21||Perhatian

637 13 0
                                    

"Mas kamu ingin aku masakan apa?" tanya Raina dengan semangat.

"Apa saja yang kamu buat pasti aku makan," sahut Gibran.

"Jangan begitu, aku juga ingin tahu apa yang ingin kamu makan sekarang. Ayo bilang saja nanti akan aku siapkan," ujar Raina.

"Terserah kamu saja,"

Raina yang mendengar itu sedikit kesal. Pasalnya Gibran seperti tengah Bercosplay menjadi seorang wanita.

"Kamu ini sedang bercosplay menjadi seorang wanita ya Mas? Jangan seterah begitu aku jadi bingung ingin memasak apa," ucap Raina.

"Apapun yang kamu masak aku suka Raina, jadi aku serahkan semuanya padamu." sahut Gibran dengan senyuman yang terukir di bibirnya.

"Hm, baiklah akan aku buatkan kamu tunggu disini oke? Nanti kalau sudah siap aku panggil," setelah mengatakan itu Raina pergi meninggalkan Gibran.

"Apa aku harus belajar untuk menerimanya? Dan mencintanya?" batin Gibran.

"Dia sangat baik padaku. Sepertinya aku harus mencoba untuk menerimanya,"

*****

Raina tengah bergulat dengan beberapa bahan makanan di dapur, dirinya sangat semangat untuk membuat hidangan untuk Gibran.

Para pelayan yang melihat Raina senang itu, ikut merasakan rasa bahagia. Mereka juga berharap agar Gibran bisa mencintai Raina.

"Rugi sekali bukan jika Tuan Gibran menyia-nyiakan orang seperti Nyonya Raina," bisik para pelayan itu.

"Ya, itu benar dibandingkan dengan Zena. Kurasa Nyonya Raina lebih baik," bisik mereka membanding-bandingkan Zena dan Raina.

Karena takut Raina mendengar gosipan mereka, para pelayan pun mencoba untuk membantu Raina.

"Nyonya ingin kita bantu?" tawar para pelayan.

"Tidak perlu terimakasih aku ingin membuatnya sendiri," tolak Raina dengan halus.

"Biarkan kami membantu Nyonya, kami takut Nyonya akan kelelahan." ujar salah satu pelayan.

"Nggak usah Bi, aku bisa ngerjain sendiri kok! Kalian nggak pergi khawatir mending kalian kerjain yang lain saja," sahut Raina.

"Nyonya yakin? Biarkan kami membantu agar lebih cepat," tawar pelayan itu.

"Ngga usah yah, aku ingin membuatnya sendiri. Ini kan juga untuk suamiku," ucap Raina.

Para pelayan itu pun, akhirnya menyerah Raina memang susah untuk di bujuk.

Setelah beberapa saat yang panjang Raina pun, akhirnya selesai dirinya segera menghidangkan masakannya di meja makan.

Dirinya sangat puas akan hasil masakannya dirinya berharap Gibran bisa menyukai masakannya.

*****

Di meja makan terlihat beberapa lauk pauk seperti rendang, capcay, ayam kecap, dan juga telur balado.

"Semuanya sudah siap tinggal aku panggil Mas Gibran," ucap Raina di balik cadarnya dirinya mengukir senyum senang.

Raina pun, bergegas pergi ke kamar untuk memanggil Gibran.

Clek!

Raina membuka pintu kamar dengan pelan dan hati-hati.

Terlihat di dalam kamar itu Gibran yang tengah berbaring di atas ranjang seraya membaca buku.

"Hm, sudah selesai sayang?" tanya Gibran yang sadar akan kehadiran Raina.

Raina yang mendengar embel-embel 'sayang' pun, mencoba untuk bersikap biasa saja.

Walaupun di dalam lubuk hatinya dirinya merasa sangat senang.

"E-ee, i-iyah Mas aku sudah selesai. Ayo ke bawah," ajak Raina dengan nada yang agak sedikit gugup.

Gibran pun tersenyum, dirinya segera bangkit dan berjalan menghampiri Raina.

"Ayo," ucap Gibran dirinya menggandeng tangan Raina.

Raina yang mendapatkan perlakuan itu sedikit terkejut, pasalnya Gibran tidak pernah seperti ini padanya.

Raina hanya mengangguk dirinya dan Gibran mulai melangkah keluar dari dalam kamar dan menuju kearah dapur.

*****

Kedua mata Gibran berbinar kala melihat banyak makanan favoritnya yang di hidangkan di atas meja makan.

Dirinya menatap Raina dengan senyum semringah, "Kamu yang masak semua ini?"

"Iyah Tuan, Nyonya yang masak semuanya tadi kami ingin membantu tapi Nyonya menolak katanya itu spesial untuk Tuan," bukan Raina yang menjawab namun, seorang pelayan yang berada tak jauh dari tempat mereka.

"Wah, terimakasih banyak! Aku sangat suka dengan semua makanan yang kamu siapkan sekarang!" ucap Gibran pria itu mengelus lembut pucuk kepala Raina.

"Sama-sama semoga kamu suka,"

'Sepertinya memang benar Raina adalah yang terbaik seperti yang di ucapkan mereka'

'Dan sepertinya aku harus belajar untuk melupakan Zena, dan memulai kehidupan baruku dengan Raina' batin Gibran.

"Ayo Mas kita makan dulu nanti makanannya keburu dingin," ujar Raina menarik tangan Gibran.

"Ayo,"

𝐁𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐛𝐮𝐧𝐠....
𝐔𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐧𝐞𝐱𝐭 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐤 "𝐍𝐚𝐝𝐢𝐧𝐞 𝐩𝐚𝐜𝐚𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐌𝐚𝐫𝐯𝐞𝐥"




Istri Bercadar Ceo PosesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang