Empat

28 4 0
                                    

"Yang waktu itu beneran pacar adik lo?"

Kini Tirta, Jio, Jeremy sedang berada di kantin.

"Si Karel?" Tanya Jeremy.

"Dia kan emang suka sama si Tara udah lama."

"Lah, lo tau?" Tidak hanya Jio yang terkejut Tirta pun sama.

"Gue tau dari si Manu."

"Tapi gue jadi penasaran, si Tara kira-kira suka juga gak sih sama tuh cowok?"

"Kayaknya begitu," ujar Tirta.

"Kenapa muka lo kayak gitu, lo gak setuju kalo si Tara sama tuh cowok?"

"Kalo lo emang gak setuju, yaudah izinin gue buat deketin adek lo ya."

"GAK." Tidak. Tirta tidak akan menjodohkan adiknya dengan lelaki semacam Jeremy dia itu ceweknya banyak sekali.

Walaupun Jeremy itu baik, tapi Tirta tidak akan membiarkan adiknya dekat dengan Jeremy, bisa-bisa adiknya sakit hati nanti.

"Cewek lo banyak, gue gak bakal biarin lo deket-deket sama adik gue."

"Tapi Jio boleh tuh deket-deket sama adik lo, masa gue gak boleh."

"Gue kan gak kayak lo, gue mah good boy."

"Kalo modelan good boy kayak lo, terus gue apa?"

"Lo mah gak ada goodnya sama sekali."

"Tai."

*****

"AHH, BANGSAT!" Umpat Sayaka di sertai kekehan dari teman-temannya.

"Gue mau main sekali lagi."

"Udah deh, Ka. Mau kita main ulang sampe seratus kali pun lo bakalan tetep kalah."

Mereka sedang berada di depan kelas entah sudah berapa kali mereka bermain game, dan hasilnya tetap Sayaka yang kalah. Ia memang tidak punya skill di game, tapi kalau di bidang olahraga ia juaranya.

"Loh, lo kok di sini, Rel?" Tanya Dika yang baru sampai.

"Ya gue dari tadi emang disini, justru gue yang nanya, lo dari mana? Lama banget di toilet, lo enggak abis 'itu' di toilet kan?"

"Enggak ya anjing. Gila aja lo."

Tiba-tiba punggung Dika di tabrak seseorang, mereka ini memang sedang mengobrol di depan kelas mereka, dan posisi Dika memang berada di dekat pintu.

"Ngapain sih berdiri di deket pintu, bikin ribet orang aja tau gak." Grace. Orang itu adalah Grace. Sudah tidak heran lagi, mau lari atau pun berjalan biasa ia selalu saja kalau tidak tersandung ya menabrak orang.

"Ya lo aja yang jalannya gak bener."

Ia mendengus, kalau meladeni Dika pasti tidak akan ada selesainya, ia kan sedang buru-buru. Grace memilih masuk ke dalam kelas lalu keluar lagi membawa tasnya dan tas Tara.

"Tunggu. Cewek gue mana?"

Berani sekali Karel menyebut 'cewek gue' padahal jadian saja belum. Tapi tak apa, terserah dia.

"Kepo lo." Setelahnya Grace langsung berlari.

****

"Ini." Satu gelas teh manis hangat Grace letakan di atas meja.

"Gue gak doyan teh manis." Tara menolak, ia memang tidak suka teh manis.

"Minum aja kenapa sih, mau lo gue laporin ke mami lo kalo lo habis pingsan, hah?"

"Jangan dong, habis kena ceramah gue nanti, apalagi kalo Tirta tau."

"Lagian lo udah tau punya magh malah seharian gak makan, mati tau rasa lo."

KATARAOnde as histórias ganham vida. Descobre agora