16||Lampu hijau?

727 16 0
                                    

*****

Sudah lebih dari seminggu Raina tinggal dirumah kedua orang tuanya, dan selama itu pula tidak ada kabar apapun tentang Gibran.

Rheina merasa sangat senang saat melihat Raina yang kembali ceria seperti dulu.

Tentu saja tidak lepas dari bantuan Ryan dan Namira yang selalu berusaha menghibur Raina, dan terus berada di sampingnya.

"Bagaimana tidurmu sayang? Apakah mimpi indah?" tanya Rheina saat melihat putrinya yang baru saja turun.

"Nyenyak sekali Umi, maaf Raina tidak bisa membantu Umi. Karena Raina terlambat bangun," ujar Raina yang merasa tak enak hati.

"Tidak apa-apa,"

"Kamu hari ini akan pergi keluar yah?" tebak Rheina saat melihat penampilan Raina yang begitu rapih.

Raina memakai sebuah gamis berwarna hitam dipadukan dengan warna hijab yang juga hitam, begitu pun dengan cadar yang dirinya kenakan.

Terlihat biasa saja namun, itu membuat aura kecantikan Raina semakin terpancar walaupun wajahnya tertutup cadar.

"Wah Umi hebat, iyah Ryan. hari ini mengajakku pergi ke Mall," sahut Raina seraya bertepuk tangan kecil.

"Kalian berdua sangat serasi," ucap Rheina.

"Kenapa tidak menikah saja?" lanjut Rheina.

Raina terdiam sejenak mencerna kata-kata yang Rheina lontarkan padanya.

"Tapi, Raina kan masih menjadi istri sah nya Gibran Umi," ujar Raina.

"Memangnya kamu masih mau berhubungan dengan orang seperti Gibran?" tanya Rheina.

Raina yang mendengar itu mengedikkan kedua bahunya keatas.

"Raina juga masih bingung Umi," sahut Raina yang masih bimbang dengan perasaannya.

"Kalau kamu memang sudah tidak mau lagi bersama Gibran, nanti Umi akan membantu kamu. Berbicara pada Abi," jelas Rheina.

"Lagi pula pernikahan kalian hanyalah perjodohan semata, Umi takut kamu akan di sakiti lagi oleh Gibran."

"Abi kamu saja mati-matian menjaga perasaan kamu, masa Gibran yang baru saja berstatus sebagai suami kamu. Malah dengan teganya menyakiti perasaanmu,"

Memang benar sejak kecil kedua orang tua Raina benar-benar menjadi mati-matian perasaan Raina.

Dan saat mendengar bahwa Gibran menyakiti Raina, itu membuat hati keduanya seakan di remukan begitu saja.

Mati-matian mereka menjaga perasaan putri kecil mereka, mengapa dengan begitu teganya seorang Gibran menyakiti hati anaknya?

"Pikirkan baik-baik sebelum kamu mengambil keputusan, jangan sampai kamu salah langkah nantinya."

*****

Ryan kini sudah berada di halaman rumah Raina, wajah pria itu terlihat begitu berseri-seri karena bahagia.

Dirinya sangat senang karena akan mengajak Raina pergi ke mall bersamanya.

Tok!
Tok!
Tok!

Ryan beberapa kali mengetuk pintu rumah itu, tak butuh waktu lama Raina langsung keluar menyambut kedatangannya.

"Ryan kamu sudah datang? Ayo masuk dulu biar aku buatkan kopi atau teh untukmu," tawar Raina.

"Tidak usah repot-repot, kenapa tidak langsung berangkat saja?" tolak Ryan yang merasa tidak enak.

"Ti--"

"Eh, calon menantu Umi sudah datang." saat Raina hendak berbicara tiba-tiba seseorang menyala ucapannya.

Itu adalah Rheina, wanita parubaya itu nampak senang saat melihat Ryan yang sudah datang.

Ryan dan Raina tentunya sangat kaget saat mendengar Rheina memanggil Ryan dengan embel-embel "calon menantu".

"Ayok masuk dulu, biar Raina buatkan teh atau kopi ataupun yang lainnya," tawar Rheina.

"Ti-tidak usah Umi, kami mau langsung berangkat saja." tolak Ryan.

"Tidak mampir dulu?" tawar Rheina lagi.

"Lain kali saja saya mampir,"

"Baiklah kalau begitu kalian hati-hati, Ryan jaga Raina dengan baik!"

"Siap Umi!" sahut Ryan seraya memberikan hormat pada Rheina.

Raina dan Ryan pun, bergantian menyalimi Rheina.

"Hati-hati dijalan calon menantu, jaga Raina baik-baik. Tenang saja Umi selalu memberi lampu hijau padamu Ryan!"

"Umi juga mendukung hubungan kalian berdua!"

*****

Kini Ryan dan Raina sudah sampai di sebuah mall.

Keduanya saling bercanda ria seraya sesekali tertawa melepaskan beban yang ada di dalam diri mereka.

"Umi Rheina tadi benar-benar sangat aneh yah?" ucap Ryan yang heran dengan sikap Umi dari Raina itu.

Raina yang mendengar itu tertawa kecil, "Itu artinya kamu adalah salah satu orang yang Umi percaya untuk menjagaku,"

Ryan yang mendengar itu sedikit terkejut, "Wah! Aku benar-benar beruntung sudah mendapatkan kepercayaan Umi Rheina!"

Ryan bersorak ria membuat seluruh mata pengunjung mall menatap keduanya.

Raina yang melihat itu langsung mencubit pinggang Ryan, membuat pria itu meringis kesakitan.

"Agh, kamu KDRT! Nanti kalau udah nikah gak boleh ada yang namanya KDRT!" tegas Ryan.

"Kamu ini apa-apaan? Liat semua orang jadi melihat kearah kita," celetuk Raina yang kesel dengan sikap Ryan.

"Maaf, aku seperti itu karena terlalu senang. Aku tegaskan sekali lagi nanti kalau sudah menikah kamu tidak boleh KDRT seperti itu!"

"Aku tidak KDRT! Itu hanya mencubit saja," bantah Raina.

"Sama saja. Itu sakit tahu," cetus Ryan.

"Yasudah maaf deh," ucap Raina yang merasa bersalah

"Raina?"

𝐁𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐛𝐮𝐧𝐠.....
𝐀𝐲𝐨 𝐭𝐞𝐚𝐦 𝐦𝐚𝐧𝐚? 𝐑𝐲𝐚𝐧-𝐑𝐚𝐢𝐧𝐚 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐆𝐢𝐛𝐫𝐚𝐧-𝐑𝐚𝐢𝐧𝐚?

Istri Bercadar Ceo PosesifWhere stories live. Discover now