07||Namira

747 17 0
                                    

*****

"Apa yang kamu lakukan?" teriak Namira yang tiba-tiba datang.

Dirinya terkejut saat melihat keadaan Raina yang basah.

Dirinya langsung sadar saat melihat Zena yang masih memegang gelas ditangannya.

Namira berlari kearah Raina, dirinya menatap tajam Zena.

Plak!

Namira menampar pipi kiri Gibran, membuat pria itu sedikit meringis karena tamparan Namira yang tidak main-main.

"Dasar pria baj1ngan! Beraninya kamu membiarkan istrimu diperlakukan seperti ini!" marah Namira.

"Dan kamu--" Namira menunjuk kearah Zena yang masih diam membeku.

"Dasar wanita tidak tahu diri! Kamu ini memang dari dulu selalu playvictim! Kamu seharusnya malu menjadi pelakor! Bukannya bangga seperti sekarang! Apa orang tuamu tidak mendidikmu selama ini!" wajah Namira memerah padam tanda bahwa dirinya tidak suka Raina diperlakukan seperti ini.

"Kamu bod0h Gibran! Kamu adalah orang bod0h yang membiarkan istrimu di tindas oleh pelakor rendahan seperti dia!" teriak Namira yang menggema diseisi ruangan.

Bahkan para asisten rumah tangga pun, melihat kejadian itu bahkan mereka juga memuji Namira karena keberaniannya.

"Namira tenanglah, aku baik-baik saja kok!" ucap Raina menenangkan Namira.

Raina memegang bahu kanan Namira agar bisa lebih tenang dan tidak terbawa emosi.

"Tidak bisa! Mereka sudah keterlaluan! Aku tidak suka kamu diperlakukan seperti ini Ra! Dia memang pria brengs*k pria yang tidak tahu diri!" bantah Namira seraya menunjuk kearah Gibran.

"Kamu kenapa membela dia namira!" pekik Gibran tak suka saat namira membela Raina.

"Karena Raina adalah sahabatku!" tegas Namira dirinya menatap nyalang kearah Gibran.

Sedangkan David dan Gio yang baru datang hanya diam mematung melihat itu.

"Puas hah? Berani-beraninya kamu menghasut Namira seperti ini!" bentak Gibran pada Raina.

Raina pun, menunduk dalam hatinya terasa sakit. Mati-matian dirinya menahan diri agar tidak menangis.

"Maksud kamu apa hah? Raina gak pernah ngehasut sama sekali! Kamu jangan asal tuduh ya! Dan kamu--" Namira menggantung ucapannya sejenak.

Dirinya menunjuk kearah Zena, "Lebih baik kamu pergi dari sini!"

"Siapa kamu berani mengusir saya?" tanya Zena emosi.

"Harusnya kamu yang pergi dari sini! Kamu itu gak pantas ada disini!" marah Zena.

Namira bertepuk tangan mendengar ucapan Zena.

"Baru tahu ternyata di dunia ini ada manusia yang tidak punya malu seperti Zena, pasti orang tuanya sangat kecewa. Melihat tingkah anaknya yang seperti ini," cetus Namira.

"Mira tenanglah," ujar Raina menenangkan Namira.

Dirinya mencoba memegang bahu Namira. Namun, Gibran menepis tangan Raina dengan kasar.

"Ini gara-gara kamu! Namira jadi kayak gini!" sentak Gibran.

Bugh!

Gibran mendorong Raina hingga terjembab ke lantai, Namira yang melihat itu membelalak.

"Brengs*k!" teriak Namira.

Namira langsung berjongkok untuk membantu Raina berdiri.

"Punya nyali berapa kamu melakukan ini? Jangan kamu kira hanya karena kamu sahabatku aku akan segan padamu!" teriak Namira emosi nya semakin menjadi-jadi.

"Kamu kenapa menjadi seperti ini Namira? Apa karena kamu di hasut oleh iblis itu!" ucap Gibran seraya menunjuk kearah Raina yang masih menunduk.

Namira tersenyum kecut, "Dia bukan iblis! Kamu yang iblis Gibran! Kamu hanya kenapa saya berubah? Karena Zena! Pacar si4lanmu itu!" bentak Namira tepat di depan wajah Gibran.

"Seharusnya kamu jauhi wanita munafik seperti dia! Apa si yang bagus dari wanita ini? Hanya mempermalukan saja," cetus Namira.

"Bangs*t! Sini lo!" teriak Zena tak Terima dirinya ingin menarik rambut Namira namun, Gibran menahan wanita itu.

"Tunggu dan lihat saja aku akan memberitahu hal ini pada Bunda Kania,"

𝐁𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐛𝐮𝐧𝐠....

Istri Bercadar Ceo PosesifWhere stories live. Discover now