Chapter 20

83K 4.5K 17
                                    

Wohoho niatnya aku mau gantung kalian nih sampai lusa hehe...

Tapi karena ini birthday teman tersayangku jadi upload sekarang.

Bukan tanpa sebab sih, tapi ini adalah birthday teman tersayangku yang membuatku bertahan hingga detik ini

Bahkan dia juga yang mengubah semua beban hidup jadi semangat hidup.

Inspirasi terbesar dari semua cerita yang kutulis. Fun fact nya nama penaku diambil dari namanya juga loh

So jadi sebagai perayaan aku upload untuk kalian hehe

Jadi selamat membaca

Big luv, Ififah75

*-*-*

"Apakah kau sakit ? Kau terlihat pucat sejak tadi" suara Gideon membuyarkan lamunan Ayra yang tengah menatap jendela mobil.

Mereka saat ini tengah menunggu gerbang rumah mewah di depan mereka terbuka. Malam ini Ibu Gideon mengajak mereka untuk makan malam di rumah.

Ayra tidak bisa mengatakan kata tidak untuk hal itu. Alhasil Ayra hanya mengiyakan ketika ibu mertuanya menyuruhnya untuk datang.

Sedangkan Gideon juga mengiyakan ajaknya itu dan menyuruh Ayra untuk menunggunya untuk pulang. Sekalian berangkat dari kantor.

Sejak kepergian perempuan yang dipanggil Gideon Agnes. Pikiran Ayra keruh bahkan ia tidak tau harus mengatakan ataupun melakukan apa pada Gideon.

Bahkan hanya untuk sekedar bertanya Ayra tidak mampu. Alhasil Ayra hanya berusaha bersikap seperti biasa saja.

Ia cukup beruntung jika Gideon memiliki banyak berkas yang harus di urus. Belum lagi beberapa telfon yang masuk dan perlu di jawab.

Jadi setidaknya Ayra memiliki waktu untuk diam dan sibuk dengan pikirannya sendiri.

Ia tak menyangka jika Gideon memperhatikan perubahan wajahnya dan cukup perhatian untuk menanyakannya.

Walaupun sebenarnya Ayra tidak ingin ditanyai.

"Aku... Baik-baik saja"

Ayra harus bersyukur ketika melihat ibu dan ayah Gideon yang tengah menunggu di depan pintu dengan senyuman lebar.

Tidak memberikan waktu untuk Gideon menanyainya kembali. Ayra langsung membuka pintu ketika mobil benar-benar berhenti.

Ayra berusaha menampilkan senyuman alaminya dan berjalan mendekati kedua mertuanya.

Ibu Gideon, Natalie. Langsung memeluknya dan mengecup kedua pipinya lembut.

Sebenarnya mereka memiliki hubungan yang baik karena Natalie sering berkunjung ke rumah ataupun mengiriminya pesan.

Sedangkan Gideon tak pernah mengijinkannya untuk pergi tanpa pengawasannya ke rumah ini. Karena jaraknya yang jauh dan juga Gideon takut dirinya lelah.

Walaupun sebenarnya Ayra menduga jika Gideon tidak ingin Ayra terlalu dekat dengan ibunya. Ayra sendiri tidak bisa menebak alasan tentang permasalahan itu.

"Aku merindukanmu" ucap Ibu Gideon yang membuat Ayra tersenyum.

"Aku juga merindukanmu, Mom" balas Ayra dan merek berdua terkikik geli.

Ayra mendekati Gregor yang merupakan Ayah Gideon dan tak lupa memeluk ayah mertuanya sayang.

"Senang melihatmu sehat, Dear. Sepertinya cucuku tumbuh dengan baik di perut ibunya" ucap Ayah Gideon dengan mengusap perut Ayra.

Hati Ayra menghangat mendengarnya dan beban pikirannya saat ini seolah terangkat sedikit. Membuatnya merasa rileks dan tersenyum pada ayah mertuanya.

"Mom sudah memasakkan menu favorit kalian berdua. Jadi kalian harus makan banyak malam ini" ucap Natalie yang membuat Ayra mengangguk dan perempuan itu menggandengnya masuk.

Scandal of BillionaireWhere stories live. Discover now