22 : Confess

110 22 8
                                    

Krystalia Jovanka Point of View

I wish I could hurt you theway you hurt me, but ... I know, that if I had the chance, I wouldn't do it. Karena aku tahu, Sean pun sama terlukanya sepertiku. Mengalami masa-masa menyedihkan yang tak kalah kelam denganku.

Itu sebabnya, aku mencoba berdamai.

Mencoba membuka komunikasi dengan baik demi Ayesha, dia dan tentu saja untuk diriku sendiri juga.

Seperti sebelum pulang kemarin, Sean menahan lenganku di depan gerbang. Tersenyum dengan pesona yang anehnya tak pernah pudar. Pesona yang sialnya masih selalu terpancar sejak pertama kali melihatnya di Bina Bangsa.

"Boleh nggak kalau gue ngajak Ayesha jalan-jalan?"

Aku tentu saja terdiam. Sejenak, semilir angin malam membelai rambut. Membuatku berpikir sekaligus membatu tepat ketika tangannya merapikan anak-anak rambutku.

"Sorry," cicitnya pelan sambil mengalihkan pandangan ke lalu lalang kendaraan di jalan.

"Boleh."

Ia sejenak terkejut namun akhirnya memamerkan senyuman lebar. "Thanks, ya. Tapi ... gue yakin Ayesha nggak akan mau ikut gue jalan-jalan kalau nggak bareng sama lo."

Aku tahu maksudnya. Ia bukan sedang mencari cara untuk memerangkapku kembali dalam hubungan yang lebih dari sekarang ini. Sama sepertiku, ia juga pasti butuh waktu untuk terbiasa atas hadir satu sama lain tanpa melibatkan perasaan yang terlalu jauh. Ia hanya ingin semakin dekat dan akrab dengan Ayesha, putrinya. Mengingat banyak waktu yang terlewat tanpa ada dirinya di sisi Ayesha, aku yakin tak ingin sedetikpun Sean lewatkan lagi keadaan yang sama.

"Oke, besok jemput aja di kantor Caplang."

"Besok gue telepon."

"He'em."

"Titip salam buat semuanya juga buat Ayesha. Rasanya masih pengen main, tapi Ayesha udah bobo duluan."

Aku kembali melihat matanya yang berbinar saat membicarakan Ayesha.

"Besok 'kan ketemu lagi."

"He'em. Yasudah, gue balik ya."

Dan begitulah, aku akhirnya memiliki janji untuk bermain bersama Ayesha dan dirinya selepas pulang kerja nanti. Membiarkan Sean semakin dekat dengan Ayesha.

^^^




"Lo lagi ngelamun jorok ya?"

Lamunan tentang Sean seketika enyah saat Caplang menyentil dahiku keras. Mendelik sesaat, namun manusia jahat satu itu justru tertawa lebar.

"Emangnya gue lo."

"Kapan heh gue ngelamun jorok ya."

"Mana gue tahu."

"Makanya jangan sok tahu."

"Anda yang sok tahu ya Pak Chandra Caplang."

Dia tertawa lagi. Hal paling menyebalkan dari seorang Caplang adalah saat ia tertawa. Sebab malang nasib bagi manusia yang ada di sebelahnya. Ia akan dengan tak tahu diri, memukul seenak jidat.

"Sakit Caplang."

"Sorry ... sorry."

"Kebiasaan buruk ya suka mukul orang kalau lagi ketawa."

"Habisnya lo lucu sih."

"Najis."

"Kemarin si Wiraguna pulang jam berapa?"

How to be a Perfect Mama? [OSH x Krystal Jung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang