Corrupted

69 9 12
                                    

Yeji perlahan membuka matanya setelah tertidur entah berapa jam lamanya. Mendapati wajah Beomgyu yang berada sangat dekat di depan matanya, membuat Yeji langsung tersadar dengan kondisi seperti apa mereka berdua saat ini. Pipinya memanas dan jantungnya kembali berdebar tak karuan. Tubuh Beomgyu yang belum dilapisi selembar kain masih mendekap tubuh polosnya dengan erat. Deru nafas hangat Beomgyu menyapu wajahnya membuat posisi intim mereka semakin mendebarkan. 

Dia sudah melakukannya dengan Beomgyu...

Lama menatap wajah tertidur Beomgyu dan tidak ingin membangunkannya karena belum siap dengan reaksi apa pun yang Beomgyu berikan setelah sadar mereka sudah bercinta, Yeji tidak bergerak sama sekali. Hingga akhirnya pria Choi itu pun terbangun namun hanya senyum lembut yang diberikan pada gadis Hwang.

"Malu ya?"goda Beomgyu saat melihat rona merah dipipi Yeji.

"Kamu profesional sekali ya! Bahkan bangun-bangun bisa setenang ini,"Yeji menepuk dada Beomgyu pelan. Beomgyu cuma tertawa lalu mengarahkan tangan Yeji ke dadanya tepatnya bagian jantungnya.

"Aku juga gak karuan Yeji. Aku ngerasa ini masih kayak mimpi,"ucapnya. Yeji bisa merasakan jantung Beomgyu yang berdetak sangat cepat seperti berlarian di dalam sana. 

"Tapi dulu kamu pasti gini juga kan pertama kali?"

"Kalau pertama kali iya, tapi lebih kayak amazed 'wah akhirnya gue begini juga' tapi kalau sekarang beda ya Sayang...aku bahagia banget sampai sampai jantung aku gak karuan,"

Yeji tersenyum lalu menyempilkan kepalanya diperpotongan leher Beomgyu.

"Kamu harus tanggung jawab ya udah bikin aku kayak gini. Aku gak akan nyerahin diri aku cuma-cuma,"Yeji mendongakkan wajahnya untuk menatap Beomgyu.

"I'm surrender, my lady,"

Terdengar cheesy. Tapi Beomgyu serius dengan ucapannya. Semua ucapannya pada Yeji. Keyakinan yang dia rasakan. Tidak ada keraguan. Semua berbeda dengan yang pernah dia alami dulu. Apa yang dia lakukan, apa yang dia ucapkan. Semua berbeda. Dulu dia begitu mudah mencintai dan dicintai, kali ini dia yakin namun dia juga percaya semua tidak akan mudah. Walau begitu dia sudah siap karena baru kali ini dia benar-benar yakin ketika menginginkan seseorang. 

Dulu selalu ada pilihan kedua, bahkan pilihan ketiga dan keempat. 

Tapi sekarang, hanya Yeji satu-satunya.

"Gyu...,"ucap Yeji sambil memainkan kalung silver yang dikenakan Beomgyu.

"Hmm?"

"Kita udah sedekat ini tapi aku belum tau apa-apa soal kamu...maaf kalau aku terkesan gak peduli pada awalnya. Tapi aku memang gak mau mudah membuka hati aku ke orang lain,"ucap Yeji.

"Iya aku paham, kamu mau tanya apa soal aku? Aku akan jawab apa pun itu,"

Mereka masih bergelung dibawah selimut, kulit menyentuh kulit namun rasa lelah karena pergulatan siang tadi membuat keduanya lebih nyaman seperti ini. Tidak ada nafsu dan birahi, hanya ada rasa nyaman yang lembut dan tidak ingin diakhiri.

"Asal kamu dari mana? Rumah kamu dimana? Berapa saudara? Orang tua kamu masih ada? Kalau iya, sekarang dimana? Kerja apa?"tanya Yeji beruntun.

"Aku dari Jaksel tapi orang tuaku keturunan Sunda juga. Cuma kakek nenek, oom tante semua udah lama di Jakarta. Aku punya satu abang namanya Bomin. Orang tua aku...,"Beomgyu lalu menatap netra Yeji, sebuah senyum lirih dan terlihat sendu tergurat diwajah tampannya.

"Papa aku udah meninggal sejak aku SMP. Mama aku di Jakarta sama abang. Bisa dibilang abang tulang punggung keluarga kami sejak dulu,"

Yeji terdiam. Mendadak dia merasa ikut sedih mendengarnya. Ternyata laki-laki yang kelihatan ceria dan optimis ini memiliki keluarga yang sudah tidak utuh lagi sama seperti dia. Bedanya, mami Yeji pergi dengan laki-laki lain sementara papa Beomgyu sudah meninggal.

HELIOTROPE [BEOMGYU YEJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang