17||Gibran

754 15 0
                                    

*****

"Raina?"

Mendengar ada seseorang yang memanggil namanya, Raina lantas menoleh kebelakang.

Dirinya terkejut saat mendapati Gibran yang berada di belakangnya.

Raut wajah cowok itu terlihat berbeda dari biasanya, penampilan pria itu juga sedikit berantakan.

"Mas Gibran?"

"Apa yang sedang kamu lakukan disini?" tanya Gibran dengan tatapan mata kosong.

"Aku ingin membeli sesuatu disini," sahut Raina.

"Jangan bermain-main dengan pria lain, kamu masih menjadi istri saya." Gibran langsung menarik tangan Raina untuk berdiri di sebelahnya.

Gibran menggenggam erat tangan Raina yang berada di sampingnya lalu menatap tajam ke arah Ryan.

"Saya peringatkan pada anda, jangan sekali-kali anda dekati istri saya lagi!" tegas Gibran lalu menarik tangan Raina untuk keluar dari mall itu.

*****

Raina melepaskan pegangan tangan Gibran dari tangannya.

"Ada apa?" tanya Raina bingung.

"Tidak ada, bilang pada Abi dan Umi nanti malam saya akan datang untuk menjemputmu kembali," jelas Gibran.

Raina yang mendengar itu sedikit terkejut padahal jelas-jelas beberapa hari yang lalu Gibran yang mengusirnya.

"Kamu bercandakan?" ucap Raina.

Gibran menggeleng kuat, "Saya tidak bercanda nanti malam saya akan menjemputmu, dan kamu tinggal bersama saya lagi,"

Raina yang mendengar itu mengangguk paham.

"Baik, aku tunggu kedatangannya."

"Pulang, biar saya antar!" tegas Gibran lalu menarik lengan Raina untuk masuk kedalam mobilnya.

Kening Raina berkerut saat mendengar ucapan yang baru saja Gibran lontarkan padanya.

"Saya tidak mau istri, saya pergi berdua dengan seorang pria! Kecuali pria itu saya sendiri,"

*****

"Terima kasih sudah mengantarkanku pulang, kamu hati-hati dijalan nanti soal kedatanganmu aku akan bicarakan dengan Abi dan Umi," ucap Raina.

"Abi dan Umi ingin dibawakan apa? Biar saya belikan nanti," ujar Gibran.

"Kamu kok tiba-tiba jadi baik seperti ini? Apa kamu sedang sakit?" tanya Raina yang heran dengan sikap Gibran yang berbeda dari biasanya.

"Saya tidak sakit, kalau begitu kamu saja. Kamu ingin saya bawakan apa? Mobil? Istana? Rumah?" tawar Gibran.

Raina yang mendengar itu menganga di balik cadarnya, apa-apaan itu? Penawaran macam apa yang Gibran berikan? Ini sungguh penawaran yang sangat gila!

"Tidak Terima kasih aku tidak butuh semua itu," tolak Raina dengan nada halus.

"Bawakan saja makanan, aku tidak perlu mobil, istana, bahkan rumah yang kau katakan tadi,"

"Baik, makanan apa yang kamu inginkan?" tanya Gibran.

"Terserah,"

Gibran yang mendengar itu mendengus kesal, "Memangnya ada makanan Terserah? Kamu ini sedang cosplay jadi wanita hah?" sewot Gibran.

"Aku kan memang wanita," balas Raina.

Astaga...

"Katakan saja apa yang kamu inginkan, tapi tolong jangan katakan "terserah". Itu membuatku pusing sekaligus bingung," ujar Gibran.

Istri Bercadar Ceo PosesifWhere stories live. Discover now