Tunangan

699 74 7
                                    

Hari-hari terasa sangat cepat bagi Jake sampai pada akhirnya hari di mana Ia bertunangan tiba.

Hari yang sangat Jake hindari kini sudah berada di depan matanya.

Jake menatap cermin di depannya, acara pertunangan diadakan secara private. Hanya anggota keluarga yang diperbolehkan untuk masuk ke dalam acara pertunangan ini, bahkan rekan kerja dari kedua keluarga tidak diundang.

"Jake? sudah siap nak?"

Jake memandang Mamanya dari cermin, kesedihan terpancar di wajah Jake membuat Mamanya ikut mengerutkan keningnya menahan kesedihan.

"Maaf" kata-kata itu terucap begitu saja dari mulut Mama Jake.

Jake tidak ingin membuat Mamanya sedih jadi Ia menunjukkan senyumannya seakan Ia tidak apa-apa dengan pertunangan ini.

Ia berjalan keluar dari tempat dirinya bersiap bersama Mamanya, menuju ke arah Papanya yang terlihat sangat bahagia hari ini.

Tentu saja Papanya ini perjodohan impiannya.



















Acara pertunangan berjalan dengan lancar, Heeseung dan Jake sekarang sudah resmi menjadi sepasang tunangan.

"Gimana perasaan kamu sekarang?" Heeseung bertanya seolah sedang menggoda Jake yang daritadi tidak menunjukkan senyumannya.

Berbeda dengan Jake, Heeseung sangat ramah senyum hari ini. Bahkan dia terus menerus menyapa beberapa anggota keluarganya.

Jake memutarkan bola matanya malas, "menurut kamu?" Jake berlalu meninggalkan Heeseung yang tentunya tetap diikuti Heeseung.

"Menurut aku kamu harus putus sama Sunghoon dalam waktu dekat ini", Jake memberhentikan langkahnya, Ia menatap Heeseung dengan tatapan tak suka seolah Heeseung dilarang untuk menyebut nama Sunghoon

Heeseung mendekatkan dirinya, "kenapa? benar kan kata aku? kamu harus putusin Sunghoon. Kita bentar lagi nikah dan keluarga kita gak mungkin gak mengumumkan pernikahan kita ke publik, mau Sunghoon tau kamu selingkuh?" Tanya Heeseung.

Sial, Jake tidak terpikirkan dengan hal itu sama sekali. 

Ia hanya berpikir bahwa jika menikahi Heeseung maka hal itu berakhir di sana. 

"Kenapa? Gak bisa?" Jake menatap Heeseung yang kini tengah meremehkannya, "pernikahan kita lima bulan lagi, aku kasih kamu waktu empat bulan untuk memutuskan hubungan kamu dengan Sunghoon"

"Heeseung?"

"Kalau dalam empat bulan kamu belum putus sama Sunghoon, aku bakalan bilang ke Papa kamu. Kamu tau dengan tepat apa yang bakalan Papa kamu lakuin ke Sunghoon kalau sampai dia tau anak tunggalnya masih pacaran sama Sunghoon"

"Hee, kesempatan kita kemarin gak kayak gini kan?" Jake bertanya dengan panik, tentu saja dia tau betul bagaimana watak Papanya dan Ia tau jika Heeseung tidak hanya sedang mengancamnya sekarang.

Heeseung mengangguk, "kemarin emang gak kayak gini, tapi aku rasa kamu harus berhenti egois Jake" Heeseung memegang kedua bahu Jake, "dan aku juga punya hak sebagai tunangan kamu untuk nyuruh kamu putus sama pacar kamu" ucapnya

Tatapan tajam dari mata bambi itu kemudian melunak dengan senyuman seiring pandangan mata yang beralih, "halo om" Heeseung memanggil Papa Jake yang kini mendekat ke arah mereka.

Mendengar panggilan dari Heeseung, Jake kemudian mengubah ekspresi wajahnya, Ia tersenyum melihat Papanya yang tersenyum kearah mereka.

"Jangan panggil om lagi dong, kamu udah bisa panggil Papa sekarang" Papa Jake merangkul bahu Heeseung memberikan izin kepada calon menantunya untuk memanggilnya dengan sebutan 'Papa' sekarang.

Heeseung membungkuk sedikit menunjukkan kesopanannya untuk Papa Jake, "Iya Pa" ucap Heeseung tanpa halangan sedikit pun.

Jake menatap Heeseung dan Papanya secara bergantian, mereka berdua lebih seperti Papa dan anak dibandingkan Jake yang anak kandung Papanya.

"Setelah pertunangan ini kalian ada rencana pergi atau apa?" Papa Jake bertanya kepada Heeseung yang dibalas anggukan oleh Heeseung

Jake mengerutkan keningnya. Seingat dirinya, Ia tidak membuat rencana apapun kepada Heeseung setelah acara ini berakhir.

Ia hanya ingin pulang ke apartemennya dan tidur, serta menangis sedikit.

"Papa tinggal dulu sebentar ya? kalian ngobrol lagi aja" 

Setelah Papa Jake meninggalkan mereka berdua, Jake menatap Heeseung untuk meminta penjelasan tentang apa yang baru saja cowok tinggi itu bilang.

Heeseung menghela nafasnya, "kamu mau nangis kan nanti?" Jake mengerutkan keningnya. Oke Ia akan menangis, lalu apa poinnya?

"kamu bilang setelah tunangan situasi kita sama kayak sebelumnya kan? sebelumnya aku selalu jadi orang yang temani kamu kalau kamu mau nangis"

Setelah mengatakan itu, Heeseung meninggalkan Jake yang termenung di tempat dirinya berdiri.

"Hee" lirih Jake menatap punggung Heeseung yang semakin menjauh.











☆author note :
mau curhat :((. aku belakangan ini lagi ngecrushin anak kedokteran cause damn! kalau anak psikologi disatuin sama anak kedokteran itu keren pakai banget. Tapi orang yang aku crushin ini tuh kayak anak fiksi! alias mustahil untuk didapatkan. Wes, aku mundur alon-alon :)

23 November 2023
(tanggal nya cakep)

Break Up With Your Boyfriend, I'm Bored.Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz