa menjadi tumpuan untuk Jake dikala Ia ingin meluapkan segalanya.

Catat itu, hanya Heeseung, bukan pacarnya, Sunghoon.

"kamu gak mandi dulu?" tanya Heeseung melihat Jake yang sudah berbaring di tempat tidur miliknya sambil mengecek handphone yang daritadi Jake abaikan saat acara pertunangan.

Tidak ada jawaban dari mulut Jake membuat Heeseung langsung mengerutkan keningnya.

Posisi Heeseung kini berdiri di dekat tempat tidur dengan Jake yang berbaring membelakangi nya, Heeseung hanya dapat melihat layar handphone Jake yang menampilakan beranda dari aplikasi instagram.

"Sim Jaeyun?" Heeseung kembali memanggil Jake.

Melihat bahu Jake yang mulai bergetar, Heeseung dengan cepat membalikkan tubuh Jake untuk berhadapan dengannya.

Seakan sudah tau ini akan terjadi, Heeseung hanya menghela nafasnya melihat wajah Jake yang memerah, pipinya yang basah, dan matanya yang ikutan merah beserta buliran air mata yang kembali keluar dari mata indah tersebut.

Memilih untuk ikut berbaring di samping tunangannya, Heeseung menarik Jake untuk masuk ke dalam pelukannya, dirinya menepuk punggung Jake dengan lembut membuat empunya menangis semakin keras.

"udah jangan ditahan, keluarin aja semuanya"

Heeseung setia menepuk Jake, di saat semua orang berpikir kenapa Jake harus selingkuh kalau  dia memang mencintai Sunghoon, inilah alasannya. Heeseung yang kasar realitanya dia sangat baik kepada Jake.

Jake butuh sandaran dan Heeseung menawarkan dirinya untuk menjadi sandaran, karena itulah Jake memilih untuk membiarkan Heeseung masuk menjadi orang ketiga dalam hubungan mereka.

"Hee, maaf"

"shutt, udah gak kenapa-napa. Emang udah resiko aku kan? aku yang mau jadi simpanan kamu" balas Heeseung sebelum Jake semakin menyalahkan dirinya sendiri.

"Tapi benar kata kamu, aku seharusnya pilih salah satu diantara kalian berdua" Jake mendongakkan kepalanya menatap mata Heeseung yang juga sedang menatapnya. "aku mau pilih kamu Hee, tapi rasanya susah lepas dari Sunghoon"

Heeseung mengerutkan keningnya tidak paham, Jake sudah tau bahwa memang seharusnya Ia melepaskan Sunghoon cepat atau lambat, tetapi kenapa dia bilang susah?

Isakan Jake terdengar semakin keras, "Alasan aku selama ini nangis karena Sunghoon itu cuman satu hal, dia terlalu cinta sama aku sampai dia gak cinta dirinya sendiri lagi" Jake menjelaskan namun makna dari kalimat itu tidak langsung ditangkap Heeseung.

"Maksud kamu" Heeseung bertanya dengan kerutan di keningnya yang semakin dalam

"Sunghoon sering selfh*rm dia bahkan gak bakalan segan-segan nyakitin diri dia sendiri kalau aku hilang selama beberapa hari" tidak ada balasan yang keluar dari mulut Heeseung, Jake melanjutkan, "Aku udah pernah bilang putus ke dia dan kamu tau apa? dia gores lengannya sendiri di depan--" Jake tidak sanggup melanjutkannya, kata-katanya terputus digantikan dengan dadanya yang terasa sesak.

Menyadari hal itu, Heeseung dengan cepat memeluk Jake kembali, mengusap punggung Jake agar dada pujaan hatinya bisa tenang, "udah, jangan dilanjutin kalau emang gak bisa, aku gak maksa" ucapnya.

"Maaf Jake kalau selama ini aku anggap kamu egois karena gak bisa merelakan salah satu antara aku dan Sunghoon, maaf karena gak tau kalau kamu pikul beban seberat itu. Kita lewatin ini bersama-sama ya? Aku yakin kamu pasti bakalan bisa lepas dari bajingan itu"

Jake tidak menjawab, Ia hanya menenggelamkan kepalanya semakin dalam ke pelukan Heeseung, mencari posisi ternyaman agar Ia bisa tidur malam ini meskipun dadanya masih terasa sesak.






Semilir angin menerpa wajah lelaki yang bisa dibilang sangat tampan. Meskipun sudah tengah malam, lelaki itu enggan beranjak dari kursinya

Heeseung, lelaki yang tadi sibuk menenangkan tunangannya kini duduk di balkon jendela dari apartemen tersebut

Sela-sela jarinya terapit satu batang tembakau yang cara memakainya adalah dihisap, apalagi kalau bukan sebatang rokok.

Heeseung merogoh saku celananya, mengeluarkan benda persegi panjang bernama handphone dari saku tersebut.

Mengetikkan beberapa kalimat diatas layar, lantas menempelkan benda pipih tersebut di dekat telinganya

"Halo? Gue rasa gue butuh bantuan lo" percakapan pertama dilakukan Heeseung setelah telepon terhubung.

Mendengarkan jawaban dari sebrang sana, Heeseung berdecih, "lo bisa pakai dia jadi aset berharga lo, gue tau lo udah lama ngincar dia" jawabnya.

Berdiam sejenak mendengar balasan seseorang disebrang sana lalu Heeseung tersenyum miring, "oke, deal"






☆author note :

wow sudah lama aku tidak update cerita ini~

11 Maret 2024

Break Up With Your Boyfriend, I'm Bored.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang