Special chapter : Sing's day🐰🎉

570 71 6
                                    

Secercah cahaya melesak masuk melalui celah-celah kain maroon yang menutupi jendela. Sinarnya menembus ke dalam ruangan nan sunyi ketika sang penghuni masih menyusuri alam mimpi. Bermula dari cahaya kecil yang menyelinap masuk kini silau terang pun menghujam saat tirai itu terbuka dengan sempurna, mempersilahkan mentari mengirimkan sinar hangatnya kedalam ruangan di balik jendela.

Kaca itu di buka oleh salah seorang penghuni kamar. Tampak pemuda manis melongokan kepalanya keluar, netra cerah memancar bagaikan bintang di siang hari. Senyum semanis madu terpahat indah di wajah cemerlang sang empu.

Angin pagi menyapu lembut permukaan kulit. Pemuda manis beriris tara itu memejamkan matanya seraya menghirup udara segar yang semilir di luar sana. Suasana dingin dan sisa-sisa air hujan semalam masih terasa begitu kuat, tanah basah di bawah rumbaian pohon juga ikut menambah kesan damai pada pagi yang cerah ini.

Puas menikmati hembusan angin yang menerpa wajah, pemuda manis itu akhirnya menyudahi aktivitasnya lalu berbalik menjauh dari dekat jendela. Menghampiri pemuda lain yang masih nyaman bercengkrama dengan bantal gulingnya. Cahaya sudah sepenuhnya menginvasi seluruh penjuru ruangan, hembusan angin juga cukup terasa sampai ke dalam tetapi pemuda itu terlihat tidak terganggu sama sekali.

Zayyan mendudukan dirinya disisi ranjang. Tepat didepan pemuda yang tertidur menyerong kearah yang sama. Jemari lentiknya bergerak menyisir surai pemuda yang masih terlelap. Mengusap kelopak mata yang masih terpejam itu dengan ibu jarinya.

"Ayo bangun Sing, ini sudah pagi."

Tidak ada sahutan, suara halus Zayyan tentu saja mengusik tidurnya pemuda tampan yang dipanggil Sing. Tetapi, hanya dengan satu kalimat itu tidak akan cukup untuk membuatnya membuka mata. Zayyan tidak heran, dirinya sudah terbiasa dengan respon yang dia terima sekarang karena membangunkan sahabatnya satu ini sudah menjadi rutinitasnya setiap hari.

Zayyan menekan salah satu pahatan sempurna dari wajah tampan Sing. Menarik hidung mancung itu hingga akhirnya berhasil membuat sang empu membuka matanya. Zayyan tersenyum cerah, menampilkan gigi putihnya yang berderet rapi.

"Bangun bayi besar, kau harus mandi."

Sing mengerjap, berusaha menyesuaikan rentetan cahaya yang mulai menyerang mata. Membuka kelopak itu perlahan dengan perasaan berat yang mengikuti. Rasanya tak rela untuk bangun sekarang, dirinya masih merasakan kantuk meski sudah melebarkan matanya.

"Selamat pagi," sapa Zayyan menyambut pagi cerah Sing. Si surai pirang tersenyum menyaksikan siapa yang tengah menyambutnya.

"Selamat pagi..." Balas pemuda itu.

Sing beranjak bangun. Mendudukkan dirinya diatas ranjang, rambutnya acak-acakan khas orang bangun tidur pada umumnya tetapi, sama sekali tidak memudarkan ketampanan rupanya. Kata orang, orang tampan akan tetap tampan bagaimana pun kondisi nya. Sepertinya kalimat itu berlaku juga untuk Sing.

"Mandi sana," suruh Zayyan menepuk pelan pipi Sing.

Sing mengangguk. Zayyan terkekeh menyaksikan Sing bergeming diposisinya dengan mata kembali terpejam.

"Ututu bayiku mengantuk ya."

Zayyan mengusak pelan surai yang lebih muda. "Mandi sayang..."

"Sini kubantu berdiri." Pemuda manis itu berdiri. Terpaksa Sing pun membuka matanya lagi, beranjak menuruni ranjang kemudian menggapai tangan lentik yang terulur diudara.



••••



Kecupan singkat mendarat mulus di pipi kiri Zayyan. Sing meraih pinggang ramping si manis kesayangannya. Manjatuhkan dagunya pada bahu pemuda yang lebih tua. Iris sedalam samudera itu dengan cermat memperhatikan setiap pergerakan tangan cantik sabahat manisnya.

Memories [ Zalesing ]Where stories live. Discover now