How to be a Perfect Mama? [OSH x Krystal Jung]

14 : Ayah

"I never thought love could be so scary. Throw me away from my family. In this loneliness I thought of dying."

(Krysy, carut marut hidup gadis muda)

***

Ada gadis bermata jelita, menyesap kopi, jemarinya yang lincah sibuk mengetik sesuatu di ponsel. Ia sesekali menatapku dengan wajah penasaran. Di sini, tempat yang tidak terlalu besar dan aku sebut rumah.

Keirani a.k.a miss Kei, sedang datang berkunjung dengan satu set mainan Barbie untuk Ayesha. Juga buah dan camilan yang ia bawa dengan sedikit kesulitan.

"Ada maunya 'kan bawa-bawa semua ini?" curigaku.

Keirani tertawa. "Gue mau nodong cerita yang waktu itu."

"Cerita apaan?"

"Hidup lo."

"What? Buat apaan?"

Dia diam sesaat. "Buat jadi pelajaran hidup."

Aku tertawa. Keirani terlalu lucu. Bagaimana bisa sebuah cerita hidup yang kacau menjadi pelajaran hidup bagi orang lain. Tentu saja, yang ada malah lebih cocok menjadi ejekan.

"Ko ketawa?"

"Lucu ...."

"Apanya?"

"Hidup gue berantakan, Mbak Kei. Mana bisa jadi pelajaran hidup bagi orang lain."

"Tapi dalam hidup lo yang berantakan itu, gue bisa melihat bagaimana seorang Ayesha tumbuh. Anak kecil pintar, cantik dan menyenangkan tidak mungkin 'muncul' dari seorang ibu yang 'berantakan' seperti yang lo bilang." Keirani sesaat diam. Ia menghela napas. "Gue dijodohin, makanya gue pengen ke sini, curhat sama lo. Sambil dengerin lo cerita juga tentang hidup lo."

Aku terkesiap. "Ko lo juga ikutan si Caplang mbak dijodohin juga?"

"Nah ... itu masalahnya. Gue ternyata dijodohinnya sama si Caplang. Gue nggak tahu, bokap nyokap gue ternyata berteman sama nyokapnya Caplang yang baru balik dari aussie itu. Gila, 'kan?"

Sesaat ... aku terhenyak. Takdir memang selalu punya banyak kejutan. Caplang yang tiba-tiba akan dijodohkan dengan Keirani. Aku sekarang merasa begitu picik. Sebab ... tiba-tiba berpikir bagaimana kehidupanku nanti bila Caplang tidak lagi bisa ada di antara kami? Antara aku dan Ayesha?

Ah ... aku jahat, ya?

"Lo ... kaget ya?"

"Tentulah mbak Kei. Lo juga kaget, 'kan?"