Jealousy

95 9 5
                                    

Beomgyu mengendarai motornya dengan kecepatan yang lumayan. Dia tau Yeji sudah tidak di area kampus lagi jika sudah pergi dari tadi dengan bus. Beomgyu mengerang kesal karena dia ingat hp Yeji ketinggalan di bandung, semakin sulit bagi dia mencari Yeji. Saat melewati sebuah tikungan, Beomgyu langsung menepi karena netranya menangkap sosok Yeji.

"Ji! Yeji!"

Yeji yang melihat presensi Beomgyu sudah berjalan di depannya langsung berhenti dan mundur. Gadis itu berbalik dan mau kabur namun Beomgyu sudah menahannya. Tentu saja, toh langkah kaki Beomgyu pasti lebih besar dari dia.

"Lepasin gue,"ucap Yeji datar.

"Aku udah denger dari Karina, kamu salah paham,"

"Ya pokoknya lepasin gue dan jangan ikutin gue lagi,"Yeji menatap Beomgyu datar. Dia ingin menghilangkan apa pun yang ia rasakan selama ini pada Beomgyu dengan kebencian. Susah payah Yeji menekan emosinya, Yeji tidak mau menggila disini.

"Hwang Yeji, aku udah putus dari sebelum ke pameran kalian malah. Apa pun yang kamu denger dari orang lain itu gak bener, kamu harus denger dari aku langsung,"

Emosi Yeji mengendur mendengarnya. Namun perasaannya tetap tidak baik-baik saja. Dengan mengendurnya emosi itu, otomatis tubuh Yeji pun melemas. Melihat itu Beomgyu tau bahwa Yeji dapat menerima penjelasannya.

"Emang apa yang harus gue denger dari lo?"tanya Yeji sengit. Yang tadinya menatap pada permukaan trotoar, kembali mendongak pada Beomgyu.

"Aku suka sama kamu. Aku sayang. Aku cinta sama kamu walau menurut kamu ini terlalu cepat. Dan aku gak punya hubungan apa pun dengan orang lain,"

Mata Yeji yang tadinya setajam pisau pun mulai melembut. Ekspresi yang tadinya sekeras batu pun jadi melunak. Yeji berjalan ke arah motor Beomgyu dan diikuti oleh pria itu. Tak lama mereka sudah berada di atas motor dan karena ini sudah lewat jam kedua kelas mereka, Beomgyu pun memutuskan untuk membawa Yeji ke bukit.

"Gue gak mau ke bukit. Gue mau ke kosan lo aja...,"

Mendengar itu, Beomgyu langsung membelokkan motornya ke arah kosannya. Sebuah senyum tipis terukir diwajah tampannya mendengar Yeji inisiatif menentukan tempat yang akan mereka kunjungi. Terlebih itu adalah di kosannya, Beomgyu berpikir bahwa Yeji ingin tempat yang lebih privasi untuk mereka berdua. Sementara Yeji sepanjang jalan hanya bisa menahan sesak yang begitu besar didadanya. Dia merasa senang dengan confess yang Beomgyu lakukan tapi dilain sisi, dia merasa tidak tenang.

Setibanya di kosan yang sepi terlebih di siang hari jam kuliah seperti ini, Beomgyu langsung mengajak Yeji naik ke kamarnya. Gadis itu duduk di karpet sambil memainkan gelang yang dipakainya karena tidak ada yang bisa dia mainkan saat ini. Hp tertinggal, laptop Beomgyu juga ketinggalan di kelas. Beomgyu langsung menyusul Yeji duduk dihadapannya.

"Kamu denger apa dari orang, Ji?"tanya Beomgyu lembut.

"Lo gantungin cewek yang namanya Kazuha dan itu cewek nungguin lo selama sebulan ini,"jawab Yeji dengan helaan nafas berat tanda itu menjadi beban pikirannya. Beomgyu tersenyum lirih lalu mengeluarkan hp-nya.

"Kamu liat sendiri chat aku sama dia. Aku mutusin dia juga dari chat karena kalau ketemu yang ada drama dan aku makin susah lepas dari dia,"ucap Beomgyu sambil memberikan hp-nya pada Yeji.

"Kalau lo ngerasa susah lepas dari dia pas ketemuan mutusin dia, artinya lo masih punya rasa sayang ke dia dong?"tanya Yeji.

Beomgyu cuma mengusap rambutnya kasar. Sulit untuk menjelaskan betapa rumit hubungan dan perasaannya pada Kazuha. Memang yang bisa merasakan hanya dia seorang.

"Itu gak mudah soalnya. Aku 2 tahun lebih sama dia Ji, jarang banget berantem karena dia penurut, aku juga bukan tipe yang suka keributan. Tapi aku udah gak bisa sama dia lagi dan buat ngelepasin dia tanpa alasan bener-bener susah. Bahkan setelah putus pun dia masih menuntut penjelasan dari aku. Aku harus jelasin apa lagi? Memang kita ga punya masalah, cuma aku yang gak sayang lagi sama dia,"

HELIOTROPE [BEOMGYU YEJI]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora