Tiga

38 6 0
                                    

"NU!" Karel mengangkat tangannya agar Manu mengoper bola kepadanya. Dan tepat, dengan satu kali lempar bola masuk ke dalam ring.

Karel melihat ke tempat penonton lebih tepatnya melihat kearah rivalnya dengan wajah songongnya.

"Udah gue bilang, gue itu lebih keren dari lo."

"Liat aja, sekarang bola yang gue Dribble besok-besok kalo lo berulah kepala lo yang gue Dribble."

Tidak lama setelah itu Tara kembali, dan benar cowok itu langsung menghampiri Tara. Karel diam? Tentu tidak, ia langsung melempar bola itu ke sembarang arah dan naasnya bola itu malah mengenai wajah Sayaka.

"BANGSAT! MUKA GANTENG GUE!"

****

"Ayo pulang." Tara menoleh. Sejak kapan dia ada di sini?

"Nan-"

"Ekhem ... ada apaan nih?" Karel langsung duduk di samping Tara.

"Lo siapa?" Tanya cowok itu.

"Lah lo siapa? Mau godain cewek gue ya?" Cowok itu menaikan sebelah alisnya, Tara punya pacar? Yang benar saja. Jangan lupakan ekspresi bingung Tara.

Karel menoleh ke arah Tara dengan senyum manis yang entah mengapa terlihat menyebalkan itu.

"Siapa nama lo?" Karel berdiri lalu merangkul Tara.

"Gue Karel, pacarnya Tara, inget ya P.A.C.A.R.N.Y.A." Cowok yang ada di depannya itu tersenyum miring lalu menatap Tara.

"Bener?" Tara menggeleng.

"Ck! Halu." Karel melotot. Songong sekali ternyata pemuda ini.

"Barusan lo bilang apa? Halu? Berani banget lo. Siapa nama lo?"

Bukannya menjawab Karel, Tirta malah menatap Tara.

"Gak boleh lewat dari habis isya." Setelah itu ia pergi di susul beberapa temannya yang ikut pergi juga.

"Tirta." Karel memegang tangan Tara saat Tara hendak mengejar Tirta.

"Lo pulang sama gue."

****

"Duduknya jangan jauh-jauh, kaya yang lagi marahan aja."

"Mau deket kayak gimana lagi? Ini udah deket."

"Oke, kalo gitu pegangan yang bener." Bukannya pegangan Tara malah mencubit jaket Karel.

"Pegangan, Ra."

"Ini udah."

"Apaan, ini kalo gue gas lo pasti bakal kejengkang."

"Enggak. Udah sih jalan aja."

"Ngeyel banget."

Benar saja, saat Karel gas sedikit motornya Tara terjengkang ke belakang dia pun refleks memeluk Karel.

PLAK!

"Lo sengaja mau buat gue jatoh kan."

"Kan tadi gue bilang, pegangan Tara, pegangan." Karel masih mengusap-usap lengannya yang sakit di pukul Tara.

"Makanya pegangan." Tara masih duduk tegak, enggan memegang pinggang Karel, ia tidak bisa berlama-lama dengan lelaki ini, kasihan jantungnya.

Tidak mendapat respon dari Tara, Karel malah menarik tangan Tara, membawanya agar memeluk Karel lalu dengan cepat ia melajukan motornya.

Karel sengaja membawa motornya dengan kecepatan tinggi dengan begitu pelukan Tara di belakang sana pasti tidak akan terlepas. Sementara di belakang, Tara sedang berusaha menenangkan jantungnya yang ribut, karena Karel ngebut, di tambah posisi mereka saat ini sangat dekat sekali.

KATARAWhere stories live. Discover now