Tiga belas

25 7 0
                                    

Hari kedua setelah Tara memutuskannya secara sepihak. Kemarin saat Karel mengejar Tara untuk menjelaskan semuanya, ia malah bertemu Tirta sedangkan Tara di antar pulang oleh Jio.

Pukul setangah dua siang Karel sudah berada di rumah Tara. Duduk bersama Mami dan Tara pastinya. Sedari tadi Karel hanya mengobrol dengan Maya alias Maminya Tara saja, sedangkan Tara sibuk bermain ponsel ia tidak ada niat untuk menatap apalagi bicara dengan lelaki itu.

Maya pun bingung dengan sikap anaknya. Satu yang ada di pikirannya itu kalau Tara dan Karel sedang bertengkar. Dasar anak muda.

"Karel, mami tinggal gapapa? mami sebenernya mau ke Butik."

"Gapapa, Mi. Kenapa mami gak bilang dari tadi. Mau aku anter?"

"Gak usah, mami bisa sendiri kok. Tara di ajak ngomong itu pacarnya."

"Biarin aja sih, Mi. Suruh siapa dia kesini."

"Ya aku mau ajak kamu keluar lah. Boleh 'kan mi?"

"Boleh dong masa gak boleh."

"Tuh boleh. Yuk, Ra."

"Gak mau."

"Kalian lanjutin aja ya, Mami pergi dulu," ujar Maya.

"Iya, Mi. Hati-hati " kata Karel.

Tara rasanya sudah malas sekali melihat Karel. Apa ia usir saja ya? Tapi kalau Karel sakit hati bagaimana? Ah .. Persetan dengan perasaannya, dia saja tidak peduli dengan perasaan Tara.

"Mending lo balik deh."

"Kamu ngusir aku?"

"Emang kurang jelas?"

"Ayo pergi, Ra. Nanti aku jelasin."

"Pergi aja sendiri gue gak mau."

"Harus mau. Aku gak mau kita kayak gini terus."

"Emangnya kamu gak kangen sama aku?" Dua hari berasa dua tahun bagi Karel. Tara juga kangen pastinya karena mereka berdua itu samanya, sama-sama gak bisa jauh-jauhan.

"Aku bakal jelasin, Ra."

"Gak usah di jelasin. Lagian kita udah putus."

"Apaan sih putus-putus." Karel kesal.

"Dengerin aku dulu, jangan main putus-putus aja." Tara tidak membalas. Memperhatikan akuarium milik Tirta lebih baik dari pada harus melihat Karel.

Kenapa tidak jelaskan di situ saja? Tidak bisa, Karel harus mengajak Tara ke suatu tempat agar cewek itu percaya. Karel kesal karena Tara tidak mau pergi sampai ia memukul-mukul bantal sofa milik Tara, dan ternyata terciduk oleh Tara.

"Ehehe, bantalnya lucu ya, Ra?"

"Apaan sih. Ayo pergi." Karel yang sedang minum sampai terbatuk.

Tidak ada salahnya kan kalau Tara ikut Karel? Tara juga penasaran apa yang sebenarnya akan Karel jelaskan dengan Tara. Tapi kalau Karel membenarkan kalau ia selingkuh bagaimana?

Suasana di dalam mobil sepi sekali padahal di luar ramai. Entah Karel akan membawa Tara kemana yang pasti mereka sudah sangat jauh dari rumah Tara.

"Ra, kamu percaya gak aku selingkuh?" Pertanyaan macam apa itu? Tara tidak menjawab apalagi menoleh.

"Jawab, Ra. Kamu percaya aku selingkuh?"

"Iyalah! Orang aku liat sendiri. Mata aku gak buta, Rel!" Ujarnya ketus.

"Yaudah kalo kamu mikir gitu." Setelah itu keduanya kembali diam. Apa maksud Karel?

Mobil Karel berhenti di suatu gedung. Karel memarkirkan mobilnya di area gedung tersebut.

KATARADonde viven las historias. Descúbrelo ahora