Dua puluh

17 3 2
                                    

Semuanya selamat membacaa☺️

******

Tara, Tirta beserta kedua orang tua mereka sedang menonton tv bersama. Sudah menjadi rutinitas mereka kalau malam Tara dan Tirta mengerjakan tugas pasti mereka akan berkumpul untuk menonton tv dan berbincang-bincang sebelum tidur.

"Kuliah kalian gimana?" Tanya Satya.

"Lancar, Pi," jawab Tirta.

"Kalo aku pusing, pi."

"Lo pikir lo doang? Gue juga sama kali." Karena Tara duduk di bawah sedangkan Tirta duduk di sofa, Tirta menyenggol lengan Tara menggunakan kakinya membuat cemilan yang harusnya masuk ke mulutnya malah jatuh berserakan.

"TIRTA BEGO!"

"Tuh, pi. Liat, kasar dia tuh bahasanya, pi."

"Lo duluan!"

"Aduuh, pusing kepala mami."

Bi Inah datang menghampiri mereka untuk memberitahu kalau ada Karel di depan, mendengar itu Tara langsung bangun untuk menghampiri pacarnya. Sebelum pergi ia menginjak kaki Tirta membuat cowok itu mengaduh kesakitan sedangkan Tara berlari sambil tertawa.

"Karel!" Tara berlari agar lebih cepat sampai.

"Pelan-pelan nanti-"

Belum selesai bicara Tara malah sudah kesandung pintu duluan, untung Karel menangkapnya. Karel langsung membawa Tara untuk duduk di kursi yang ada di teras rumah.

"Kataku juga pelan-pelan. Sakit?" Cowok itu tengah berjongkok untuk memeriksa kaki Tara.

"Sakit. Lagian kenapa sih pintunya ada di situ!" Kesalnya. Dia yang ceroboh malah pintu yang di salahkan.

"Ya kalo pintunya ada di atap gimana masuknya, Ra?"

"Hehe, iya juga ya." Karel berdiri lalu mengacak-acak rambut Tara. Tara tidak marah ia malah ikut berdiri lalu memeluk cowok itu. Berpelukan itu harus mereka lakukan ketika bertemu.

Karel memeluk gadis itu sesekali juga mencium pucuk kepala Tara.

"Ayo masuk." Ajak Tara.

****

"Lo lagi, lo lagi. Bosen gue." Tidak menghiraukan ocehan Tirta, Karel lebih baik menyapa papi dan mami saja.

Tirta memang begitu kalau ada Karel sebisa mungkin ia membuat cowok itu tidak betah di rumahnya. Tapi yang namanya Karel, ia tidak kesal justru ia malah kadang kalau Tirta tidak mengganggunya ia yang akan mengganggu Tirta. Kadang juga mereka berdebat untuk hal yang tidak jelas.

Maya sampai pusing kadang ia merasa kalau ia memiliki tiga anak. Tirta dan Tara saja kalau bertengkar sudah membuatnya pusing, ini malah di tambah dengan Karel.

Bi inah datang membawa makanan yang sengaja Karel bawa untuk mereka semua.

"Ngapain sih lo ke sini mulu?" Tara duduk di samping Tirta dan Karel duduk di samping Tara.

"Ngapelin cewek gue lah, ya kali ngapelin lo."

"Gimana kuliah kamu, Rel?" Tanya Satya.

"Sejauh ini lancar aja, pi."

"UAS kalian bertiga udah selesai 'kan?" Tanya Maya.

"Udah, mi."

"Liburan mau?" Mendengar itu Tara semangat sekali, ia memang butuh liburan untuk menyegarkan otaknya.

KATARAOnde as histórias ganham vida. Descobre agora