Chapter 6

105K 5.6K 30
                                    

Pintu lift di depannya terbuka dan memunculkan tiga orang perempuan yang berada di dalam lift tersebut. Mereka terlihat terkejut dan memundurkan tubuhnya.

"Miss. Colten" sapa mereka yang membuat Ayra tersenyum canggung.

"Hai" bisiknya pelan dan melangkah masuk ke dalam lift.

Berbalik membelakangi mereka dan memejamkan matanya.

Sialan! Semua ini karena Gideon yang mengatakan pada semua orang siapa dirinya dan apa rencana mereka ke depannya.

Pernikahannya dengan Gideon langsung merebak begitu cepat di kalangan perusahaannya. Ia harus cukup bersyukur jika wajahnya hingga kini belum terekspos di semua majalah ataupun tabloid.

Semua itu tak mengherankan. Tentu saja Gideon sudah mengantisipasi itu. Ayra sudah memperingati pria itu agar wajahnya tak di ekspos sampai mereka menikah.

Setidaknya hanya dua bulan Ayra bisa menikmati hidupnya sebelum menjadi Mrs. Leviero.

Membayangkannya saja sudah membuat tubuh Ayra meremang dan tidak bisa mengatakan apapun lagi.

Pernikahan akan di gelar dua bulan lagi dan akan dilaksanakan dengan megah. Pewaris tunggal Leviero Corp. Tidak mungkin merayakan pernikahan mereka secara tertutup.

Semua media sudah memberitakan jika sosok Gideon akan menikah dengan 'Tunangan Rahasianya Selama ini'

Lalu hingga kini wajahnya belum terekspos dan ia juga masih bekerja. Seperti kesepakatan mereka sebelumnya.

Ayra harus menyelesaikan beberapa pekerjaan yang belum terselesaikan selama dirinya bekerja di sini. Setidaknya Ayra bukanlah orang yang  lepas tanggung jawab.

Dentingan lift terdengar dan Ayra mendongakkan kepalanya. Ia sudah sampai ke lantai yang ia tuju.

Lantai 49, tempat dimana Abel bekerja.

Jam sudah menunjukkan waktu istirahat dan Ayra membutuhkan temannya itu untuk bercerita.

Ketika dirinya berbalik menuju ruangan divisi Abel. Perempuan itu terlihat berdiri dan melambaikan tangannya.

Mereka sudah janjian untuk bertemu dan akan makan siang bersama di restoran depan.

"Bukankah suatu kehormatan untukku saat Calon Mrs. Leviero menjemputku kemari" ejek Abel yang membuat Ayra memutar matanya.

Mengapit tangan sahabatnya itu dan membalas beberapa senyuman dari orang yang menyapanya di sini.

"Kau memanggilku seperti itu lagi. Akan kulakban mulutmu" ancam Ayra yang membuat Abel tertawa.

"Ampun" ejek Abel yang membuat Ayra mau tidak mau ikut tertawa bersama.

Ia pasti akan merindukan saat-saat bekerja nantinya.

*-*-*

Ayra menyuapkan makannya. Ketika Abel menelan makanannya dan menatap Ayra dengan tatapan kesalnya.

"Kau bertanya siapa yang akan kau ajak ke pernikahan Ryan ?! Hello! Kau kurang pintar atau kurang otak sih!" Maki Abel yang membuat Ayra mencebikkan bibirnya.

Ayra kesal mendengar celotehan Abel yang seolah menyatakan jika dirinya tolol. Padahal Ayra hanya menanyakan dengan siapa ia harus datang ke pernikahan Ryan.

Ia berniat mengajak Abel untuk menemaninya. Jelas tidak mungkin jika Ayra beralasan tidak bisa hadir.

Ryan akan kecewa dan Ayra tidak pernah berniat membuat kecewa pria itu. Walaupun saat ini Ayra ditinggal begitu saja.

"Apa kau tidak sadar. Jika kau memiliki Pion Raja untuk kau banggakan ? Sial, Ayra! Jika aku jadi kau aku tidak akan menyia-nyiakannya" maki Abel yang membuat Ayra melototkan matanya.

Scandal of BillionaireWhere stories live. Discover now