Chapter 10

98.3K 4.9K 7
                                    

Ayra menatap punggung tegap yang ada di depannya. Pria itu tengah membuka sebuah pintu kamar di hadapan mereka.

Sebelum menarik koper milik Ayra untuk memasuki kamar itu. Ayra hanya mampu mengikutinya tanpa mengatakan apapun.

Sampai mereka berdiri di tengah kamar dan pria itu berbalik menghadapnya.

"Ini adalah kamar milikmu dan jika kau membutuhkanku atau apapun itu. Kau bisa mengunjungi kamarku yang ada di seberang kamar ini"

Wajah bingung terlihat jelas di wajah Ayra ketika Gideon mengatakan hal itu dengan lugas. Seolah memang itu adalah hal biasa terjadi setelah menikah.

Mereka pisah kamar ?

Tidak, bukannya Ayra berharap sekamar dengan pria itu. Hanya saja, sialan! Bukankah ini terdengar aneh ?

Pria itu pernah berkata jika pernikahan mereka akan layaknya pernikahan biasa. Tapi ini apa ?

"Apakah ada masalah ?" Suara itu terdengar dan membuat Ayra mengerjapkan matanya.

"Ehm... Tidak" ucapnya lirih yang membuat Gideon menganggukkan kepalanya.

"Bagus. Kurasa kau bisa istirahat, Ayra. Siang nanti aku akan mengenalkanmu pada pelayan yang kupersiapkan untukmu"

Pria itu bersiap untuk pergi meninggalkannya. Namun langsung terhenti ketika Ayra bertanya.

"Aku tidak membutuhkan pelayan" ucapnya yang membuat Gideon mengangkat sebelah alisnya.

"Kau butuh dan aku sudah menyiapkannya untukmu"

"Aku bukan orang sakit ataupun lumpuh. Aku tak membutuhkan pelayan" Gideon menatapnya tak suka.

Mungkin saja pria itu tak menyangka jika di hari kedua mereka menikah. Ayra sudah berani menentang ucapan pria itu.

Apalagi Gideon tak pernah sekalipun di tentang oleh siapapun. Tidak ada yang pernah berani menentang sosok Mr. Leviero yang terkenal kaku dan berwibawa.

Jelas saja pria itu tak menyangka jika Ayra berani menyerukan pendapatnya di hari kedua mereka menikah.

"Kau sedang hamil, Ayra. Keselamatanmu adalah prioritasku" ucap Gideon dengan menyipitkan matanya.

Seolah tidak menerima jika harus di tentang lagi. Sebelum sempat Ayra menyerukan protesannya. Pria itu berbalik pergi dan meninggalkannya di dalam kamar ini sendiri.

Ayra menatap punggung itu pergi dan menghela napas pelan.

Apanya yang membuat pria itu jatuh cinta ? Belum apa-apa pria itu sudah membangun tembok tinggi antara mereka.

Tekad yang sudah di bangunnya mulai dari kemarin seketika runtuh dan hancur berkeping-keping tak tersisa.

*-*-*

"Apa ada yang Anda butuhkan ?" Sebuah suara membuat Ayra menoleh dan menemukan Lyn berdiri dengan wajah ramahnya.

Perempuan berusia 40 tahunan itu merupakan pelayan yang ditugaskan Gideon untuk mengurusnya sesuai arahan.

Ayra sudah mengatakan protesnya jika dirinya baik-baik saja. Namun Lyn hanya tersenyum kecil dan selalu ada ketika Ayra membutuhkan sesuatu.

Selama seminggu setelah menikah. Ayra hanya merasakan kebosanan yang melandanya. Ia sudah tidak diperbolehkan bekerja dan hanya duduk diam di rumah ini.

Rumah yang teramat besar hanya untuk ditinggali oleh Ayra dan Gideon berdua di sini.

Ayra merasa seperti burung di dalam sangkar.

"Kurasa tidak" bisik Ayra lesuh dan Lyn menganggukkan kepalanya.

Sebelum berbalik pergi dan meninggalkan Ayra untuk duduk termenung di sofa halaman belakang.

Scandal of BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang