Belahan Jiwa

50 9 7
                                    

"Ji lo yang tenang ya...,"ucap Karina hari itu. Yeji cuma menaikkan satu alisnya saat Karina mengatakan hal itu. Karina pun menelan salivanya, merasa sangat berat untuk mengucapkan apa yang harus dia sampaikan pada Yeji.

"Ada apa sih Rin?"tanya Yeji karena Karina tak kunjung menyelesaikan kalimatnya.

"Kembaran lo...,"

"Kenapa Kak Hyunjin?!"Yeji langsung memegang kedua bahu Karina. Wajahnya langsung panik.

"Dia masuk rumah sakit Ji,"

"Hah??? Kenapa? Rumah sakit mana?! Karina kenapa lo gak langsung bilang sama gue?!!"kedua mata Yeji langsung memanas. Karina menggigit bibir bawahnya. Dia sudah mencoba menghubungi Yeji tapi hp Yeji kan ketinggalan di Bandung. Sementara dia sendiri lupa bahwa dia sudah menyimpan no hp Beomgyu. 

"Rin jawab rumah sakit mana?!!"suara Yeji sudah parau. Mendengar sesuatu terjadi pada kakaknya, satu-satunya keluarga yang dia anggap, tentu saja mampu menaikkan emosi Yeji dengan kilat. Karina lalu membuka mulutnya, menyebut nama rumah sakit dimana Hyunjin dirawat. Tanpa babibu, Yeji langsung berlari ke bawah, berlari ke gerbang karena bus belum terlihat dan Yeji merasa sudah tidak ada waktu lagi. Karina mengejar Yeji namun Yeji yang memang larinya sangat cepat itu sudah tidak terkejar lagi. Karina langsung mengambil motornya namun dia langsung teringat untuk menghubungi Beomgyu. Seakan tidak bisa berpikir cepat, Karina bingung harus mengejar Yeji dulu atau menghubungi Beomgyu. Akhirnya gadis itu malah mengambil hp-nya.

Beomgyu disisi lain sedang berjalan ke kelasnya dari kantin bersama Yeonjun dan Taehyun. Melihat Karina meneleponnya pria itu langsung mengangkat telepon tersebut.

"Hah? Hyunjin kena tusuk?! Lo dimana?! Ya udah gue kesana sekarang, lo kuliah aja,"Beomgyu langsung memasukkan hp-nya ke kantong celana.

"Tolong absenin gue ya Jun, gue mau ke Bandung,"

"Hah ngapain lo?"tanya Yeonjun kaget. Sebenarnya mereka berdua sudah kaget mendengar kata 'tusuk' tadi.

"Kakaknya Yeji kena tusuk orang, Yeji udah kabur duluan gue harus susulin dia,"jawab Beomgyu sebelum lari ke parkiran.

Beomgyu langsung memacu motornya dengan cepat, berharap dia masih sempat menyusul Yeji dan Yeji belum menghilang dengan bus. Melihat jam saat ini, harusnya tidak ada bus sama sekali di pangdam tapi bisa jadi Yeji menyetop bus penumpang yang lain. Setelah menelusuri jalanan yang kemungkinan besar Yeji menyetop bus, Beomgyu sama sekali tidak menemukan gadis itu. Lari Yeji memang lebih cepat daripada yang dia bayangkan. Beomgyu mengerang sendiri mengingat Yeji tidak memiliki hp sama sekali. Dia pun langsung melajukan motornya ke Bandung, pasti tujuan Yeji adalah rumah sakit.

Sementara itu Yeji tadi ternyata naik bus ke leuwi panjang. Sepanjang perjalanan Yeji cuma bisa menangis membayangkan hal-hal buruk tentang kembarannya. Hyunjin memang semakin menjauh darinya sejak hidup mereka berubah tapi bagaimana pun hanya Hyunjin yang masih peduli padanya. Hanya Hyunjin yang tidak pernah melayangkan pukulan padanya. Hanya Hyunjin yang berlari ke depannya saat papinya mau menampar dia. Sejak dulu Hyunjin adalah pelindungnya, penyelamatnya, belahan jiwanya. Yeji tidak mau ditinggal Hyunjin sama sekali.

Mata gadis Hwang itu sudah sembab, hidungnya memerah. Dia langsung berlari menyusuri koridor rumah sakit setibanya di rumah sakit yang disebut Karina. Seperti orang bodoh, bahkan Yeji tidak bertanya pada Karina di ruangan mana Hyunjin tadi, Yeji langsung bertanya kepada bagian administrasi dan untungnya langsung ketemu. Airmata Yeji langsung mengalir lagi saat tau Hyunjin dirawat di ICU.

"Mohon maaf untuk saat ini pasien belum bisa dijenguk sampai ada instruksi dari dokter selanjutnya,"ucap perawat saat Yeji mau masuk ke dalam ruang ICU. Yeji langsung mundur, menyenderkan dirinya di dinding. Gadis Hwang itu menyapu rambutnya ke belakang sebelum menangkupkan wajahnya dengan kedua tangan, menangis. Hanya itu yang bisa dilakukannya selain berdoa.

HELIOTROPE [BEOMGYU YEJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang