⏳ 02 | Old dream

922 92 10
                                    

Sepulang dari cafe Sing mengajak Zayyan untuk beristirahat di dorm. Zayyan mengerutkan kening, bukankah Sing sudah tau bahwa agensi melarang membawa masuk orang asing ke dalam dorm, mereka tidak mungkin memberikan izin pada sembarang orang untuk memasuki kawasan dorm sekalipun itu kenalannya.

Barangkali Sing lupa, Zayyan menjelaskan peraturan itu sekali lagi. Dia menerangkan bahwa agensinya tidak menerima tamu selain trainer untuk masuk ke dalam dorm, jika memang ingin berkunjung maka batasannya hanyalah di Company. Itupun diberikan batas waktu tertentu.

Sing sudah tau soal itu, dia mengingat semua peraturan itu dengan jelas. Namun, dia hanya diam mendengarkan penjelasan Zayyan. Bukan karena tertarik tetapi karena ekspresi Zayyan yang tengah berbicara panjang lebar itu terlihat sangat lucu dimata Sing.

Zayyan dengan kedua kelopak mata cerahnya yang cukup besar dilengkapi dengan bulu mata lentik yang terlihat jelas ketika mengerjap dan juga gerak bibirnya saat terbuka selalu mampu menarik perhatian Sing.

Kiyowo, entah sudah berapa kali Sing membatin kata itu dalam hati. Sing heran dengan sahabatnya satu ini, mengapa seiring bertambahnya umur bukannya semakin dewasa, pemuda 24 tahun itu malah terlihat semakin imut.

Zayyan menautkan kedua alisnya. Dia sudah selesai bicara sejak tadi tapi kenapa Sing masih menatapnya?

"Sing kau mendengarkanku kan?" Tanya Zayyan membuyarkan lamunan Sing.

Pemuda manis itu tersenyum lega ketika Sing menganggukkan kepalanya.

Tadinya Zayyan mengira Sing tidak mendengarkannya, dia sudah menjelaskan sampai mulutnya berbusa. Tidak lucu sekali kalau ucapannya tidak di dengarkan, untungnya Sing mendengarkan.

Sing menahan tawanya melihat reaksi lega Zayyan. Baguslah Sing mengaku mendengarkan, jika saja dia berkata jujur sudah pasti dia akan mendapat omelan dari pemuda mungil itu.

"Kita pesan hotel saja, aku akan menemanimu malam ini," saran Zayyan.

Di dekat tempat mereka berdiri sekarang memang terdapat banyak hotel jadi mereka tak perlu repot memikirkan akan menginap dimana.

"Untuk apa?" Sing balik bertanya.

Zayyan menaikan satu alisnya. "Kok untuk apa, memang kau tidak mau istirahat?"

Sing tampak berpikir sejenak kemudian tertawa renyah. Astaga! Bagaimana dia bisa lupa, mereka sudah berbincang panjang lebar sejak tadi tapi dia malah lupa mengatakan informasi terpentingnya.

"Kenapa malah ketawa?" Tanya Zayyan heran.

Tak menjawab pertanyaan Zayyan, Sing justru menarik tangan Zayyan menjauhi hotel.

"Aku melupakan sesuatu, akan kutunjukan padamu."

Tidak butuh waktu lama kini mereka telah sampai di depan sebuah gedung berlantai 3 yang Zayyan ketahui merupakan sebuah anak perusahaan yang beroperasi dibawah naungan OCJ Entertainment atau tidak lain adalah tempatnya menjalani training saat ini.

Sing mengandeng Zayyan memasuki tempat itu, tiba di sana mereka langsung disambut oleh seorang manager. Zayyan menatap heran kedua orang dihadapannya, mengapa Sing bisa begitu akrab dengan managernya padahal seingat Zayyan dia tidak pernah mengenalkan mereka sebelumnya.

"Syukurlah kalian sudah saling mengenal, dengan begini akan lebih mudah bagi Sing untuk beradaptasi," ucap manager itu senang.

Zayyan bingung. Manager mengalihkan pandangannya pada Sing yang mengeleng singkat. Wanita bersurai cokelat itu mengerti, dia pun menunjukkan selembar kertas kepada Zayyan, terdapat tanda tangan Sing di dalamnya.

Zayyan meraih kertas itu, membacanya dengan teliti. Sedetik kemudian netranya dibuat membulat sempurna oleh kalimat terakhir di dalam kertas.

"Mulai sekarang Sing telah resmi menjadi trainee disini jadi tolong kau bantu dia ya."

Memories [ Zalesing ]On viuen les histories. Descobreix ara