Chapter 1

257K 7.5K 34
                                    

Tes dulu nih hehe

Selamat membaca

*-*-*

Sapuan halus terasa di kakinya dan membuat Ayra yang tengah terlelap langsung membuka matanya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali.

Sebelum kilasan kisahnya semalam menghantam kepalanya. Ayra menatap selimut yang menutupi tubuhnya dengan erat.

Sebelum akhirnya ia menyadari dengkuran halus di samping tubuhnya. Saat ia menolehkan kepalanya kekagetan langsung menghantam dirinya.

Tidak.

Bukan.

Itu bukanlah sosok pria yang dibayangkannya. Itu bukan sosok Ryan yang seharusnya menghabiskan malam bersamanya.

Tubuh pria itu jelas lebih besar dan terpahat dengan indah. Bahkan otot bisepnya terlihat jelas menonjol dengan posisi tidur tengkurap seperti itu.

Dirinya seolah di siram oleh air dingin yang menyadarkannya. Ayra langsung mendudukkan tubuhnya dan membuat selimut yang menutupi punggung pria itu tersingkap.

Tidak perlu di tanya apa yang ada di balik selimut itu. Ayra sendiri bisa menebaknya tanpa harus bertanya.

Debar jantungnya langsung memompa dengan cepat. Menyadari kesalahan dan kebodohannya.

Sialan! Apa-apaan

Tidak! Seharusnya yang tidur dengannya bukan pria itu. Melainkan seharusnya Ryan!

Pria yang dicintainya selama hampir 7 tahun ini, sahabatnya. Katakan dirinya murahan dan licik.

Hanya saja ia terlalu putus asa. Sebulan yang lalu Ryan mengatakan bahwa pria itu akan menikah.

Menikahi sosok perempuan yang dulu sering membullynya waktu senior high school. Ayra tidak pernah mau melihat pria yang dicintainya menikah dengan nenek sihir.

Ia merancang untuk memberikan minuman pada Ryan. Membuat rekayasa jika mereka tidur bersama dan mungkin Ryan akan mengasihani lalu menikahnya.

Setidaknya bagi Ayra ia menyelamatkan Ryan dari nenek sihir, Frisca. Walaupun itu berarti merendahkan dirinya.

Namun Ayra sendiri tidak tau bagaimana bisa ia malah berakhir dengan pria di sampingnya. Berakhir tidur dan Astaga!

Ayra langsung beranjak dari tempatnya. Memakai pakaiannya dengan kepala yang serasa ingin lepas dari tempatnya.

Matanya menatap sosok pria yang tidur tengkurap di sampingnya tadi. Pria itu terlihat tidur pulas dengan rambut acak-acakannya.

Bahkan dirinya sendiri tau apa yang membuat rambut pria itu berantakan seperti itu. Ayra mengumpat dan menggelengkan kepalanya.

Ayra menggigit bibirnya dengan resah dan berusaha mengingat segalanya. Namun nyatanya tidak ada ingatan yang melintas di kepalanya saat ini.

Tidak sedikitpun.

Agra menyibak rambutnya kasar dan segera berbalik. Mengambil tas miliknya dan pergi meninggalkan tempat itu tanpa menoleh kembali.

*-*-*

"Kau tidak akan mendapatkan masalah, Ay. Kau mengatakan sudah meminumnya bukan. Tenang" ucap Abel yang sejak tadi menatap Ayra yang terlihat resah.

Nyatanya ia memang benar-benar resah. Kejadian sebulan yang lalu seolah tak pernah menghilang di pikirannya.

Saat kembali ke apartemen. Ayra mulai mengingat segalanya. Dimulai dari ia mengundang Ryan untuk datang ke Club dan mengajaknya minum seperti biasanya.

Kegiatan itu sering mereka lakukan dulu. Ketika pulang kerja mereka akan saling menghubungi dan minum bersama. Layaknya seorang teman pada umumnya.

Scandal of BillionaireWhere stories live. Discover now