The Past

59 9 7
                                    

"Gimana? Kamu senang gak disini?"tanya Beomgyu yang duduk di atas pagar teras, Yeji duduk di kursi depannya. Mereka sedang menikmati malam sambil minum teh hangat di luar. Rumah Beomgyu sangat tenang, Yeji sangat merasa nyaman.

"Love it,"jawab Yeji sambil tersenyum kecil.

"Apa?"Beomgyu agak menunduk, ingin mendengar lebih jelas.

"Love it...,"ulang gadis bersurai panjang itu.

"Love me, sayang?"Beomgyu menyengir lebar dan Yeji menghadiahkan cubitan kecil diperut Beomgyu.

"Aw sakit hahaha...,"

"Ssst jangan berisik nanti mama kamu bangun,"ucap Yeji panik.

"Gak akan kok lagian kamarnya di belakang sana,"tanggap Beomgyu. Yeji pun diam lalu senyum-senyum sendiri. Dia merasa bahagia saat ini.

"Kamu kenapa senyum-senyum kayak orang aneh?"goda Beomgyu.

"Ish, siapa yang aneh? Gak ada aku senyum-senyum,"

"Jangan bohong. Sinyal aku kuat banget kalau pacar aku senyum, soalnya manis banget,"

Wajah Yeji menghangat, sudah pasti memerah. Yeji masih membiasakan dirinya dengan title sebagai pacar Beomgyu. Sementara Beomgyu tidak pernah ragu mengatakan bahwa Yeji adalah pacarnya.

"Gak usah gombal Beomgyu,"Yeji pura-pura jutek. Dia sudah tidak kuat lagi menahan rayuan Beomgyu sejak tadi. Mana tampilan Beomgyu saat ini benar-benar aduhai, kaos hitam dan celana pendek warna putih. Rambutnya dikuncir sedikit. Kenapa menggemaskan sekali?

"Gombal ke pacar sendiri kan gak apa-apa. Kalau ke cewek lain nanti kamu marah,"

"Ish, coba aja,"ancam Yeji.

"Ya lagian itu gak mungkin cantik...astaga wajah kamu kalau ngambek kok bisa lucu?"Beomgyu mencubit kedua pipi Yeji. Yeji menatap Beomgyu dengan lekat. Pria di depannya ini sangat cantik namun perlakuannya benar-benar seperti seorang gentle man. Rasanya lebih cocok Yeji yang memanjakan Beomgyu daripada Beomgyu yang memanjakan Yeji. 

Yeji malah tersenyum melihat Beomgyu, membuat Beomgyu tertegun.

"Gyu, makasih ya udah bawa aku kesini. Aku senang ketemu keluarga kamu...,"ucap Yeji. Beomgyu lalu melepas cubitannya dipipi gadis itu dan berubah menangkup bingkai wajah Yeji.

"Kamu benar-benar senang?"tanya Beomgyu serius. Yeji mengangguk.

"Sudah lama aku gak ngerasain suasana keluarga seperti ini. Makan malam bersama dalam keadaan tentram...mengobrol dengan mama kamu, membantu kakak kamu cuci piring dan sebagainya. Aku senang...ini benar-benar terasa seperti keluarga,"

Beomgyu tersenyum lirih. Yeji mungkin sudah lama tidak merasakan suasana keluarga yang sesungguhnya lagi. Selama kuliah dia hanya pulang di akhir pekan atau ketika tidak kuliah. Hanya ada Hyunjin disana, namun Hyunjin juga banyak di luar rumah. Jika ada papinya, Yeji pun lebih memilih di kamar karena dia masih tidak nyaman berada terlalu lama dengan papinya. Yeji masih merasakan trauma.

"Mama sama Kak Bomin keluarga kamu mulai sekarang. Sekarang atau nanti kan sama saja? Kamu bakal jadi bagian keluarga ini juga. Kasih tau ya kalau kamu pengen balik kesini? Kita balik kesini kapan pun kamu mau,"Beomgyu mengecup dahi Yeji dalam-dalam. Yeji memejamkan matanya, merasakan hangat perasaan yang disalurkan Beomgyu padanya. Kecupan itu pun terlepas, mereka saling berpandangan cukup lama hingga akhirnya Beomgyu menunduk lagi untuk menemukan sudut yang pas. Bibirnya pun mengunci bibir tipis Yeji...lalu ia melumatnya dengan lembut.


***

Yeji tersentak dari tidurnya saat mendengar suara pecahan kaca di luar. Gadis bermata kucing itu langsung keluar untuk melihat apa yang terjadi karena ini masih pukul 2 pagi. Saat membuka pintu tepatnya di ruang makan, Yeji melihat mama Beomgyu dan Bomin yang sedang terduduk di lantai. Tak lama keluar Beomgyu dan Bibi Ahn yang bekerja di rumah itu.

HELIOTROPE [BEOMGYU YEJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang